Entah kenapa, Diana mulai membosankan. Melegalkan pernikahan dengannya, justru rasa hambar yang aku dapatkan.Nikmatnya bersama Mamanya Meisya ini, hanya saat dia menjadi selingkuhanku dulu. Debaran di dada saat menunggu kesempatan bertemu, dan memutar otak supaya tidak diketahui Aida. Itu sungguh seperti petualangan yang sebenarnya. Aku bisa menuju puncak dengan sensasi yang berbeda.Pernah dulu, saat awal-awal hubungan terlarang dimulai. Saat itu dia masih bantu-bantu di rumah. Rabaan sembunyi-sembunyi, atau menarik tangannya ke gudang untuk sekadar membayar rasa penasaran. Tidak peduli dengan debu dan udara pengap. Hasrat sudah menguasai dalam waktu dan kesempatan yang sempit. Bagaimana tidak, kami harus kucing-kucingan dengan Aida dan Bik Yanti.Aku tidak salah. Kucing mana yang tidak mengeong kalau mengendus bau ikan asin. Di setiap kesempatan, aku disuguhkan belahan dada, paha yang tersingkap, dan pantat bulat penuh. Entah saat gadis berkulit putih itu mengepel, mengelap meja, a
Read more