Share

Bab 120

Malam di Kotaraja begitu sunyi. Cahaya bulan samar-samar menyusup dari balik jendela kamar, menyinari wajah Seta yang tertidur lelap.

Luka-luka di tubuh pemuda itu membuat setiap gerakannya terasa sakit, dan ia membutuhkan waktu untuk memulihkan diri. Namun, dalam kedalaman malam yang seharusnya tenang, telinga Seta tiba-tiba menangkap suara yang asing.

Langkah kaki. Suara berderit dari atap rumah.

Seta membuka mata dan memasang telinga dengan waspada, merasakan hawa tak biasa di sekitar rumah Prabangkara. Suara langkah kaki di atas atap bergerak perlahan namun tegas, membuat udara di sekitarnya terasa semakin tegang.

"Siapa itu? Mengapa mereka berjalan di atas ata?" batin Seta dengan kewaspadaan yang seketika meningkat.

Di tengah-tengah keadaan fisiknya yang masih terluka, Seta memaksa diri untuk bangkit. Meski sakit menusuk seluruh tubuhnya, ia menyingkirkan selimut dan berusaha berdiri, memasang sikap siaga dengan kedua tangannya terangkat.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status