Share

Bab 114

JANTUNG Seta seketika berdesir. Dari sini saja ia tahu jika Balanatha memiliki kemampuan tenaga dalam tinggi. Bahkan mungkin beberapa tingkat lebih tinggi dari kemampuan yang ia miliki.

Karena itu sang prajurit tidak boleh sering-sering beradu tenaga dalam dengan Balanatha. Jika tidak, lambat laun luka dalam yang ia derita bakal semakin parah sehingga membahayakan nyawanya.

“Aku harus mencari akal,” ujar Seta di dalam hati.

Di kejauhan, Balanatha tanpa berdiri tenang-tenang. Seolah-olah tak terjadi apa-apa. Beradunya pukulan tadi juga seperti tidak menimbulkan akibat sedikit pun pada lelaki tersebut.

Melihat Seta berdiri terbungkuk sembari pegangi dada, tawa Balanatha pecah.

“Ah, ah, Seta. Boro-boro membalaskan dendam. Bisa-bisa malah kau yang ikut berkalang tanah di sini,” ujar lelaki tersebut mengejek.

Yang diejek menanggapi dengan perdengarkan suara menggeram marah. Setelah mengepalkan tangannya kencang-kencang, tubuh Seta kembali melesat ke depan.

“Hiaaaattt!”

Sing! Sing!

Pedang di
Kebo Rawis

Terima kasih buat semua yang telah membaca sampai di sini. Kisah ini sebetulnya sudah selesai, tetapi jika memang masih ada yang berminat melanjutkan membaca bakal saya lanjutkan terus petualangan Seta. Masih ada banyak hal yang bakal dilakukan sang prajurit Jenggala. Saya tunggu tanggapannya di kolom komentar, ya.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status