PoV Risma***Aku tak boleh lengah, Mas Diwan harus dibuntuti, jangan sampai dia tergoda janda kembang dan sok boncengin. Lagian aku heran, baju saja sok cakep, tapi jalan kaki. Sepertinya Mas Diwan sudah sampai depan. Ekornya masih kulihat. Maksudnya, tas yang ia gendong. Bukan ekor monyet."Mbak? Lagi apa?"Tiba-tiba tetangga menepuk pundakku yang sedang ngendap-ngendap melihat Mas Anang yang akan menyeberang toleh kiri kanan. Dia sepertinya sendiri."Eh, Mbak Wina. Itu, saya mau lihatin suami saya. Takutnya digangguin janda gatal bekas pacarnya. Takutnya di belakang saya ada yang ikut nebeng!" jawabku agak sedikit meledek.Karena kami sudah saling kenal sejak dulu, jadi tak canggung lagi. Meskipun baru beberapa hari kembali, tapi kenal sudah sejak dulu."Siapa?" ujarnya heran menautkan kedua alis."Itu, janda sebelah rumah," hajarku."Eh, maksudnya Mbak Maya?" Dia pun sudah menduga. Memang si Maya itu pasti janda hot di gang ini. Belum aku menjawab pun dia sudah tahu."Ya, siapa
Baca selengkapnya