“Kalian sudah menyiapkan semua untuk perpindahan ke Bandung?” Elang menatap Dean dan Agni bergantian.“Sudah,” jawab Dean.“Om, Bang, orangnya Daeva kenapa gak kita habisin aja trus kita tinggalkan petunjuk seolah yang melakukan itu adalah orang-orang Morana? Jadi mereka bakal sibuk ribut sendiri. Seru kan tuh?” Agni menggelontorkan usulan pada Dean dan Elang.Kedua pria tampan itu serta merta menatap Agni dengan pandangan rumit.“What? Ide gue bagus, kan?”Dean mengurut pangkal hidung, sementara Elang mengusap tengkuknya.“Apaan sih? Kenapa emang usulan gue itu?”“Ya, bagus,” ucap Dean. “Kalau kita dalam kondisi perang, mungkin itu akan kita lakukan. Apabila tidak ada jalan lain.”“Kita tidak perlu sampai menghilangkan nyawa orang, Agni. Kita pakai jalan yang masih bisa dilalui dengan tanpa menimbulkan korban jiwa.”“Kalian rese ah. Mereka juga kagak ada kata ampun buat ngabisin nyawa orang, kan?” protes Agni.“Ya kita bukan mereka, Agni,” sela Dean cepat.“Selama orang itu masih ada
Read more