Share

Bab 83.  Sambutan

Ini bukan acara makan malam, melainkan pesta besar-besaran. Masih dalam antrian mobil masuk ke areal, jejeran mobil-mobil keluaran luar negeri berjejer seperti menunjukkan status sosial penumpangnya. Mata ini mendapati beberapa mobil dengan plat nomor pegawai pemerintahan.

“Iya, itu mobil Pak Wali Kota. Beliau teman baik Kakek,” ucap lelaki di sampingku.

Aku sering berinterksi dengan para pengusaha, tetapi tidak banyak yang mau berbagi waktu dengan orang pemerintahan. Keberhasilan usahanya justru diminimalkan didengar orang-orang itu untuk menghincari cecaran kewajiban bulanan. Itu katanya.

“Apa bajuku ini pantas?” tanyaku mulai ragu.

Perlu rasa percaya diri untuk bergabung dengan mereka. Memang secara pendapat kasar, “Sama-sama makan nasi, kenapa musti takut? Toh derajat di mata yang di Atas sama.”

Ini bukan karena takut atau berani, tetapi apakah aku bisa membawa diri dan pantas mendampingi lelaki di sampingku ini? Aku punya tanggung jawab untuk tidak mempermalukan dia.

“Ai. Ka
Astika Buana

Maaf sekali, sudah lama libur. Setelah merawat anak-anak, justru virus pindah ke saya. Jadinya TEPAR dan dikompliti dengan migrain dan darah rendah yang kambuh bersamaan. . Maaf, ya. . Alhamdulillah, sekarang sudah baikan. Terima kasih sudah sabar menanti.

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Astika Buana
Inggih, Kak. Matur suwun.
goodnovel comment avatar
Astika Buana
terima kasih, Kak Samia
goodnovel comment avatar
Mis Samia
moga cepat sembuh ya thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status