PoV Maya***"Bu, ternyata Mas Diwan dan Risma itu yang pindah. Mereka huni lagi rumah almarhum orang tua Mas Diwan."Setelah masuk aku bicara pada Ibu. Sepertinya ada rasa heran juga tersirat di wajahnya. "Hah? Jadi Diwan kembali lagi? Kamu sudah ketemu?" "Sama Mas Diwan sih enggak ketemu, tapi sama Risma. Dia barusan sudah pancing emosi Maya, Bu. Maya 'kan sapa dia, ya memang kita baru ketemu lagi sekian tahun 'kan, Bu? Tapi, dia malah suudzon, bawa-bawa ke arah kalau aku pernah dekat sama Mas Diwan dulu." Sebenarnya kalau tak curhat, serasa hati ini gendok sekali. Mungkin aku harus belajar lagu bagaimana cara menyikapi hati menghadapi orang-orang semacam Risma."Ya ampun, masih sama Risma kayak dulu? Lagian, apa yang harus dikhawatirkan?" ucap Ibu sembari bolak-balik bawa gelas kosong."Enggak tahu, Bu. Mungkin karena statusku ini." Ibu kini sudah selesai tuangkan air putih ke gelas, kami akan segera sarapan pagi. Tadi aku dan Ibu yang masak, setelah masak gegas menyiram tanaman
Read more