POV MAYA***"Haha. Ya ampun, sudah kuguda. Sudah kuduga kalian memang orang-orang misikin yang ingin diakui kaya. Aduh," kekeh Mas Anang."Mas, jangan ditertawain, entar mereka nangis dan malu loh, Mas!" Sama saja, pacar Mas Anang mengejek kami berdua."Sayang, ayok, lebih baik kita duduk di tempat sana. Di sini gerah sekali," saran Mas Yoga, aku pun manggut-manggut."Hush! Pergi!" Mereka berdua mengusir kami."Mohon maaf, ada apa ini?" Tiba-tiba seorang pria yang kuduga tadi adalah manajer resto menghampiri."Enggak, ini, mereka mau duduk sembarangan di tempat duduk kami. It's oke, sudah saya usir," ujar Mas Anang dengan angkuh.Sang manajer manggut-manggut, namun ia melirik kami berdua. "Kalau begitu kami minta maaf atas ketidaknyamanannya, Mas, Mbak. Kalau begitu mari kami antar Mbak dan Mas ke ruang VIP di restoran kami ini."Deg!Manajer mempersilahkan kami dengan santun dan ramah. Aku dan Mas Yoga pun merasa tersanjung. Lalu, dua orang menyebalkan itu sekarang malah menahan kep
Read more