Home / Pendekar / Bara Dendam di Perbatasan / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Bara Dendam di Perbatasan: Chapter 111 - Chapter 120

192 Chapters

Bab 111

BASMA tak kuasa mengelak. Telapak kaki Seta mendarat dengan telak di wajahnya. Tak hanya sekali, tapi dua kali bolak-balik. Membuat pipinya serasa dihantam batangan besi besar.Prajurit pengawal kediaman Balanatha itu merasakan kepalanya pusing. Sepasang matanya berkunang-kunang. Kakinya tersurut mundur beberapa langkah.Sementara itu tombak terlepas dari pegangan tangan Basma. Sebelum senjata panjang itu tergeletak di tanah, Seta sudah lebih dulu melenting dan sekali lagi melepas tendangan. Kali ini ke dada Basma.“Hiaaaaat!”Des! Des!Yang ditendang tak kuasa mengelak. Tendangan Seta mendarat telak. Membuat Basma keluarkan suara mengeluh tertahan. Lalu tubuhnya terbadai jauh ke belakang. Untuk kemudian terempas dengan keras ke tanah.Basma adalah pemimpin para prajurit pengawal kediaman Balanatha. Maka, melihat pemimpin mereka dapat dipukul hanya dalam waktu kurang dari tiga jur
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

Bab 112

SAMPAI di sana keheranan Seta bertambah lagi. Kali ini Balanatha menyebut ayahnya pula. Ada apa ini sebenarnya? Ada sengketa apa di antara mereka bertiga: ayah-ibunya dan Balanatha?Sang prajurit benar-benar dibuat bingung setengah mati!Setelah menimbang-nimbang beberapa saat, Seta akhirnya memutuskan untuk tidak terbawa dalam kebingungan. Apa pun urusan antara ibunya dan Balanatha, biarlah itu menjadi urusan mereka berdua. Atau bahkan bertiga dengan ayahnya.Yang jelas, sang prajurit datang dengan membawa urusannya sendiri. Yakni membalas perbuatan keji yang dilakukan Balanatha terhadap anak dan isterinya. Terlepas apa yang menjadi latar belakang tindakan tersebut.Maka, dengan langkah gagah Seta melangkah maju selangkah. Tatapan matanya tertuju tepat-tepat pada manik mata Balanatha. Sebuah tatapan mata membara karena dipenuhi hawa amarah."Dengar, Balanatha. Apa pun yang menjadi silang sengketa antar
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

Bab 113

WIRAKAPI keluarkan satu lolongan keras mengangkasa. Wajahnya tampak mengernyit menahan sakit. Kedua tangannya sontak memegangi dada yang seketika mengucurkan darah segar.Pedang Seta menancap dalam di dada lelaki berbulu lebat tersebut. Mata pedang nan tajam menembus jantung. Terus melesak hingga keluar di bagian punggung.Untuk beberapa saat Wirakapi keluarkan suara meracau. Kedua tangannya bergerak hendak mencabut pedang. Meski ia sendiri tahu hal tersebut sudah tak berarti apa-apa lagi.“Selamat jalan, kunyuk sialan!” seru Seta seraya mencabut pedangnya dari dada lawan.Terdengar suara keluhan tertahan. Wajah Wirakapi berubah, tapi segera berubah pucat pasi begitu pedang tercabut dari tubuhnya.Lelaki berbulu lebat itu lantas jatuh terjengkang ke belakang. Begitu punggungnya mencium tanah, saat itu pula tubuh Wirakapi tak bergerak-gerak lagi.“Setan alas! Kau membunuh saudaraku!” jerit satu suara dengan marah.Seta palingkan kepalanya ke arah asal suara. Rupanya yang berteriak Jayak
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

Bab 114

JANTUNG Seta seketika berdesir. Dari sini saja ia tahu jika Balanatha memiliki kemampuan tenaga dalam tinggi. Bahkan mungkin beberapa tingkat lebih tinggi dari kemampuan yang ia miliki.Karena itu sang prajurit tidak boleh sering-sering beradu tenaga dalam dengan Balanatha. Jika tidak, lambat laun luka dalam yang ia derita bakal semakin parah sehingga membahayakan nyawanya.“Aku harus mencari akal,” ujar Seta di dalam hati.Di kejauhan, Balanatha tanpa berdiri tenang-tenang. Seolah-olah tak terjadi apa-apa. Beradunya pukulan tadi juga seperti tidak menimbulkan akibat sedikit pun pada lelaki tersebut.Melihat Seta berdiri terbungkuk sembari pegangi dada, tawa Balanatha pecah.“Ah, ah, Seta. Boro-boro membalaskan dendam. Bisa-bisa malah kau yang ikut berkalang tanah di sini,” ujar lelaki tersebut mengejek.Yang diejek menanggapi dengan perdengarkan suara menggeram marah. Setelah mengepalkan tangannya kencang-kencang, tubuh Seta kembali melesat ke depan.“Hiaaaattt!”Sing! Sing!Pedang di
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

Bab 115

Angin laut bertiup sepoi-sepoi di Teluk Lawa. Di kejauhan, ombak tenang bergulung, menyapu pasir putih yang berkilauan diterpa cahaya matahari pagi.Seorang pemuda berpakaian serba hitam duduk bersila di atas sebuah batu besar. Matanya terpejam, tetapi pikirannya tak tenang. Pemuda itu tak lain Seta.Di sebelah Seta, Ki Sajiwa duduk dengan posisi yang sama. Wajahnya penuh ketenangan, walau sinar matanya tajam menembus cakrawala.Setelah saling diam selama beberapa saat, Ki Sajiwa menarik napas dalam-dalam, kemudian membuka percakapan dengan suara penuh wibawa."Seta, apakah kau sudah mendengar kabar yang beredar di kalangan rakyat mengenai gonjang-ganjing takhta di Panjalu?"Seta membuka matanya perlahan, menatap gurunya. Sebagai prajurit Kerajaan Jenggala, sekalipun belakangan lebih mirip seorang pendekar muda yang lebih sering berkelana daripada berkecimpung dalam kalangan istana, ia telah mendengar kasak-kusuk mengenai hal tersebut."Sedikit, Guru. Hanya selentingan dari mulut ke m
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 116

Tak menunggu lama, keesokan paginya Seta telah meninggalkan Teluk Lawa. Prajurit muda itu memacu kudanya dengan penuh kehati-hatian di tengah jalan setapak yang menghubungkan teluk dengan Kotaraja Jenggala.Hutan di kanan kiri jalan tampak lebat, dengan pohon-pohon tinggi menjulang meneduhkan jalur yang dilaluinya. Hawa sejuk menyusup perlahan, tetapi Seta merasakan udara hari ini menyimpan tanda-tanda bahaya yang tak terlihat.Seta meningkatkan kewaspadaan. Baginya, perjalanan menuju Kotaraja ini adalah amanah penting. Di pelana samping kudanya, terselip sebuah surat rahasia yang dibungkus rapi dalam kain beludru merah tua.Surat itu dititipkan oleh gurunya, Ki Sajiwa, untuk disampaikan kepada Ki Baswara di Kotaraja. Tak banyak yang Seta ketahui tentang isi surat itu, selain bahwa isinya amat penting dan terkait dengan situasi genting di dalam istana, terutama mengenai perkembangan di Panjalu yang mungkin akan menggoyahkan kekuasaan Prabu Kamesywara.Saa
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

Bab 117

Seta berusaha menjaga keseimbangan di tengah medan pertempuran yang semakin sempit. Parang-parang musuh berkelebat cepat di hadapannya, satu demi satu mencoba menebas dan melukai.Meski sempat mengimbangi serangan-serangan lawan, tubuh Seta mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Tangan kirinya mulai terasa kebas akibat benturan demi benturan yang harus ditahannya dengan pedangnya, sementara napasnya semakin berat dan terengah.Gerakan para lawannya begitu teratur dan rapi, seolah-olah mereka telah berlatih bertahun-tahun untuk menghadapi segala macam serangan. Setiap langkah yang diambil Seta disambut dengan serangan berbahaya. Meski pemuda itu berusaha mencari celah, tak satu pun peluang yang bisa ia manfaatkan untuk melarikan diri atau membalas serangan dengan tepat dan jitu.Tiba-tiba, seorang dari penyerang bercadar itu menyelinap dari belakang. Seta mencoba berbalik untuk menangkis, tetapi serangan itu terlalu cepat. Ujung parang penyerang itu berhasil me
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

Bab 118

Para penyerang bercadar itu berdiri menatap sosok asing yang tiba-tiba datang dan mengacau. Wajah di balik cadar mereka tampak bingung dan marah sekaligus.Sosok asing itu berdiri tegak dengan kedua tangan kosong, tetapi auranya yang dingin dan pandangan tajamnya menyiratkan bahwa ia bukanlah orang sembarangan.“Siapa kau sebenarnya?” salah seorang penyerang berseru dengan nada penuh kemarahan. “Jangan mencampuri urusan kami atau kau akan menerima akibatnya!”Sosok asing itu hanya diam, matanya memandang tajam ke arah mereka tanpa sedikitpun menunjukkan rasa takut. Ia menurunkan lengan yang semula terangkat, kemudian menggeleng perlahan.“Pergi dari sini sekarang dan aku tidak akan membuat kalian terluka lebih jauh,” ujarnya dengan suara tenang namun penuh ketegasan. Kalimat itu keluar bukan sebagai permohonan, melainkan perintah yang tak dapat ditawar.Penyerang-penyerang itu terdiam, saling pandang dalam keragu
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Bab 119

Kotaraja membentang luas di hadapan Seta, megah dan penuh hiruk pikuk kehidupan, tetapi baginya tampak berayun-ayun kabur. Langkah-langkahnya terasa semakin berat, dan setiap jengkal tubuhnya seolah berteriak menahan sakit.Luka-luka di tubuh Seta masih basah dan berdarah, sementara napasnya tersengal-sengal. Mencari Ki Baswara di tengah keramaian ini seperti mencari setitik bintang di langit yang berkabut. Terlebih ia tak tahu di mana kediaman ahli perbintangan kerajaan itu.Dalam keadaan yang semakin lemah serta diliputi kebingungan, ingatan Seta tertuju pada satu nama—Prabangkara. Sosok yang telah membantunya dalam upaya membalaskan dendam pada Balanatha dan komplotan.Seta yakin Prabangkara dapat membantu atau setidak-tidaknya memberi petunjuk tentang kediaman Ki Baswara. Maka ia memaksakan tubuhnya yang terluka untuk terus melangkah, berjalan tertatih melewati lorong-lorong sempit di antara deretan rumah-rumah di pinggiran Kotaraja."Prabangkar
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Bab 120

Malam di Kotaraja begitu sunyi. Cahaya bulan samar-samar menyusup dari balik jendela kamar, menyinari wajah Seta yang tertidur lelap.Luka-luka di tubuh pemuda itu membuat setiap gerakannya terasa sakit, dan ia membutuhkan waktu untuk memulihkan diri. Namun, dalam kedalaman malam yang seharusnya tenang, telinga Seta tiba-tiba menangkap suara yang asing.Langkah kaki. Suara berderit dari atap rumah.Seta membuka mata dan memasang telinga dengan waspada, merasakan hawa tak biasa di sekitar rumah Prabangkara. Suara langkah kaki di atas atap bergerak perlahan namun tegas, membuat udara di sekitarnya terasa semakin tegang."Siapa itu? Mengapa mereka berjalan di atas ata?" batin Seta dengan kewaspadaan yang seketika meningkat.Di tengah-tengah keadaan fisiknya yang masih terluka, Seta memaksa diri untuk bangkit. Meski sakit menusuk seluruh tubuhnya, ia menyingkirkan selimut dan berusaha berdiri, memasang sikap siaga dengan kedua tangannya terangkat.
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
20
DMCA.com Protection Status