Share

BAB 203

Penulis: Bintang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Elang menghela napas panjang. Ia meletakkan ponselnya ke atas nakas di samping ranjang besar kamarnya di Dramaga.

Hari ini ia memang pergi ke Bogor untuk menyelesaikan urusan kepindahan Aliya, dan tentu saja, menemui Dean dan Agni.

Aliya tidak ikut dengannya dan memilih tinggal di rumah orangtuanya untuk melepas rindu. Tentu saja Elang mengizinkannya.

Setelah ia melakukan pelapisan yang cukup untuk Aliya, ia pun meninggalkan Bandung menuju Bogor tadi pagi.

Urusan dengan Dean dan Agni telah dianggapnya clear. Seperti yang ia perkirakan dan harapkan, Dean dan Agni menyatakan akan ikut pindah dan tinggal di Bandung.

Elang tahu, mereka berdua akan mengesampingkan semua rasa sakit hati mereka, demi melindungi Aliya.

Urusan mereka dengan kaum Jure, belum lah selesai. Elang tidak ingin tinggi hati berpikir bahwa ia akan bisa sendiri saja menyelesaikan urusan itu.

Bagaimanapun, pengetahuannya tentang kaum Jure, sangat jauh diban

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 204

    Elang menghela napas panjang kembali. Kini ia merebahkan dirinya ke atas tumpukan bantal. Ia melihat sekilas jam yang melingkar di tangannya.Ridwan masih di luar mengurus beberapa hal yang ia minta tadi. Sementara Rosaline, ibu kandung Elang, masih berada di rumah yang berada di Jakarta. Hingga Elang hanya sendiri dalam rumah ini, selain para pelayan yang ada.Tangan kanan Elang mengusap wajahnya. Ia merindukan Aliya. Rasa rindu pada istrinya menjalar cepat ke seluruh pikirannya kini.“Aliya…” bisiknya sebelum akhirnya kedua kelopak matanya menutup. * * *Ruang hampa yang hitam pekat di sekeliling.Elang berdiri menanti di sana. Hingga tak lama, muncul dengan perlahan sosok wanita yang sangat ia cintai itu di hadapannya.Aliya mengenakan dress panjang dengan cardigan biru muda yang melilit tubuh indahnya, memamerkan semua lekuk tubuhnya dan menyerahkan sisanya pada imajinasi mata yang memandang.

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 205

    KRAAAKKK Lubang itu melebar dan keramik di sekitarnya retak lalu turut tersedot ke dalamnya. “Brengsek! Ada yang nyerang kita!” Agni bergegas bangun setelah Dean lebih dulu bangun. Dean berlari keluar diikuti Agni. Mereka berhenti tepat setelah keluar dari pintu dan mendapati tiga orang menghadang mereka. Dengan sigap Dean setengah melompat lalu melepaskan pukulan energi hingga mendorong ketiganya mundur. Agni pun bergerak cepat, ia melompat menerjang satu pria yang berposisi paling kiri. DHUAAR DHUUUARR Pukulan demi pukulan saling menghantam. Dean bergerak cepat mengendalikan tanah untuk menyerang dan juga menahan serangan. Pukulan kosong namun berisi energi dilepaskan untuk memukul ketiga orang itu kian mundur. Pada akhirnya Agni hanya menyaksikan dari tepi, karena Dean mengatasi ketiga penyusup dan penyerang itu secara ketat. Dean telah mendorong mereka bertiga hingga ke kebun yang cukup luas di seberang rumah sewaan Dean, sehingga membuat Dean leluasa bergerak tanpa khaw

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 206

    Di suatu tempat, jauh dari keramaian. Satu bangunan bekas tempat penggilingan padi yang telah lama terbengkalai. Elang melangkah masuk dan menghampiri pemuda yang tengah berdiri menatap garang seorang lelaki yang tersungkur dan menunduk. Elang mendekati pemuda itu lalu menepuk bahunya. “What have you got?” (Apa yang sudah kau dapat?) Pemuda itu, Agni, menggeleng-gelengkan kepalanya. “Nothing. Buset keras kepala banget ni orang. Dah babak belur kaya gini, tetep kagak buka mulut, Bang.” Elang melempar pandangannya pada pria itu. Kondisinya benar-benar memprihatinkan. Wajahnya sudah seperti tak jelas lagi, dengan tonjolan bengkak di sana sini. Bibirnya pecah dengan darah menjejak di salah satu sudutnya. Tarikan dan hembusan napas panjang terdengar dari Elang. Ia lalu melangkah mendekati pria itu, lalu berjongkok. “Apa Anda benar-benar tidak mau membuatnya mudah?” tanya Elang pada pria itu tanpa ekspresi. Pria itu bergeming. Tak sedikitpun ia tampak tertarik untuk menanggapi kalima

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 207

    “Kalian sudah menyiapkan semua untuk perpindahan ke Bandung?” Elang menatap Dean dan Agni bergantian.“Sudah,” jawab Dean.“Om, Bang, orangnya Daeva kenapa gak kita habisin aja trus kita tinggalkan petunjuk seolah yang melakukan itu adalah orang-orang Morana? Jadi mereka bakal sibuk ribut sendiri. Seru kan tuh?” Agni menggelontorkan usulan pada Dean dan Elang.Kedua pria tampan itu serta merta menatap Agni dengan pandangan rumit.“What? Ide gue bagus, kan?”Dean mengurut pangkal hidung, sementara Elang mengusap tengkuknya.“Apaan sih? Kenapa emang usulan gue itu?”“Ya, bagus,” ucap Dean. “Kalau kita dalam kondisi perang, mungkin itu akan kita lakukan. Apabila tidak ada jalan lain.”“Kita tidak perlu sampai menghilangkan nyawa orang, Agni. Kita pakai jalan yang masih bisa dilalui dengan tanpa menimbulkan korban jiwa.”“Kalian rese ah. Mereka juga kagak ada kata ampun buat ngabisin nyawa orang, kan?” protes Agni.“Ya kita bukan mereka, Agni,” sela Dean cepat.“Selama orang itu masih ada

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 208

    Sosok jangkung dengan tubuh atletis terlihat berdiri di teras rumah, ketika Aliya membuka pintu rumahnya lebar-lebar.Tingginya yang mencapai 187 sentimeter tampak sempurna dengan balutan setelan jas single breastedhitam dan dipadu kemeja linen putih yang menonjolkan dada bidang pemiliknya.Aliya mengerjapkan mata. Mengagumi sosok pria gagah dan tampan yang berdiri di hadapannya itu.Tiada bosannya ia mengagumi Elang, karena memang ia seolah tak menemukan setitik cela ataupun kejenuhan setiap kali memandang wajah pria yang telah menjadi suaminya itu.“Maaf aku baru pulang, Liebling.”Aliya meraih tangan Elang dan mencium punggung tangan suaminya. Elang lalu mengecup kening Aliya sebagai balasan dan menggenggam tangan sang istri untuk di bawa masuk ke dalam rumah.“Dari Bogor kau langsung urus kerjaan dulu?” tanya Aliya sambil menoleh ke samping.Elang menghentikan langkah lalu tangan kirinya menu

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 209

    “Bertemu papaku?” Elang kini menggeser tubuhnya demi melihat wajah sang istri lebih intens. Aliya mengangguk pelan. “Aku tahu. Papamu yang lebih dulu menentangmu dekat denganku. Meskipun aku memahami alasan beliau membenciku. Karena aku hanyalah berasal dari keluarga biasa.” “Bukan seperti itu, Liebling…” “Dengarkan aku dulu,” protes Aliya cepat. “Aku sangat memaklumi tindakan seorang ayah yang ingin semua terbaik untuk anaknya. Seperti halnya papaku menentangku dengan Bisma waktu dulu karena ingin yang terbaik untukku. Jadi aku tidak menyalahkan papamu.” Aliya mendesah pelan. “Hanya saja, bagaimanapun sekarang aku telah menjadi istrimu, Elang. Aku tetap harus menemui beliau dan meminta restunya. Sekalipun misal nanti aku diusir, aku akan siap menanggung itu.” “Daddy tidak akan melakukan itu padamu,” ujar Elang lembut. “Aku harap juga begitu. Aku hanya membayangkan seberapa besar rasa tidak suka beliau padaku, hingga membuatmu terpaksa pergi ke Jerman saat itu dan membuatku--” A

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 210

    Rumah megah di bilangan cukup ternama di ibukota. Di satu ruang tertutup, duduk dua pria saling berhadapan.Bagi warga negara ini --terutama kaum muda-- tentu saja kedua pria itu dikenal baik. Kedua wajah yang sering muncul di layar televisi yang kehadirannya dibanjiri ribuan penonton untuk menonton aksinya.Mahakam dan Bara.Personel Band ternama di negara ini, Sound Of Delusion --SoD-- yang belasan albumnya selalu menjadi album yang paling diburu. Yang setiap kata dan style personel nya seketika menjadi trend mode di dalam negeri. Yang semua merchandise berbau band mereka, selalu menjadi lebih dulu sold out.Semua tentang SoD adalah keharusan yang wajib diketahui lebih dulu oleh para penggemarnya. Betapa mereka akan menjadi pasukan militan yang membabat habis komen negatif para haters, sehingga SoD adalah satu-satunya band yang paling dihindari untuk haters ikut nimbrung di dalamnya.“Kita tidak bisa menunggu Daeva dan Morana,” pria berambut tebal dan bergelombang itu membuka suara.

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 211

    [Kemana aja tukang kredit kita ini? Apa sudah jadi juragan, sekarang?] Emotikon tertawa mengeluarkan airmata. Kening Aliya berkerenyit. Jari telunjuknya lalu menekan gambar profil orang tersebut dan melihat foto itu dengan seksama. Seorang wanita. Pipinya yang agak tirus dengan hidung mancung sedikit bengkung dengan mata besar yang menarik. Rambut hitam bergelombang yang ditata ke sisi. Wanita ini cantik. [Ini benar Aliya? Hai Aliya saya Adam. Masih ingat kan? Save nomor saya ya] ‘Adam?’ Kening Aliya berkerut. [Ciee ciee yang ketemu mantannya CLBK doong] Tulisan itu berasal dari wanita cantik berwajah tirus tadi. Bianca. Aliya ingat sekarang. Wanita itu adalah Bianca. Sekelebat memori tak enak kemudian singgah dalam kepala Aliya. “Kau lihat apa?” “Astaga, Elang!” Aliya menoleh setelah hampir melonjak kaget. Kedua lengan Elang telah melingkari pinggangnya dengan dagu tepat di sisi telinga kanan Aliya, membuat ia tak bisa memutar tubuhnya untuk berbalik. “Kau sudah pulang?” “

Bab terbaru

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   Catatan Penulis

    Hai GoodReaders!! Akhirnya “Istri Ku Sang Ratu Bumi” telah sampai di penghujung cerita. Terima kasih banyak untuk seluruh GoodReaders yang dengan setia mengikuti kisah ini hingga akhir. Author mohon maaf jika pada tulisan yang GoodReaders baca dalam cerita ini, masih ditemukan banyak typo atau kata-kata rancu dan hal lain yang tanpa sadar Author lakukan. Author berharap GoodReaders dapat menikmati juga menyukai karya ini. Adakah kesan dan pesan kalian untuk Author? Would love to know it! Adakah tokoh favorit kalian? Aliya? Elang? Dean? Agni? Atau lainnya? Author dengan senang hati membaca kesan kalian dan pesan kalian untuk mereka :D Jangan lupakan untuk memberi review di luar buku ya… Bintang lima dari kalian akan menambah semangat author melanjutkan Session 2 buku ini. Sambil menunggu, kalian bisa buka karya on going Author dengan judul “Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan”. Love-love yang banyak untuk kalian semua! Sampai Jumpa di karya-karya Author lainnya…. Luv U!!

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 299

    Mereka semua telah menjadi bagian dari keluarga bagi Aliya. Keluarga kedua yang berbeda dunia. Dunia aneh penuh kejutan yang hidup berdampingan dengan manusia umumnya. Siapa yang pernah menyangka, ternyata sejak lama ada kehidupan seperti ini di tengah-tengah kehidupan normalnya dahulu? Kini tatapan Aliya membidik pada sang suami, Einhard Sovann Gauthier. Pria tampan yang tampak asyik mengajak putri mereka berbicara. Meski demikian, tak dapat dipungkiri, Aliya bisa merasakan sesuatu yang menekan kuat yang terpancar dari Elang. Meski pria tampan itu tengah bermain dengan bayi mungil, namun aura kekuasaan nan tenang dan terkendali, menyelimuti suaminya. Membuat siapapun tak kuasa menentang dan menghindari membuat masalah dengannya. Senyum di bibir Aliya kian merekah. Matanya berbinar menangkap pemandangan yang begitu menyejukkan hatinya itu. Fayza tampak tergelak ketika hidung Elang menyerbu perut mungil sang putri. Hatinya begitu damai melihat semua pemandangan yang ada di sekit

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 298

    “Sekali lagi aku minta maaf, Dean. Sungguh…”Dean menghela napas pelan. “Apa yang kau bicarakan, Al?”Ia terhenti karena teko yang dipanaskan Aliya telah berbunyi.“Biar aku saja,” katanya sembari berjalan mendekat untuk mematikan kompor lalu mengangkat teko dan menuangkannya ke dua cangkir dan empat gelas belimbing yang telah diisikan kopi dan gula oleh Aliya sebelumnya.Tangannya mengaduk telaten setiap gelasnya. “Jika kau berpikir kepergianku karena berada di dekatmu itu menyakitkan untukku dan untuk menjauh darimu, kau keliru Aliya.”“Aku pergi karena memang ada sesuatu yang harus kulakukan. Dan itu baru bisa kulakukan saat ini, ketika situasi di sini telah kondusif. Einhard seorang elemen yang kini berada di ambang Level Satu. Einhard seorang diri, sudah bisa menakuti semua elemen yang ada di sini saat ini, Al.”Dean selesai mengaduk dan meletakkan sendok ke bak cuci piring dan melanjutkan. “Sekalipun aku pergi, kita sekarang punya Nawidi yang seorang Level Dua Tingkat Tertinggi.

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 297

    “Einhard, duduk di sini,” Dean beralih pada Elang yang berdiri di sebelah Aliya. Elang lalu menggamit pergelangan tangan Aliya dan menariknya untuk duduk di antara Dean dan Nawidi. Dengan patuh Aliya mengikuti suaminya dan membalas semua sapaan dari Agni dan teman-teman elemen lainnya dengan hangat. “Fayza di mana?” tanya Dean lagi setelah Elang dan Aliya duduk. “Kami tinggalkan di rumah dulu dengan bi Sumi dan Asih,” jawab Elang. Tangannya menerima sodoran jagung bakar dari Dean. “Thanks.” “Liebling, kau mau?” Elang mengoper jagung bakar itu ke Aliya. “Ngga, Liebe. Kau aja,” tolak Aliya. Ia melemparkan pandangan ke sekeliling, lalu beralih pada Dean. “Kau mau kemana? Pertanyaanku tadi belum di jawab.” Dean tersenyum. “Aku ada kerjaan di Botswana, Al.” “Apa?? Botswana? Afrika??” Mata Aliya membulat. “Jauh banget. Ada apa di sana?” “Emm… Kerjaan lama ku.” “Liebling, bisa tolong buatkan kopi untukku?” Elang menyentuh lengan istrinya itu. “Aku--” Tatapan Aliya beralih pada Elang

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 296

    “Gung, dulu gimana si cewek itu. Lu buang kemana?” “Ya kali, dia barang. Main buang-buang aja.” Agung meringis. Bukan karena luka di tangan kiri yang ia derita setelah latihan tadi. Namun karena mendengar pertanyaan Agni. “Kok baru nanya sekarang?” tanyanya dengan tangan yang sibuk mengulur kain kasa panjang untuk membalut luka-luka di sela tangannya. “Gue baru kepo, Gung. Asli, waktu itu gue eneg banget denger nama tu cewek. Baru kali ini gue agak legaan,” tukas Agni sambil membantu Agung menggunting kasa tersebut, merobek ujungnya lalu mengikatnya kuat. “Ish! Pelan-pelan, Ni.” “Jangan cengeng lu.” Agni mengoles antiseptik pada bekas luka lain di tangan kanan Agung. Meski tidak sedalam luka di tangan kiri, namun tetap saja menggambarkan betapa keras latihan yang baru saja ditempuh Agung. “Lain kali lu perhitungkan ritme serangan si bang Nawi, Gung. Dia punya pola sendiri dengan alter variasinya. Pas bagian lu, itu pola yang dia gunain waktu nyerang gue latihan kemaren,” tutur

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 295

    Angin semilir menghantarkan suasana yang begitu tenang dan damai. Beberapa dedaunan kering berjatuhan perlahan menyentuh tanah di tepian kolam renang dengan pantulan kilau terik mentari di atas air. Gerakan tangan Elang membelah air dan mendorong kuat tubuhnya meluncur. Sudah lima balik ia menggunakan gaya kupu-kupu, setelah enam balik sebelumnya menggunakan gaya bebas untuk membawa dirinya menyentuh tepian kolam renang sekian kali. Elang berhenti di pinggir dan memutuskan menyudahi kegiatan berenangnya siang itu. Kedua lengannya bertumpu pada tepian dan setengah melompat, membawa tubuhnya keluar dari dalam kolam. Ia duduk di tepian sambil mengusap wajah untuk menyingkirkan bulir air yang membasahi wajah tampannya. Mata coklat tua itu menerawang, membawa ingatannya kembali pada percakapannya dengan Dean semalam. “Saat itu ayahmu melalui Hecate mencari juga wanita elemen bumi dan sempat menyangka ibuku adalah salah satunya. Dia sebenarnya bukanlah seorang elemen bumi, Hecate salah

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 294

    “Liebling, sarapannya sudah kau makan habis?” “Iya,” jawab Aliya lalu mendongakkan kepalanya ke arah Elang yang baru keluar dari kamar mandi. Ia menatap suaminya dengan alis berkerut. “Kenapa?” “Asi ku masih sedikit keluarnya,” keluh Aliya. “Tadi perawat datang kesini untuk mengambil asi ku. Tadi gak bisa dapat banyak.” “Hm.” Elang melangkahkan kakinya mendekati brankar Aliya. “Itu hal wajar, Liebling. Untuk kelahiran pertama, seorang ibu agak kesulitan mengeluarkan asi-nya. Putri kita juga belum membutuhkan makanan yang banyak, Liebling. Kau tahu, ukuran usus dan lambungnya pun masih sangat kecil,” sambungnya lagi sambil menggerakkan ibu jari dan telunjuknya untuk menunjukkan betapa kecilnya ukuran tersebut. “Tapi--” “Aku tahu kau khawatir. It’s ok. Bahkan bayi baru lahir masih bisa tanpa diberikan asi atau susu dalam waktu dua kali dua puluh empat jam.” “Kau tahu dari mana?” “I read it somewhere (aku baca entah di mana).” “Elang--” “Aku sudah bicara dengan dokter, Lieblin

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 293

    Arah pandang Aliya terpaku pada pintu ruang untuk beberapa saat. Meski sedikit bertanya-tanya, namun ia segera menepis itu dalam hatinya dan langsung beralih pada monitor di dinding sebelah kiri. Bibirnya seketika tertarik ke atas disertai pandangan yang melembut dan penuh kasih. Monitor itu menampilkan bayinya yang berada dalam inkubator di ruang NICU. Tubuh mungil yang masih berwarna merah dengan jemari kecil yang mengepal. Kedua manik mata Aliya lalu berkaca-kaca. Betapa ia ingin memeluk makhluk mungil itu. Betapa ia merasa semua bagai mimpi. Dari dalam dirinya bisa keluar makhluk luar biasa seperti itu. Ia hanya harus bersabar lagi, untuk bisa mendekap bayi mungilnya itu. “Isn’t she beautiful?” Sebuah suara mengagetkan Aliya. Ia mengusap titik air di sudut matanya lalu tersenyum pada dua orang yang datang itu. “Dean, kang Awi. Masuklah.” Kedua pria bertubuh tegap dan atletis itu kemudian duduk di kursi meja makan yang memang bersebelahan dengan brankar Aliya. “Bagaimana

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 292

    “Ah ya Tuhan!” Agni mengerjap-kerjapkan kedua kelopak matanya. Menatap penuh haru sekaligus takjub dengan tangan menempel pada dinding kaca. Begitu pula ketiga teman-teman lainnya. Agung, Iyad, Guntur sama -sama menatap dengan mata berbinar penuh ketakjuban ke arah satu box bayi dari balik kaca besar pembatas ruang NICU. “Lakukan covering kalian, setiap kalian keluar.” Suara datar Nawidi mengingatkan empat pria yang terus menerus menatap tanpa berkedip ke arah bayi merah di dalam inkubator itu. Ia baru saja datang bersama Dean setelah melakukan pengecekan ulang di sekitar Rumah Sakit Bersalin tersebut, sebagai bentuk tindakan antisipatif standar mereka. Agni dan lainnya menoleh dan baru menyadari pengunjung wanita di sekitar mereka, tak hentinya menatap mereka seolah melihat artis terkenal yang membuat mata mereka tak berkedip mengagumi. Penampilan Agni dan kawan-kawan memang tidak bisa dibilang biasa, terutama Agni. Wajah tampan pria muda itu begitu menarik perhatian para pengunj

DMCA.com Protection Status