Share

BAB 209

Penulis: Bintang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Bertemu papaku?” Elang kini menggeser tubuhnya demi melihat wajah sang istri lebih intens.

Aliya mengangguk pelan. “Aku tahu. Papamu yang lebih dulu menentangmu dekat denganku. Meskipun aku memahami alasan beliau membenciku. Karena aku hanyalah berasal dari keluarga biasa.”

“Bukan seperti itu, Liebling…”

“Dengarkan aku dulu,” protes Aliya cepat. “Aku sangat memaklumi tindakan seorang ayah yang ingin semua terbaik untuk anaknya. Seperti halnya papaku menentangku dengan Bisma waktu dulu karena ingin yang terbaik untukku. Jadi aku tidak menyalahkan papamu.”

Aliya mendesah pelan. “Hanya saja, bagaimanapun sekarang aku telah menjadi istrimu, Elang. Aku tetap harus menemui beliau dan meminta restunya. Sekalipun misal nanti aku diusir, aku akan siap menanggung itu.”

“Daddy tidak akan melakukan itu padamu,” ujar Elang lembut.

“Aku harap juga begitu. Aku hanya membayangkan seberapa besar rasa tidak suka beliau padaku, hingga membuatmu terpaksa pergi ke Jerman saat itu dan membuatku--”

A
Bintang

Hai hai hai GoodReaders! Thanx banget dah baca sampai sini, dan terima kasih Author sampaikan atas dukungan dan rasa sayang kalian melalui komentar dan gems nya yaa.. Luv u all ^,^

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Bintang
Dear GoodReaders. Mohon maaf pada Bab ini sdh direvisi dan masih proses menunggu acc editor. Seharusnya bab ini adalah Bab 209. Terima lasih sudah bersabar... ^.^
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 210

    Rumah megah di bilangan cukup ternama di ibukota. Di satu ruang tertutup, duduk dua pria saling berhadapan.Bagi warga negara ini --terutama kaum muda-- tentu saja kedua pria itu dikenal baik. Kedua wajah yang sering muncul di layar televisi yang kehadirannya dibanjiri ribuan penonton untuk menonton aksinya.Mahakam dan Bara.Personel Band ternama di negara ini, Sound Of Delusion --SoD-- yang belasan albumnya selalu menjadi album yang paling diburu. Yang setiap kata dan style personel nya seketika menjadi trend mode di dalam negeri. Yang semua merchandise berbau band mereka, selalu menjadi lebih dulu sold out.Semua tentang SoD adalah keharusan yang wajib diketahui lebih dulu oleh para penggemarnya. Betapa mereka akan menjadi pasukan militan yang membabat habis komen negatif para haters, sehingga SoD adalah satu-satunya band yang paling dihindari untuk haters ikut nimbrung di dalamnya.“Kita tidak bisa menunggu Daeva dan Morana,” pria berambut tebal dan bergelombang itu membuka suara.

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 211

    [Kemana aja tukang kredit kita ini? Apa sudah jadi juragan, sekarang?] Emotikon tertawa mengeluarkan airmata. Kening Aliya berkerenyit. Jari telunjuknya lalu menekan gambar profil orang tersebut dan melihat foto itu dengan seksama. Seorang wanita. Pipinya yang agak tirus dengan hidung mancung sedikit bengkung dengan mata besar yang menarik. Rambut hitam bergelombang yang ditata ke sisi. Wanita ini cantik. [Ini benar Aliya? Hai Aliya saya Adam. Masih ingat kan? Save nomor saya ya] ‘Adam?’ Kening Aliya berkerut. [Ciee ciee yang ketemu mantannya CLBK doong] Tulisan itu berasal dari wanita cantik berwajah tirus tadi. Bianca. Aliya ingat sekarang. Wanita itu adalah Bianca. Sekelebat memori tak enak kemudian singgah dalam kepala Aliya. “Kau lihat apa?” “Astaga, Elang!” Aliya menoleh setelah hampir melonjak kaget. Kedua lengan Elang telah melingkari pinggangnya dengan dagu tepat di sisi telinga kanan Aliya, membuat ia tak bisa memutar tubuhnya untuk berbalik. “Kau sudah pulang?” “

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 212

    Elang pergi untuk urusan bisnisnya ke Jakarta selama beberapa hari. Namun Ridwan tidak ikut bersama Elang. Ridwan ada di rumah Aliya dan Elang di Setrasari, membawa seorang wanita dan pria paruh baya untuk membantu pekerjaan rumah dan urusan halaman rumah. Elang memang pernah mengatakan pada Aliya bahwa ia akan mempekerjakan beberapa orang untuk membantu di rumah, namun Aliya menolak. Baginya, terlalu berlebihan memiliki lebih dari dua asisten rumah tangga, lalu pekerja kebun, lalu satpam, lalu supir. Berlebihan sekali. Setelah sedikit bernego dengan suaminya, akhirnya mereka sepakat mempekerjakan satu asisten rumah tangga, lalu satu yang merawat kebun depan dan belakang di rumah mereka. Mereka berdua pasangan suami istri. Tidak ada supir, karena Aliya bisa menyetir. Tidak ada satpam, karena Aliya merasa tak perlu. Aliya baru saja menutup telpon dengan Elang lalu menemui Ridwan yang duduk di ruang tengah. “Sudah Teh, izinnya? Mau berangkat sekarang?” tanya Ridwan begitu Aliya men

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 213

    Dua hari berlalu dengan tenang dan diisi dengan kegiatan-kegiatan normal Aliya. Ridwan siang tadi mampir menyapa dan memastikan Aliya dalam keadaan baik, sementara kemarin Agni yang datang membawakan makanan kering untuk Aliya.Sore itu tidak ada hal aneh atau menyebalkan terjadi, kecuali isi chat dari grup WA teman-teman alumni Aryasatya.Seperti sebelumnya, Bianca menyindir Aliya. Dan seperti biasa pula, Hana langsung bereaksi dan memberikan sindiran yang tak kalah pedasnya. [Sumpah ya, tu mak lampir nyinyir amat sih. Apa dia se-nganggur itu jadi orang?]WA melalui jalur pribadi dari Hana, masuk. Aliya nyengir lebar. [Ya kamu juga ngapain ngurusin dia, coba? Apa kamu juga se-nganggur itu buat nanggepin orang seperti itu?] balas Aliya.[Ya gue sebel aja. Lagian nih ya, sesuatu yang ditahan-tahan itu, ga bagus. Gue sih mending langsung semprot aja.][Iya deh, iya… Makasih dear Hana…] emotikon cium dikirim Aliya.Aliya lalu beralih pada chat grup kembali.Putri : [Jangan pada lupa

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 214

    Langkah kaki Aliya sempat tersendat, begitu ia berada di depan pintu masuk hotel tempat acara makan malam reuni itu diadakan. Entah betapa bercampur aduk perasaannya detik ini. Sungguh ia menyayangkan Hana yang tak bisa menghadiri acara ini, setidaknya jika Hana ada, ia tidak akan terlalu merasa canggung dan berpikir akan kesepian. Jika boleh jujur, memang saat kuliah dulu Aliya lebih banyak menyendiri. Bukan karena ia seorang introvert, namun ia lebih suka menghabiskan waktunya dengan kegiatan lain dibanding berkumpul atau nongkrong bersama teman-teman kampusnya. Satu-satunya teman yang terbilang dekat, adalah Emilia. Teman yang sering berpasangan dengannya saat mengerjakan tugas. Teman yang ia bantu dengan dagangannya dan teman yang juga menyelamatkan dirinya sendiri dibanding membantu Aliya menjelaskan kesalahpahaman saat itu. Aliya menghembus napas kuat-kuat. Ia mengeraskan tekad, lalu melanjutkan langkah memasuki area lobby lalu menuju restoran yang berada di sayap kanan gedun

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 215

    “Ngga salah, Put??” “Berarti kita harus iuran berapa nih?” “Put, beneran ga salah?” “Iya, setahu saya, untuk pakai ruang VIP, jenis paket makanannya kan beda tuh. Kalau disini kita bisa pesan yang standar yang paling murah. Tapi kalau di ruang VIP, itu minimal yang gold.” “Emang berapa tuh jatuhnya per orang?” “Minimal kayanya masing-masing dari kita harus mengeluarkan enam ratus ribu.” “A-apa?!” “Kalau hanya dua ratus ribu per orang, kita sudah sanggupin. Tapi kalau enam ratus? Ini terlalu berlebihan hanya untuk makan malam!” Putri mengangkat tangannya meminta semua teman-temannya yang sudah panik itu, agar tenang. “Tenang, teman-teman. Aku belum selesai menyampaikan,” Putri berkata agak keras. Keributan memang mulai mereda, meski masih terdengar samar bisik-bisik keresahan dari beberapa orang. “Memang benar, kita dipindah ke ruang VIP. Tapi…” Putri menjeda kalimatnya. “Kita tetap dikenakan harga paket sesuai pesanan kita, yaitu harga paket standar.” “Serius Put??” “Wah!

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 216

    “I-Iyad? Ka-kamu seorang elemen??”Iyad melangkah santai mendekati Aliya. Senyumnya tersungging dengan mata mengerling. “Yup. I am.”“Ke-kenapa… Kok… Kok bisa?” “Gue menerima sinyalmu, Aliya. Tapi pas lihat di akun FB, ternyata gue memang sudah kenal denganmu sebelumnya, jadi gue menunggu kesempatan kita bertemu secara langsung.”“Sinyal? Sinyal apa?” Aliya menelan ludah. Ia menatap bingung pada Iyad.Iyad memundurkan kepalanya sedikit. “Bukan kau yang mengirim sinyal itu?”Kening Aliya melesak dalam. “Aku gak ngerti, Yad.”“Oh astaga. Tapi kenapa kamu tau soal gue yang elemen? Kamu tau kan, dirimu juga elemen?”“Soal itu…” Aliya terdiam sejenak, lalu menggeleng pelan. “Aku sendiri kurang paham, Yad. Ada yang bilang, kalau aku itu seorang elemen. Tapi aku gak bisa melakukan hal-hal sepert

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 217

    Pria itu menangkap pandangan Aliya, lalu tersenyum. Ia melangkah tenang menuju tempat Aliya duduk. Setibanya di sisi Aliya, pria itu sedikit merunduk. “Liebling, maaf aku terlambat,” ujar pria itu lembut. Aliya menatap lurus kedua mata pria tampan di depannya. Siapa lagi jika bukan pria terkasihnya, Elang. Ingatannya kemudian melayang pada kejadian jamuan kantor di sebuah hotel bintang lima di Bogor sekian bulan yang lalu. Lucu sekali. Dulu kalimat serupa diucapkan Elang untuk menyelamatkan dirinya dari kalah taruhan dengan Milah. Namun saat ini, kalimat itu diucapkan Elang, karena benar-benar demikianlah kenyataannya. Dirinya telah menjadi istri Elang. Dan Elang terlambat karena ada urusan pekerjaan. “I-itu suamimu, Aliya??” Salah satu teman Bianca bersuara agak keras karena kaget. “Ah, maaf. Perkenalkan semuanya, ini suamiku. Einhard,” ujar Aliya memperkenalkan Elang. Elang menangkup kedua tangannya lalu memberikan senyuman tipis kepada semua teman-teman wanita Aliya di sisi

Bab terbaru

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   Catatan Penulis

    Hai GoodReaders!! Akhirnya “Istri Ku Sang Ratu Bumi” telah sampai di penghujung cerita. Terima kasih banyak untuk seluruh GoodReaders yang dengan setia mengikuti kisah ini hingga akhir. Author mohon maaf jika pada tulisan yang GoodReaders baca dalam cerita ini, masih ditemukan banyak typo atau kata-kata rancu dan hal lain yang tanpa sadar Author lakukan. Author berharap GoodReaders dapat menikmati juga menyukai karya ini. Adakah kesan dan pesan kalian untuk Author? Would love to know it! Adakah tokoh favorit kalian? Aliya? Elang? Dean? Agni? Atau lainnya? Author dengan senang hati membaca kesan kalian dan pesan kalian untuk mereka :D Jangan lupakan untuk memberi review di luar buku ya… Bintang lima dari kalian akan menambah semangat author melanjutkan Session 2 buku ini. Sambil menunggu, kalian bisa buka karya on going Author dengan judul “Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan”. Love-love yang banyak untuk kalian semua! Sampai Jumpa di karya-karya Author lainnya…. Luv U!!

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 299

    Mereka semua telah menjadi bagian dari keluarga bagi Aliya. Keluarga kedua yang berbeda dunia. Dunia aneh penuh kejutan yang hidup berdampingan dengan manusia umumnya. Siapa yang pernah menyangka, ternyata sejak lama ada kehidupan seperti ini di tengah-tengah kehidupan normalnya dahulu? Kini tatapan Aliya membidik pada sang suami, Einhard Sovann Gauthier. Pria tampan yang tampak asyik mengajak putri mereka berbicara. Meski demikian, tak dapat dipungkiri, Aliya bisa merasakan sesuatu yang menekan kuat yang terpancar dari Elang. Meski pria tampan itu tengah bermain dengan bayi mungil, namun aura kekuasaan nan tenang dan terkendali, menyelimuti suaminya. Membuat siapapun tak kuasa menentang dan menghindari membuat masalah dengannya. Senyum di bibir Aliya kian merekah. Matanya berbinar menangkap pemandangan yang begitu menyejukkan hatinya itu. Fayza tampak tergelak ketika hidung Elang menyerbu perut mungil sang putri. Hatinya begitu damai melihat semua pemandangan yang ada di sekit

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 298

    “Sekali lagi aku minta maaf, Dean. Sungguh…”Dean menghela napas pelan. “Apa yang kau bicarakan, Al?”Ia terhenti karena teko yang dipanaskan Aliya telah berbunyi.“Biar aku saja,” katanya sembari berjalan mendekat untuk mematikan kompor lalu mengangkat teko dan menuangkannya ke dua cangkir dan empat gelas belimbing yang telah diisikan kopi dan gula oleh Aliya sebelumnya.Tangannya mengaduk telaten setiap gelasnya. “Jika kau berpikir kepergianku karena berada di dekatmu itu menyakitkan untukku dan untuk menjauh darimu, kau keliru Aliya.”“Aku pergi karena memang ada sesuatu yang harus kulakukan. Dan itu baru bisa kulakukan saat ini, ketika situasi di sini telah kondusif. Einhard seorang elemen yang kini berada di ambang Level Satu. Einhard seorang diri, sudah bisa menakuti semua elemen yang ada di sini saat ini, Al.”Dean selesai mengaduk dan meletakkan sendok ke bak cuci piring dan melanjutkan. “Sekalipun aku pergi, kita sekarang punya Nawidi yang seorang Level Dua Tingkat Tertinggi.

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 297

    “Einhard, duduk di sini,” Dean beralih pada Elang yang berdiri di sebelah Aliya. Elang lalu menggamit pergelangan tangan Aliya dan menariknya untuk duduk di antara Dean dan Nawidi. Dengan patuh Aliya mengikuti suaminya dan membalas semua sapaan dari Agni dan teman-teman elemen lainnya dengan hangat. “Fayza di mana?” tanya Dean lagi setelah Elang dan Aliya duduk. “Kami tinggalkan di rumah dulu dengan bi Sumi dan Asih,” jawab Elang. Tangannya menerima sodoran jagung bakar dari Dean. “Thanks.” “Liebling, kau mau?” Elang mengoper jagung bakar itu ke Aliya. “Ngga, Liebe. Kau aja,” tolak Aliya. Ia melemparkan pandangan ke sekeliling, lalu beralih pada Dean. “Kau mau kemana? Pertanyaanku tadi belum di jawab.” Dean tersenyum. “Aku ada kerjaan di Botswana, Al.” “Apa?? Botswana? Afrika??” Mata Aliya membulat. “Jauh banget. Ada apa di sana?” “Emm… Kerjaan lama ku.” “Liebling, bisa tolong buatkan kopi untukku?” Elang menyentuh lengan istrinya itu. “Aku--” Tatapan Aliya beralih pada Elang

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 296

    “Gung, dulu gimana si cewek itu. Lu buang kemana?” “Ya kali, dia barang. Main buang-buang aja.” Agung meringis. Bukan karena luka di tangan kiri yang ia derita setelah latihan tadi. Namun karena mendengar pertanyaan Agni. “Kok baru nanya sekarang?” tanyanya dengan tangan yang sibuk mengulur kain kasa panjang untuk membalut luka-luka di sela tangannya. “Gue baru kepo, Gung. Asli, waktu itu gue eneg banget denger nama tu cewek. Baru kali ini gue agak legaan,” tukas Agni sambil membantu Agung menggunting kasa tersebut, merobek ujungnya lalu mengikatnya kuat. “Ish! Pelan-pelan, Ni.” “Jangan cengeng lu.” Agni mengoles antiseptik pada bekas luka lain di tangan kanan Agung. Meski tidak sedalam luka di tangan kiri, namun tetap saja menggambarkan betapa keras latihan yang baru saja ditempuh Agung. “Lain kali lu perhitungkan ritme serangan si bang Nawi, Gung. Dia punya pola sendiri dengan alter variasinya. Pas bagian lu, itu pola yang dia gunain waktu nyerang gue latihan kemaren,” tutur

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 295

    Angin semilir menghantarkan suasana yang begitu tenang dan damai. Beberapa dedaunan kering berjatuhan perlahan menyentuh tanah di tepian kolam renang dengan pantulan kilau terik mentari di atas air. Gerakan tangan Elang membelah air dan mendorong kuat tubuhnya meluncur. Sudah lima balik ia menggunakan gaya kupu-kupu, setelah enam balik sebelumnya menggunakan gaya bebas untuk membawa dirinya menyentuh tepian kolam renang sekian kali. Elang berhenti di pinggir dan memutuskan menyudahi kegiatan berenangnya siang itu. Kedua lengannya bertumpu pada tepian dan setengah melompat, membawa tubuhnya keluar dari dalam kolam. Ia duduk di tepian sambil mengusap wajah untuk menyingkirkan bulir air yang membasahi wajah tampannya. Mata coklat tua itu menerawang, membawa ingatannya kembali pada percakapannya dengan Dean semalam. “Saat itu ayahmu melalui Hecate mencari juga wanita elemen bumi dan sempat menyangka ibuku adalah salah satunya. Dia sebenarnya bukanlah seorang elemen bumi, Hecate salah

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 294

    “Liebling, sarapannya sudah kau makan habis?” “Iya,” jawab Aliya lalu mendongakkan kepalanya ke arah Elang yang baru keluar dari kamar mandi. Ia menatap suaminya dengan alis berkerut. “Kenapa?” “Asi ku masih sedikit keluarnya,” keluh Aliya. “Tadi perawat datang kesini untuk mengambil asi ku. Tadi gak bisa dapat banyak.” “Hm.” Elang melangkahkan kakinya mendekati brankar Aliya. “Itu hal wajar, Liebling. Untuk kelahiran pertama, seorang ibu agak kesulitan mengeluarkan asi-nya. Putri kita juga belum membutuhkan makanan yang banyak, Liebling. Kau tahu, ukuran usus dan lambungnya pun masih sangat kecil,” sambungnya lagi sambil menggerakkan ibu jari dan telunjuknya untuk menunjukkan betapa kecilnya ukuran tersebut. “Tapi--” “Aku tahu kau khawatir. It’s ok. Bahkan bayi baru lahir masih bisa tanpa diberikan asi atau susu dalam waktu dua kali dua puluh empat jam.” “Kau tahu dari mana?” “I read it somewhere (aku baca entah di mana).” “Elang--” “Aku sudah bicara dengan dokter, Lieblin

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 293

    Arah pandang Aliya terpaku pada pintu ruang untuk beberapa saat. Meski sedikit bertanya-tanya, namun ia segera menepis itu dalam hatinya dan langsung beralih pada monitor di dinding sebelah kiri. Bibirnya seketika tertarik ke atas disertai pandangan yang melembut dan penuh kasih. Monitor itu menampilkan bayinya yang berada dalam inkubator di ruang NICU. Tubuh mungil yang masih berwarna merah dengan jemari kecil yang mengepal. Kedua manik mata Aliya lalu berkaca-kaca. Betapa ia ingin memeluk makhluk mungil itu. Betapa ia merasa semua bagai mimpi. Dari dalam dirinya bisa keluar makhluk luar biasa seperti itu. Ia hanya harus bersabar lagi, untuk bisa mendekap bayi mungilnya itu. “Isn’t she beautiful?” Sebuah suara mengagetkan Aliya. Ia mengusap titik air di sudut matanya lalu tersenyum pada dua orang yang datang itu. “Dean, kang Awi. Masuklah.” Kedua pria bertubuh tegap dan atletis itu kemudian duduk di kursi meja makan yang memang bersebelahan dengan brankar Aliya. “Bagaimana

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 292

    “Ah ya Tuhan!” Agni mengerjap-kerjapkan kedua kelopak matanya. Menatap penuh haru sekaligus takjub dengan tangan menempel pada dinding kaca. Begitu pula ketiga teman-teman lainnya. Agung, Iyad, Guntur sama -sama menatap dengan mata berbinar penuh ketakjuban ke arah satu box bayi dari balik kaca besar pembatas ruang NICU. “Lakukan covering kalian, setiap kalian keluar.” Suara datar Nawidi mengingatkan empat pria yang terus menerus menatap tanpa berkedip ke arah bayi merah di dalam inkubator itu. Ia baru saja datang bersama Dean setelah melakukan pengecekan ulang di sekitar Rumah Sakit Bersalin tersebut, sebagai bentuk tindakan antisipatif standar mereka. Agni dan lainnya menoleh dan baru menyadari pengunjung wanita di sekitar mereka, tak hentinya menatap mereka seolah melihat artis terkenal yang membuat mata mereka tak berkedip mengagumi. Penampilan Agni dan kawan-kawan memang tidak bisa dibilang biasa, terutama Agni. Wajah tampan pria muda itu begitu menarik perhatian para pengunj

DMCA.com Protection Status