Share

BAB 27 MENCARI CELAH

Penulis: Kom Komala
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Tuh, udah berhasil." Aku menunjukkan tatapan kami ke layar datar lebih dari 7 inchi ini.

"Oke, makasih anak Ibu yang terbaik."

Aku mengerutkan kening. "Memang anak Ibu siapa lagi yang baik? Aku doang 'kan?"

"Iya, kamu doang. Anak Ibu 'kan cuma satu, kamu," ucap Ibu manja, "ya sudah, sekarang Ibu mau berangkat. Ibu mau telepon Jeng Nur biar jemput Ibu."

Aku pun mengiyakan. Kami di rumah punya dua mobil yang harganya tiga ratus jutaan. Yang satu milikku, yang satu inventaris dari perusahaan.

Ibu tak bisa mengendarai mobil, sehingga kemana-mana dia selalu bersama rekannya.

"Eh, Jeng Nur sudah jemput. Ibu berangkat dulu ya, Nak. Kamu memang cerdas dan pintar. Bye." Ibu pergi dengan sumringah. Berpakaian keren dengan tampilan masa kini.

Ibu sudah menduga kecerdasan anaknya. Aku lagi-lagi berterima kasih karena Ibu selalu mendukung. Ingin rasanya aku bertemu lagi dengan Maya, biar aku ejek dia sampai mati kutu karena masih miskin saja.

Oh ya, sebenarnya aku belum ada waktu untuk cari tah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 28 DISIRAM

    "Mama sering kok, Pah beliin Arya mainan bagus. Mainan ini juga Arya udah punya. Mama sama Om Yoga yang belikan."Degh!Kenapa Arya bicara begitu? Aku sengaja belikan dia mainan yang harganya sampai satu juta lebih hanya untuknya. Tapi, dia bilang Om Yoga? Wah, kampret si Yoga."Masak sih? Arya pasti dibeliin yang KW. Itu asli loh. Harganya jutaan." Aku memastikan kalau Arya salah memuji. Bagaimanapun juga si Yoga tak boleh mengalahkan diri ini di mata buah hatiku."Iya, Pah. Malah aku punya mainan keren loh, Pah. Aku punya pesawat yang terbang kayak pesawat betulan, Pah. Ada kameranya lagi. Tapi bukan drone."Aku kembali kaget dengan ucapan Arya. Kenapa dia bicara begitu? Memang si Yoga mampu beli?"Ah, masak sih? Emang Mama kamu mampu beli?" ucapku mengejek."Bukan aku yang belikan, Mas, tapi calon suamiku." Kini Maya yang sinis menjawab pertanyaanku."Halah, pasti hasil curian. Gaji berapa sih dia?" ledekku. Ngomong-ngomong, kenapa Maya tak mempersilahkan aku masuk? Dasar tak sopa

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 29 Tetangga Sebelah rumah

    PoV Maya***Sungguh keterlaluan sekali Mas Anang. Dia pikir aku wanita macam apa? Tak sedikit mereka yang telah bercerai namun bisa menjaga adab dan tata krama. Tapi dia? Sungguh membuatku muak. Kalau saja bukan ayahnya Arya, mungkin aku sudah mengusir dirinya sejak datang. Tapi, kami punya buah hati, tak baik kalau aku menjauhkan dia dengan ayahnya. Pasti dia tak menyangka kalau barusan aku akan menyiram wajahnya yang lecek dengan rayuan itu sampai basah kuyup. Nanti-nanti, kalau terjadi lagi mungkin aku harus mengguyurnya dengan air comberan atau dengan oli mesin. Kedengarannya kendaraan yang ia bawa telah meninggalkan halaman rumah. Saat ini dadaku masih naik turun karena emosi sambil bersandar ke pintu. Dia melecehkan sekali? Punya daya tarik apa sehingga perusahaan bisa menerimanya bekerja, bahkan pada jabatan itu.Oh ya, dia pasti tidak tahu kalau aku juga punya inventaris mobil, namun di simpan di garasi kakak Ibuku, karena kalau di sini kurang aman. Takutnya dicuri orang k

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 30 Tetangga Sebelah Rumah bag 2

    Kata Ibu, rumahnya sudah dijual pada orang lain mungkin, karena sekarang memang nampak lampunya terang benderang. Kalau biasanya hanya di luar saja satu gantungan lampu, sekarang dalamnya pun ada cahaya.Deg!Baru saja tatapan mata ini ingin berpaling dari rumah yang aku maksud, karena hendak menatapi keindahan bunga mawar, seorang wanita yang aku kenali keluar dari rumah itu. Dia Risma, istri Mas Diwan mantan pacarku dulu sejak masa kelas satu SMA yang barusaja terlintas di pikiran.Aku benar-benar kaget, jadi mereka kembali? Bukankah Risma tak mau tinggal di rumah itu?"Risma?" Aku menegurnya Setelah sejenak menyimpan penyiram bunga. Ia pun menoleh kaget dan sepertinya baru saja bangun tidur. Wajahnya masih kusut dengan rambut yang lumayan belum rapi. Aku melihatnya sedang menggeliat sembari menguap."Hah? Maya?"Dia menoleh dan seu mendekat menyelidik ke arahku, hingga kami pun kini sebentar lagi saling berhadapan. Dia yang beranjak seperti penasaran."Kamu di sini? Bukannya kamu

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 31

    PoV Maya***"Bu, ternyata Mas Diwan dan Risma itu yang pindah. Mereka huni lagi rumah almarhum orang tua Mas Diwan."Setelah masuk aku bicara pada Ibu. Sepertinya ada rasa heran juga tersirat di wajahnya. "Hah? Jadi Diwan kembali lagi? Kamu sudah ketemu?" "Sama Mas Diwan sih enggak ketemu, tapi sama Risma. Dia barusan sudah pancing emosi Maya, Bu. Maya 'kan sapa dia, ya memang kita baru ketemu lagi sekian tahun 'kan, Bu? Tapi, dia malah suudzon, bawa-bawa ke arah kalau aku pernah dekat sama Mas Diwan dulu." Sebenarnya kalau tak curhat, serasa hati ini gendok sekali. Mungkin aku harus belajar lagu bagaimana cara menyikapi hati menghadapi orang-orang semacam Risma."Ya ampun, masih sama Risma kayak dulu? Lagian, apa yang harus dikhawatirkan?" ucap Ibu sembari bolak-balik bawa gelas kosong."Enggak tahu, Bu. Mungkin karena statusku ini." Ibu kini sudah selesai tuangkan air putih ke gelas, kami akan segera sarapan pagi. Tadi aku dan Ibu yang masak, setelah masak gegas menyiram tanaman

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 32 CARI RIBUT

    "Heh? Gaya sok kantoran, jalan kaki aja? Gak pesan ojol!" ledeknya. Aku jadi tahu, kalau dia ternyata hanya ingin memancing emosiku saja. Dia sepertinya haus berdebat."Risma!" Mas Diwan menegur istrinya, namun aku tak tergoyahkan oleh perkataan Risma. Kaki terus melangkah tanpa menghiraukan Risma si tukang ngoceh. Hampir saja mood ini terjun bebas ke dasar jurang.Dia suudzon kalau aku ingin cari perhatian pada Mas Diwan. Aduh, mana mungkin, ada feeling lagi pada suaminya juga tidak. Aku hanya menganggapnya tetangga saja, tak lebih. Lagipula, ada Mas Yoga yang lebih dari segalanya***Aku sudah sampai di kantor. Pagi hari Mas Yoga sudah ada saja di ruanganku. Seketika raut malu pun muncul sembari menoleh arloji. Dipikir terlambat datang, namun waktu masih pukul tujuh lewat tiga puluh. "Assalamualaikum, Mas? Kok udah di sini aja?" ucapku sembari melangkah masuk, karena pintu ruangan tak dibuka."Waalaikum salam. Selamat pagi?" sapanya balik."Pagi, Mas." Dengan santai aku jalan ke a

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 33 FITTING BAJU

    Mas Yoga ada di ruang lain, dia juga sedang coba baju untuk akad nikah kami nanti.Setelah kupakai, ternyata benar-benar pas. Tapi ada ruang sedikit sehingga tak pengap saat memakainya.Aku harus menjaga asupan makanan. Jangan sampai badanku melar dan baju ini malah kekecilan. Hihi."Wah, Mbak cantik sekali. Silahkan Mbak, kita perlihatkan ini sama calon suami Mbak. Yuk!"Degh!Bagaimana nanti? Sekarang saja aku sudah begitu deg-degan. Padahal ini baru fitting baju.Aku tak bisa menolak, karena bagaimanapun juga aku harus tampil cantik di hadapan calon suami. Barangkali Mas Yoga mencela baju ini tak pas saat kupakai. Itu kenapa tidak mungkin?Sembari mempersiapkan kemungkinan yang terjadi atas penglihatan Mas Yoga nanti, aku pun coba atur napas. Semoga Mas Yoga tak memandang aku jelek pakai baju akad."Mas Yoga?"Fashion designer menyapa Mas Yoga yang sedang membenarkan kerah baju membelakangi kami.Entah mengapa, keringatku malah mengucur lumayan deras. Ini tak baik, jangan sampai baj

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 34 MUNCUL DI MANA-MANA

    "Mas? Kamu kok bawa aku ke sini? Ngapain? Ini udah waktunya masuk kerja loh, Mas."Aku menyanggah niat Mas Yoga yang malah mengajakku singgah sebentar di pinggir danau."Bentar aja, aku udah ijinin aku sama kamu kok sama staf kantor."Dia menjawab sembari jalan ke arah tempat duduk. Sedangkan aku masih berdiri di samping mobil menenteng tas."Ayok, sini! Duduk dulu." Dia meminta. Aku pun memutuskan untuk mendekat. Mau bagaimana lagi, kami sudah sampai.Aku duduk di sampingnya. "Sebenarnya, ada hal yang ingin aku katakan."Tegh!Wajah Mas Yoga kini serius sekali. Apa yang ingin dia katakan? Apa terkait pernikahan?Perasaanku sudah tak enak saja. "Apa, Mas? Soal apa?" tanyaku ragu."Ini … ini soal pernikahan kita. Ada hal yang ingin aku katakan sama kamu. Ini … ini mumpung cetakan undangan belum keluar karena aku yang menahannya dulu."Jleb!Apa maksudnya? Apa sebenarnya yang jadi masalah? Tiba-tiba ..."Ey, ey, ey. Dua sejoli ada di sini."Ada suara tepuk tangan juga.Fokus kami malah

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 35 DIMAJUKAN

    PoV Maya***"Mas, maaf ya. Maafin atas apa yang dikatakan oleh Mas Anang dan pacarnya."Setelah mereka berdua berlalu, aku segera meminta maaf pada Mas Yoga.Nampaknya Mas Anang ke sini hanya ingin mengejek kami saja. Buktinya, sekarang dia kembali pergi. Kendaraan yang mereka tumpangi sudah berlalu."Tak apa-apa. Santai aja. Yuk duduk lagi."Mas Yoga dengan tenang memintaku duduk kembali. Sepertinya sekarang aku sudah bisa bertanya, apa yang ingin ia katakan tadi? Gara-gara si bibir emak-emak jadi terjeda."Em, Mas? Sebenarnya apa yang kamu mau bahas soal pernikahan kita?" tanyaku penasaran."Sebenarnya ini. Em, kamu tapi tak marah 'kan? Oh ya, ini juga akan aku bicarakan pada Ibu kamu. Begini …."Aduh, membuat hatiku berdebar saja. Apa ada yang tak setuju dengan pernikahan kami apalagi karena statusku."Kamu santai aja, Mas. Kamu jelasin aja semuanya. Aku akan dengar dengan baik kok. Mending dibicarakan sekarang, jangan dinanti-nanti. Apapun yang kamu ucapkan, aku akan siap dan ber

Bab terbaru

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   156 TAMAT

    PoV Maya***"Oh, jadi kamu Mas biang kerok semua ini? Aku gak nyangka kamu begini ya Mas!" Aku begitu marah. Wajahnya memerah nanar menatap pria itu."Arkh, apaan kalian, dasar tukang tuduh!" Dia itu berdecak. Dia berdalih dan tidak mengakui hal yang sebenarnya terjadi.Kami sekarang sedang berada di sebuah tempat. Dimana sekarang di sini kami sudah berhadapan dengan Mas Diwan yang ternyata memang biang kerok dari semuanya.Di sini juga tidak hanya ada aku dan suami juga anak buahku. Tapi di sini juga ada Hans yang baru saja datang. Aku sengaja ingin memperlihatkan kepadanya kalau anak buahnya selama ini telah melakukan hal yang buruk.Mas Diwan mencuri identitas dirinya untuk menerorku. Dan seakan-akan Hans lah yang ingin menggencarkan rumah tanggaku bersama Mas Yoga. Pijit sekali kelakuannya.Plak!Sebuah tamparan mendarat di pipi nya Mas Diwan oleh telapak tanganku. Mas Yog

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   155 Sampai Ke Mulut Oma (2)

    Dada omah mundur ke belakang. Bibirnya tertarik ke atas seperti tak mengindahkan apa yang aku duga. "Ya ampun, Yoga. Kamu menduga istrimu itu hanya jadi korban orang lain? Takut itu kah kamu istri kamu pergi? Pasti benar, dia itu sudah selingkuh. Kamu ini kok kaya melindungi banget istri kamu?" Dugaanku benar, Oma menyalahkan istriku."Bukan begitu, Oma. Tapi aku sama Mas Yoga juga sedang menyelidiki siapa orang yang selalu meneror aku dengan barang-barang seperti ini. Aku benar-benar enggak tahu, Oma, aku yakin ini ada unsur disengaja." Istriku mendekat membela dirinya.Aku coba meredam kemarahan Oma. "Oke, Oma tenang dulu. Jangan marah-marah dulu. Sekarang Yoga sama Maya mau ke kamar dulu. Ada hal yang ingin kita bicarakan.""Nah, itu bagus!" Oma setuju, "pasti kamu ingin memarahi dia kan? Bagus itu, ayok sana. Jangan pernah mau kalah sama istrimu. Nanti dia bakal kebiasaan," tandas Oma.Istriku masih terus rerpojok

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   154 Sampai Ke Mulut Oma

    PoV Yoga***"Semua informasinya sudah aku kirim lewat email."Pesan masuk setelah aku keluar dari ruang meeting. Temanku yang detektif ini menjanjikan waktu sebentar, tapi karena katanya dia ada meeting penting sehingga pekerjaannya dia tunda dulu. Dan baru sekarang dia mengirimkan semuanya. Katanya sudah lewat email.Aku Pun bergegas menuju ruang bekerja. Membuka laptop dan segera mencari tahu informasi terbaru yang masuk lewat email yang yang aku pakai untuk mendapatkan informasi darinya.Tanpa basa-basi aku pun segera membaca dan melihat bukti lokasi yang telah temanku itu selidiki.Degh!Aku kaget ketika dua nomor yang berbeda itu ternyata berada di lokasi yang sama. Bahkan bukan berdekatan, tapi memang di titik yang sama.Satu Nomor dengan identitas bernama Diwan. Dan satu lagi nomor atas nama Hans. Aku malah semakin bingung, jangan-jangan dugaan istriku benar, kalau Diwan lah yang memanfaatkan situasi ini untuk meneror istriku. Tapi apa maksud dan tujuannya?Ku tanya lagi kepad

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   153

    PoV Yoga***[Maaf, kita belum bisa bertemu. Aku hanya bisa mengagumimu tanpa bisa melihatmu. Kita ini berada di posisi yang masih salah. Aku punya istri dan kamu pun punya. Aku hanya berharap suatu saat kita bersatu]Wajah istriku saat ini benar-benar murung dan ketakutan. Dia pasti berpikir kalau aku akan marah. "Mas, sumpah aku nggak tahu lho Mas salah orang ini," resahnya.Aku berusaha percaya. "Oke, sudah jelas kalau orang itu benar-benar menginginkan kamu. Tapi identitasnya terus saja dia sembunyikan.""Mas, aku yakin, ini adalah kerjaan seseorang untuk menghancurkan rumah tangga kita saja. Sumpah, aku gak tahu soal ini." Kekeh istriku seperti meresahkan pikiranku saat ini.Kami berdua diam. Namun, tiba-tiba istriku mengatakan kalau dia memiliki sebuah ide. "Mas!" Dia membuyarkan lamunanku. "Ada apa?" tanyaku.Dia malah mondar-mandir. "Gini nih, Mas, aku kok jadi suuzon kalau

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   152

    PoV Yoga***"Selidikku siapa Diwan yang dimaksud oleh Hans. Saya mau kabar sebelum 24 jam!" titahku pada orang suruhan.Mereka langsung sigap mengiyakan.Aku ingin tahu nama Diwan yang disebut Hans. Mungkin saja dia adalah Diwan yang sama dengan suaminya Risma.Dari kantor dia resign katanya ingin buka usaha, tapi setelah aku telusuri ternyata Diwan tidak buka usaha di rumah. Kata ibunya istriku Diwan itu seperti masih kerja kantoran.Aku ingin segera clear kan masalah ini. Keresahan hati mengenai Hans yang ingin merebut istriku ini harus segera aku pecahkan saat ini juga. Jangan sampai ada kesalahpahaman diantara kita yang terlalu jauh.Di menit kemudian tiba-tiba ponselku berdenting. Setelah melihat nama yang tertera di nomor panggilan yang masuk, ternyata dia adalah istriku.Segera aku menjawabnya. "Ya, Sayang?" sapaku lebih dulu."Mas, aku ada kabar dari sese

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   151

    Ternyata Hans sedang ada masalah keluarga. Mungkinkah dia bermasalah dengan istrinya sehingga ingin mendapatkan istriku? Benar saja dia barusan menyanjung istriku tanpa ada rasa resah."Semoga rumah tangga kalian kembali membaik ya," ujarku mengharapakan."Ya, semoga. Terima kasih."Lumayan lama berbincang-bincang ke sana-kemari. Bahkan kami juga membahas bisnis yang sedang berjalan. Namun, karena sudah pukul sebelas, aku pun gegas kembali ke kantor. Cukup untuk hari ini menjadi detektif secara langsung tanpa Hans sadari. Karena aku yakin, dia tak akan sadar kalau kecurigaan hati ini jatuh padanya. Entah kalau dia sudah tahu semuanya, sehingga dia seakan-akan memperlihatkan tak sedang terjadi sesuatu di depanku.***Saat makan siang aku ijin pada istri untuk bertemu dengan dua rekan. Yang satunya baru tiba dari luar negeri setelah pergi selama empat bulan lamanya. Dia melanjutkan studi di sana."Halo, Will, apa kabar?" Aku m

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   150 Kecurigaan itu benar atau tidak?

    PoV Yoga***Dia seperti gelisah setelah berkali-kali melirikku. "Oh, ya, it's oke. Em, diantar siapa kemari? Em, ya, duduk, duduk!" Ia nampak salah tingkah lagi. Hal yang membuat hatiku jadi tidak nyaman bila dia begini. "Resepsionis yang mengantarkan." Aku menjawab sembari duduk di sofa."Oh iya." Ia manggut dengan bola mata tak henti bergerak.Aku semakin curiga dengan ekspresinya. "Sepertinya Pak Hans sedang gelisah sekali? Ada hal buruk 'kah?" Bola matanya tak menatapku fokus. Semuanya membuatku semakin penasaran. Kenapa aku menduga dialah yang akan merusak rumah tanggaku. Untuk apa juga dia pindah rumah ke tempat yang dekat dengan rumahku? Tapi aku tak bisa suudzon begini. Harus benar-benar dicari bukti terlebih dahulu."Em, ada hal yang teramat pentingkah hingga langkah Pak Yoga sampai kemari?" tanyanya begitu resah. Tapi ada sandiwara persembunyian di baliknya."Oh tak ada apa-apa. Kebetulan saya hari

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   149 Apakah Hans?

    Betapa kagetnya aku, ada KTP rekan bisnisku di layar. Dengan jelas kutatap foto dan juga nama lengkap. Benar sekali, tak ada yang salah."Hans Putra Baskhara," batinku kaget.Aku zoom kembali lebih detail. Aku juga melihat lagi file lain, siapa tahu salah buka, ternyata tidak. Benar-benar identitas Hans kudapat.Ada sosial media juga yang terpaut dengan nomor asing itu. Semua wajah rekan bisnisku. Ini benar-benar membuatku bertanya-tanya. Bukankah kemarin Risma memalsukan atas nama Hans? Lalu istriku menyelidiki hingga identitas Risma dan suaminya itu terbukti? Sekarang?Apa mungkin ini bukti palsu? Gegas kuhubungi kembali si orang suruhan. Dia yakin 100%, data yang ia dapat dari nomor tersebut itu benar. Tidak ada yang keliru. Aku jadi geleng-geleng kepala. Setelah dipikir-pikir, hari ini lebih baik aku datang pada Hans. Perusahaan cabangnya yang baru berdiri itu akan kuhampiri. Mungkin dia bisa memberikan penjelasan atas semu

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   148 Bukti dan Tanda

    PoV Yoga***Sekarang di rumah ada Oma. Ia katanya ingin tinggal di sini sampai istriku melahirkan nanti. Biasalah, orang tua selalu banyak sekali aturan dan juga soal pantrangan. Kupikir dulu dia juga melakukan hal yang sama pada anak dan cucunya, dan sekarang istriku. Oma akan berada di sini untuk menjaga istri dan jabang bayiku. Mungkin lebih ke ingin menemani.Itu kata Oma, yang aku pikir di sini Oma lebih ke menginginkan peraturan baru. Dia sepertinya ingin mencaritahu bagaimana istriku kesehariannya lebih detail. Kutahu, Oma selalu menginginkan semua hal itu sempurna.Di sisi lain datangnya Oma membuatku gembira. Jadinya, aku juga bisa melihat dan menjaga dia lebih dekat lagi. Bukan hanya bertemu setahun sekali atau dua kali saja.Usianya sudah sepuh sekali. Kalau tak salah, sudah lebih dari 78 tahunan. Begitu katanya. Dengan usia demikian, dia masih mampu berjalan tegap walaupun tak secepat sewaktu masih muda. Kadang aku berpikir,

DMCA.com Protection Status