Share

Bab 113

WIRAKAPI keluarkan satu lolongan keras mengangkasa. Wajahnya tampak mengernyit menahan sakit. Kedua tangannya sontak memegangi dada yang seketika mengucurkan darah segar.

Pedang Seta menancap dalam di dada lelaki berbulu lebat tersebut. Mata pedang nan tajam menembus jantung. Terus melesak hingga keluar di bagian punggung.

Untuk beberapa saat Wirakapi keluarkan suara meracau. Kedua tangannya bergerak hendak mencabut pedang. Meski ia sendiri tahu hal tersebut sudah tak berarti apa-apa lagi.

“Selamat jalan, kunyuk sialan!” seru Seta seraya mencabut pedangnya dari dada lawan.

Terdengar suara keluhan tertahan. Wajah Wirakapi berubah, tapi segera berubah pucat pasi begitu pedang tercabut dari tubuhnya.

Lelaki berbulu lebat itu lantas jatuh terjengkang ke belakang. Begitu punggungnya mencium tanah, saat itu pula tubuh Wirakapi tak bergerak-gerak lagi.

“Setan alas! Kau membunuh saudaraku!” jerit satu suara dengan marah.

Seta palingkan kepalanya ke arah asal suara. Rupanya yang berteriak Jayak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status