All Chapters of Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan: Chapter 1 - Chapter 10

156 Chapters

BAB1 BERTEMU MANTAN DI KONDANGAN

PoV Maya***"Maya? Kamu ngapain di sini?"Tatapan meledek dengan suara mengejek terlontar dari mulut Mas Anang--mantan suamiku. Kami di sini berjumpa dalam sebuah undangan pernikahan. Entah dia ada rekan dengan mempelai pria atau mempelai wanita."Aku lagi kondangan lah, Mas? Kamu enggak lihat?" jawabku agak sedikit sinis. Saat ini aku sedang duduk di kursi sendiri. Datang dengan seorang kekasih yang insyaallah akan menjadi pendamping hidupku. Pengganti Mas Anang."Hemh! Kamu jauh-jauh kondangan ke sini? Kamu memang kenal sama mereka berdua?" ledeknya mantap. "Hey, Sayang?" Tiba-tiba datang seorang wanita hampiri dirinya. Sepertinya dia pacar baru Mas Anang, lalu, mana sekretarisnya dulu yang merebut dia dariku?"Eh, Sayang. Kenalin, ini mantan istriku yang sering aku ceritakan itu loh!" kata Mas Anang sambil meledekku. Di sekitar tak begitu banyak orang, jadi, aku leluasa diejek olehnya. Wanita bertubuh jangkung nan kurus itu pun nyengir meledek. "Oh, ini yang kata kamu istri yan
Read more

BAB 2 HINAAN DARI MANTAN

BAB 2***"May, kamu mau pulang sekarang atau nanti dulu?" Mas Yoga bertanya padaku. "Terserah, Mas. Aku enggak ada acara lagi kok." Aku menjawab dengan pasti."Oh ya, kalau gitu sekarang kita pulang saja ya? Setelah ini aku mau ajak kamu bertemu Mama. Kata Mama, dia ingin kasih kamu sesuatu."Mas Yoga berkata yang mengagetkanku sedikit. Ibunya ingin memberiku sesuatu? Aduh, malu sekali."Oh iya, Mas." Aku manggut-manggut.Kami pun sejenak meminta maaf dan meminta ijin pada kedua mempelai karena harus pulang lebih dulu. Mereka pun amat berterima kasih atas kedatangan kami."Oh ya, kamu mau ikut aku atau nunggu dulu di sini? Aku mau ambil mobil di parkiran sana. Tapi, kamu takut capek, jauh, jadi kamu tunggu saja ya?" kata Mas Yoga dengan santun dan penuh senyuman. Dia memang selalu bisa mengambil hatiku. Kami sudah keluar dari gedung. "Em, ya sudah, Mas. Silahkan."Mas Yoga pun kini pergi. Dia memintaku untuk menunggu saja karena jalan ke arah mobil terparkir itu panas katanya.Dia
Read more

BAB 3 DITUNGGU CALON MERTUA

"May? Kamu kenapa?" tanya Mas Yoga ketika aku sudah duduk di sampingnya. Kami sudah keluar dari area gedung, dan kini sudah ada di jalan raya menuju rumah orang tuanya.Aku tersenyum mendengar pertanyaan Mas Yoga. "Enggak, Mas. Cuma agak sedikit mual saja."Seketika Mas Yoga kaget. "Hah? Mual? Kamu masuk angin?" Sepertinya dia was-was.Aku pun sedikit terkekeh. "Bukan, Mas. Kamu tahu enggak? Tadi ada mantan suamiku dan pacarnya?" Mas Yoga menautkan kedua alisnya. Lalu, sekarang ia seperti bernapas lega. "Oh, syukurlah kalau bukan sakit. Mau Flashback mantan ya?" ucapnya nyeleneh. Dari wajahnya, sepertinya dia pasrah saat ingin mendengar jawaban dariku."Ya ampun, bukan flashback, Mas. Aku sih sebenarnya enggak tahu ada mereka. Cuma, pas tadi kamu ijin untuk ke toilet, mereka berdua hampiri aku. Mereka itu ejek-ejek dan hina-hina aku."Mas Yoga memotong. "Di depan orang?" "Iya, Mas. Tapi, kamu tahu aku 'kan? Aku santai saja. Aku hanya diam. Masak iya aku beretika buruk di hadapan ora
Read more

BAB 4 SUKU BERBEDA

"Begini, langsung saja. Yoga, kamu tahu 'kan? Adat istiadat keluarga kita?"Sampai di sini mataku sudah ingin melebar mendengar lontaran dari Bu Ine. "Maksud Mama?"***"Maksud Mama apa ya?" tanya sang anak pada ibunya. Aku sudah mempersiapkan kemungkinan yang akan terjadi. Dan aku harus siap.Duduk pun ini sudah tak enak. Karena sebentar lagi, mungkin aku akan diminta untuk diantarkan oleh Mas Yoga. Atau, kemungkinan buruk, aku disuruh pulang sendiri."Begini, kamu tahu suku adat keluarga kita 'kan? Kita ini berasal dari Medan dan Minang. Sedangkan Maya berasal dari Betawi."Bu Ine menjelaskan. Aku sudah tahu, memang mereka keturunan Medan dan Minang. Sedangkan aku ya, aku asli Betawi yang merupakan keturunan dari keluarga sederhana."Lalu maksud Mama apa?" Mas Yoga sudah heran dengan apa yang ibunya katakan. Sedangkan aku sejak saat ini sudah harus menerima konsekuensi, kalau hubungan kami tak baik bila diteruskan. Dari kasta pun kita berbeda.Bu Ine saat ini duduk dengan elegan be
Read more

BAB 5 TOKO PERHIASAN

BAB 5***Kami telah sampai di toko perhiasan. Sebelum sampai ke rumahku, Mas Yoga memang memintaku untuk memilih cincin yang aku inginkan.Namun, baru saja turun dari mobil, dari kejauhan sana sudah nampak pria dan wanita yang aku kenal. Itu Mas Anang dan pacarnya tadi. Sungguh, ini dunia sempit sekali. Apa jadinya kami harus berpapasan lagi?Mas Anang baru saja keluar dari mobil dan kini menggandeng wanita itu. Aku dan Mas Yoga masih ada di dalam mobil.Di samping kamu sekarang datang sebuah motor bebek dan parkir di samping mobil Mas Yoga.***"Mas? Kamu ngapain?" tanyaku pada Mas Yoga masih di dalam mobil."Ini, aku mau buka sepatu. Gerah banget. Aku mau pakai sandal ini saja."Mas Yoga lepas sepatu pantofel kinclong bermereknya itu dan mengganti dengan sandal gunung.Aku pun hanya meninggikan alis sambil sedikit tersenyum."Yuk!" ajaknya.Aku malah ragu, karena di sana pasti bertemu dengan Mas Anang. Tapi, untuk apa juga mengurungkan niat hanya karena orang semacam mereka?Dengan
Read more

BAB 6 SEPERTI TAK PUNYA MUKA

BAB 6"Mas? Kamu kok beli cincin mahal banget?" protesku pada Mas Yoga."Mahal? Sebenarnya kalau untuk hal lain pasti itu bagiku mahal. Tapi, buat kamu, berapapun akan aku keluarkan. Alhamdulillah, aku punya cukup uang untuk beli apapun sekarang ini. Asal otak dan fisik kita sehat, uang itu akan datang lagi.""Makasih ya, Mas."Hanya itu yang bisa aku ucapkan. Kami sekarang sedang berada di jalan pulang ke rumah ibuku. Jalan lumayan agak sedikit macet karena di depan ada lampu merah."Oh ya. Aku belum tanya kamu serius. Jadi, kamu mau menikah dengan aku 'kan? Kamu ijinkan aku jadi bagian hidup kamu?"Di lampu merah saat kendaraan berhenti sejenak dia bertanya hal yang sebenarnya tak perlu ia pertanyakan."Menurut kamu, apa aku menolak setelah kamu ajak beli cincin dan cincinnya pun sudah ada di sini?" Aku menunjuk dus kecil.Dia malah tersenyum. "Ya, kamu 'kan iya-iya saja. Sebenarnya, kamu benar menerima aku sebagai calon suami kamu?" tanyanya kembali."Insyaallah, aku menerima kamu.
Read more

BAB 7 BERTEMU KEMBALI DENGAN SI SOMBONG

Hari ini ada meeting dengan wedding planner. Aku akan dijemput oleh Mas Yoga dan kini sedang menunggu di ruang tamu.Kebetulan hari ini libur, jadi bertemu dengan WP dijadwalkan sekarang oleh Mas Yoga."Mah, Arya mau main ke rumah Ivan boleh?" kata anakku ijin."Boleh, Sayang. Tapi mau main apa?" tanyaku pada putra tercinta."Mau main bola, Mah di lapangan sana itu. Boleh ya, Mah? Em, Arya juga bakal kotor-kotoran dikit," kata anakku sembari memasang mimik wajah meringis takut kumarahi."Boleh, kotor sih enggak apa-apa, Sayang. Asal hati-hati, jangan ke jalan raya ya? Nanti pulang juga jangan kesorean. Mama mau keluar dulu." Aku memberinya saran sembari memberitahukan ke mana aku akan pergi."Iya, Mah. Mama mau pergi sama Om Yoga?" ucapnya.Aku tersenyum. "Iya, Nak. Sebentar lagi Om Yoga jemput Mama. Kamu ijinin 'kan?" ujarku sambil mengelus-elus lembut rambut kepalanya."Iya, Mah. Mama juga hati-hati. Arya mau berangkat sekarang ya, Mah?" katanya lagi."Kamu enggak bawa sepatu?" hera
Read more

BAB 8 DITANTANG BALIK

Kenapa Mas Anang merendahkan kami serendah itu? Dasar, dia kurang ajar sekali. Sebenarnya aku malu pada Mas Yoga, tapi, bagaimana juga dia hanya menyuruhku diam saja. Ikut alur yang akan ia suguhkan.Aku saat ini dengan Mas Yoga masih menunggu tukang kerak telor selesai membuat. Tapi Mas Anang dan pacarnya terus saja mengejek kami."Ayoklah, jangan sok jual mahal. Sekali-kali kalian makan enak di resto mewah." Kata-kata Mas Anang itu tak sopan sekali. Mana ada tata krama seorang General Manager semacam dia? Oh ya ada, memang dia."Ayok, boleh, Mas. Kebetulan kami juga sedang lapar. Tadinya kami akan makan di warteg sana."Tegh!"Warteg. Haha!" Mas Anang tertawa puas.Keningku mengernyit kaget tapi ingin tersenyum mendengar jawaban Mas Yoga. Dia mau diajak makan oleh mantanku?"Mas!" Aku menyinggung sedikit tangannya dengan jariku.Saat ini Mas Yoga nampak santai setelah mengiyakan ajakan Mas Anang dan pacar sombongnya."Jangan disenggol-senggol gitu, Maya. Kamu malu hah? Tuh pacar ka
Read more

BAB 9 SALDO KOSONG

"Mohon maaf, Pak, saldo di kartu ATM ini tidak cukup!"Deg!Aku dan Mas Yoga saling melirik mengulum senyum. Sesumbar itu, tapi dia tidak cek m-banking? Aku yakin, dia miliki aplikasi itu. "Hah? Tidak cukup?" Mas Anang kaget, pun dengan pacarnya. Mereka seperti terpukul bokong oleh Tuan Crab dalam serial kartun."Huahahahaha." Dalam batinku tertawa lebar. Ingin sekali aku bergoyang di depan mereka berdua, tapi aku tak bisa lakukan itu karena aku tak begitu.Saat ini aku dan Mas Yoga saling lirik sembari mengulum tawa. Sekarang wajah Mas Anang dan pacarnya memerah. Pelayan pun masih menunggu dan sudah mengembalikan lagi kartu ATM tersebut."Mas? Kok nggak cukup?" protes pacarnya dengan kesal. Ada mimik malu di hadapan aku dan Mas Yoga.Mas Anang mempertahankan wibawanya. "Ah, masak sih? Salah kali! Atau mesinnya rusak!"Aku semakin ingin tertawa lebar. "Mas, mana ada mesin rusak bisa mendeteksi enggak cukup? Kalau enggak bisa dipakai, baru itu rusak!" ledekku dengan puas.Mas Yoga ter
Read more

BAB 10 NGADU

Bu Ine kini hadir di tengah-tengah kami. Tapi, yang aneh adalah, manajer resto menjelaskan semua masalah pada beliau. Apa benar, resto ini milik Ibu Mas Yoga juga? Wah, aku baru tahu kalau benar."Jadi, apa yang bisa saya bantu, Pak?" Bu Ine cuek pada aku dan anaknya. Tapi kini dia bicara pada Mas Anang."Ibu siapa? Owner restoran ini 'kah?" tanya Mas Anang heran."Ya. Ini restoran milik saya. Benar apa kata manager saya kalau Anda makan tapi tidak bisa bayar?" Aku super kaget. Dugaan benar, kalau resto ini milik orang tua pria yang kini ada di sampingku. Tapi, kenapa Bu Ine tidak kaget ada anaknya di sini? Bahkan, dia juga tidak menyapa anaknya. Pantas saja tadi pelayan resto kaget saat melihat Mas Yoga datang, itu karena dia pasti kenal. Secara, Mas Yoga anak bos mereka.Ck ck ck!Lalu, bagaimana sekarang?"Saya Ine, pemilik sah resto ini. Bisa saya minta penjelasan dari Anda? Penjelasan dari manajer saya saja tidak cukup," kata Bu Ine dengan lugas. Aku kini menyenggol Mas Yoga,
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status