Home / Rumah Tangga / Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan / BAB1 BERTEMU MANTAN DI KONDANGAN

Share

Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan
Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan
Author: Kom Komala

BAB1 BERTEMU MANTAN DI KONDANGAN

Author: Kom Komala
last update Last Updated: 2023-01-24 14:23:48

PoV Maya

***

"Maya? Kamu ngapain di sini?"

Tatapan meledek dengan suara mengejek terlontar dari mulut Mas Anang--mantan suamiku. Kami di sini berjumpa dalam sebuah undangan pernikahan. Entah dia ada rekan dengan mempelai pria atau mempelai wanita.

"Aku lagi kondangan lah, Mas? Kamu enggak lihat?" jawabku agak sedikit sinis. 

Saat ini aku sedang duduk di kursi sendiri. Datang dengan seorang kekasih yang insyaallah akan menjadi pendamping hidupku. Pengganti Mas Anang.

"Hemh! Kamu jauh-jauh kondangan ke sini? Kamu memang kenal sama mereka berdua?" ledeknya mantap. 

"Hey, Sayang?" Tiba-tiba datang seorang wanita hampiri dirinya. Sepertinya dia pacar baru Mas Anang, lalu, mana sekretarisnya dulu yang merebut dia dariku?

"Eh, Sayang. Kenalin, ini mantan istriku yang sering aku ceritakan itu loh!" kata Mas Anang sambil meledekku. Di sekitar tak begitu banyak orang, jadi, aku leluasa diejek olehnya. 

Wanita bertubuh jangkung nan kurus itu pun nyengir meledek. "Oh, ini yang kata kamu istri yang cuma berdaster dan diam di rumah manfaatin uang kamu itu, Mas?" 

Tegh!

Ucapan wanita yang songong itu menusuk dasar jantung. Ucapannya masih terombang-ambing dibenakku dengan jelas. Aku bisa menyimpulkan, Mas Anang bercerai denganku lalu menjelekkanku.

"Maaf, Anda siapa ya? Apa hak Anda menjelekkan saya?" jawabku dengan nada pelan. Mana mungkin juga aku berlaku tidak terhormat di depan yang lain. Meskipun mereka cuek, tapi pastinya beberapa dari ekor mata mereka memperhatikan.

Tak malu apa Mas Anang dan pacarnya berdiri nampak menghakimiku? Dasar, orang tidak punya sopan santun.

"Aku pacarnya Mas Anang si General Manager di salah satu perusahaan terbesar di kota ini." Wanita bau cabai itu menjawab dengan angkuh. Sok berkata aku kamu, padahal kami baru bertemu. Sebutan 'saya' lah yang paling sopan.

Aku tersenyum sinis. "Oh, ini pacar baru kamu ya, Mas? Udah putus sama mantan sekretaris kamu itu ya? Ck." Aku mengejek Mas Anang di depan pacarnya.

"Bukan urusan kamu, May. Kamu gak usah ikut campur!" kata Mas Anang yang malah terpancing emosi. Itulah dia, si emosional.

"Sabar lah, Mas. Kalau gitu, kamu juga enggak usah ikut campur dengan kehidupan aku." Aku menjawab kembali dengan sinis.

"Iya sih, Mas, ayok kita pergi! Melihat wanita masa depan suram kayak gini aku kok jadi gatal ya, Mas?" cibir wanita peot itu. Tapi, aku tak akan terpancing emosi. Santai Maya.

"Baguslah, pergi sana! Kita sudah enggak ada urusan ya. Sudah satu tahun bercerai juga." Aku berkomentar. 

Kami memang sudah bercerai setahun yang lalu. Mengorbankan anak yang saat itu masih berusia tujuh tahun, sekarang putraku masih duduk di bangku sekolahan dasar. Namanya Arya, tepatnya Putra Arya Wiguna. Aku kesal ada embel-embel nama Mas Anang di belakangnya yaitu Wiguna. Tapi aku selalu berdoa, anakku akan tumbuh menjadi pria yang baik dan mampu menghormati wanita.

"Eh, tunggu, Sayang. Katanya dia juga udah kerja loh! Dia lulusan SMA, tapi katanya kerja di kantor." Mas Anang menertawakanku dengan nada amat meledek. Yang lain pun jelas agak mendengar hingga sedikit demi sedikit kami jadi pusat perhatian.

"Wah? Iya kah, Mas? Em, jadi OB kali ya, Mas?" kata pacarnya juga meledek. Tapi aku tak terpancing emosi. Aku hanya duduk sambil melahap es krim sebagai makanan penutup setelah makan hidangan menu utama di kondangan ini.

"Enggak sih, Sayang. Katanya dia bagus kok posisinya. Tapi aku gak tahu. Ya, sebagus-bagusnya pendidikan SMA, palingan jadi apa ya … em, tukang pijit bos-bos kaya kali ya? Haha." Mas Anang memancing emosiku, pasti dia sengaja ingin mempermalukanku. Maaf, attitude-ku tak seburuk itu.

"Wah, Sayang, kamu kok pinter?" ucap pacaranya dengan tangan terus bergandengan sejak tadi. Kenapa juga dunia sesempit ini. Padahal, ini kondangan di luar wilayah tempat kami masing-masing. Tapi, kenapa kami dipertemukan? Baiklah, mungkin kami harus saling berdrama kali ini. 

Atas ucapan mereka berdua, kali ini aku berdiri. Memperlihatkan kemarahan di awal, namun tersenyum lebar di akhir. 

Kedua tangan ini melipat di bawah dada lalu menyelidik tubuh mereka dari ujung kaki ke ujung kepala. Dua-duanya kupandangi.

"Hey! Jaga tatapan kamu, ya?" tegur pacar Mas Anang atas tatapanku. Yang kini membuatku terkekeh kecil. 

"Hem. Mbak cantik, enggak khawatir ya? Maaf nih, Mbak, dia ini 'kan mantan saya ya? Bahkan, rumah kami juga berjauhan. Em, kok bisa ya dia seperhatian itu sama saya? Sampai-sampai, dia tahu saya sudah kerja. Hati-hati ya, Mbak, mungkin diam-diam dia suka cari informasi saya. Ya, untuk apalagi ya kalau bukan masih suka." Aku tersenyum meledek di akhir. Puas sekali berkata seperti barusan, karena pacar Mas Anang kini perlahan manyun. Sepertinya dia terpancing emosi.

Mas Anang khawatir dengan wanitanya yang nampak cemburu itu. "Heh, jaga ya ucapan kamu. Kamu gak pantas bicara begitu!" geram Mas Anang padaku. Mas, Mas, Maya di lawan.

"Jangan dengerin dia, Sayang!" kata Mas Anang menenangkan pacarnya. Aku berdiri saja masih dalam tatapan sinis.

"Kamu itu cuma sampah yang aku buang tahu gak?" ucap Mas Anang menghinaku.

Tapi, bukan aku namanya bila harus kalah bicara. Apalagi, ini di dekat orang banyak. Aku juga harus menjaga emosi dan tetap bicara dengan santun. Ya, nyeleneh sedikit tak apa-apa sepertinya.

"Iya, kamu itu sampah yang udah terbuang. Mana mungkin Mas Anang kepo sama kamu?" ujar wanita itu. Dia tak sadar? Dengan Mas Anang tahu kehidupanku, itu bukan cari tahu? Dasar wanita agak kurang satu senti. Aku saja, tidak tahu kalau Mas Anang sudah putus dengan sekretarisnya. Bahkan, dia masih hidup pun aku tidak tahu. Kenapa? Karena aku tidak peduli sama sekali. Lah, dia? Malah tahu aku kerja di kantor. Apa namanya kalau bukan ingin tahu informasi mantan?

"Ingat ya, kamu sampah bagiku. Hemh!" Lagi, Mas Anang mendelikkan mata dengan sinis.

"Sampah? Oh, sama dong. Bagiku kamu juga sampah. Em, selamat ya, Mbak, Mbak pungut barang bekas saya."

Aku pun berlalu setelah bicara seperti itu. 

"Maya!"  Mas Anang menegurku. Sepertinya dia kesal dengan ucapan yang aku lontarkan. Maaf, Mas, aku bukan Maya yang dulu. Yang selalu kamu hina karena aku cuma di rumah saja. Bahkan, aku juga dihina oleh keluarga kamu. Tapi, kalian tidak tahu saja sekarang aku bagaimana. 

"Maya? Maaf, aku lama."

"Iya, Mas, enggak apa-apa kok."

"Kamu mau ke mana? Aku baru saja akan hampiri kamu loh?" kata pria yang gelarnya kalau secara keren itu teman dekat. Namun lebih dari sekedar sahabat.

"Aku mau di kursi lain saja, Mas." Aku menjelaskan.

"Oh, baiklah, ayok!"

Ini dia pria yang selama ini selalu menghormatiku. Namanya Mas Yoga. Lebih tepatnya, Volando Yoga Halilintar.

Kalau di kantor aku menyebut dirinya itu dengan sebutan bapak, karena dia adalah bosku di kantor. Ya, sekarang aku juga telah menjadi wanita karir. Supervisor, itulah jabatanku sekarang.

Mas Anang, lihatlah, apa kamu bisa menghinaku lagi?

***

Related chapters

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 2 HINAAN DARI MANTAN

    BAB 2***"May, kamu mau pulang sekarang atau nanti dulu?" Mas Yoga bertanya padaku. "Terserah, Mas. Aku enggak ada acara lagi kok." Aku menjawab dengan pasti."Oh ya, kalau gitu sekarang kita pulang saja ya? Setelah ini aku mau ajak kamu bertemu Mama. Kata Mama, dia ingin kasih kamu sesuatu."Mas Yoga berkata yang mengagetkanku sedikit. Ibunya ingin memberiku sesuatu? Aduh, malu sekali."Oh iya, Mas." Aku manggut-manggut.Kami pun sejenak meminta maaf dan meminta ijin pada kedua mempelai karena harus pulang lebih dulu. Mereka pun amat berterima kasih atas kedatangan kami."Oh ya, kamu mau ikut aku atau nunggu dulu di sini? Aku mau ambil mobil di parkiran sana. Tapi, kamu takut capek, jauh, jadi kamu tunggu saja ya?" kata Mas Yoga dengan santun dan penuh senyuman. Dia memang selalu bisa mengambil hatiku. Kami sudah keluar dari gedung. "Em, ya sudah, Mas. Silahkan."Mas Yoga pun kini pergi. Dia memintaku untuk menunggu saja karena jalan ke arah mobil terparkir itu panas katanya.Dia

    Last Updated : 2023-01-24
  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 3 DITUNGGU CALON MERTUA

    "May? Kamu kenapa?" tanya Mas Yoga ketika aku sudah duduk di sampingnya. Kami sudah keluar dari area gedung, dan kini sudah ada di jalan raya menuju rumah orang tuanya.Aku tersenyum mendengar pertanyaan Mas Yoga. "Enggak, Mas. Cuma agak sedikit mual saja."Seketika Mas Yoga kaget. "Hah? Mual? Kamu masuk angin?" Sepertinya dia was-was.Aku pun sedikit terkekeh. "Bukan, Mas. Kamu tahu enggak? Tadi ada mantan suamiku dan pacarnya?" Mas Yoga menautkan kedua alisnya. Lalu, sekarang ia seperti bernapas lega. "Oh, syukurlah kalau bukan sakit. Mau Flashback mantan ya?" ucapnya nyeleneh. Dari wajahnya, sepertinya dia pasrah saat ingin mendengar jawaban dariku."Ya ampun, bukan flashback, Mas. Aku sih sebenarnya enggak tahu ada mereka. Cuma, pas tadi kamu ijin untuk ke toilet, mereka berdua hampiri aku. Mereka itu ejek-ejek dan hina-hina aku."Mas Yoga memotong. "Di depan orang?" "Iya, Mas. Tapi, kamu tahu aku 'kan? Aku santai saja. Aku hanya diam. Masak iya aku beretika buruk di hadapan ora

    Last Updated : 2023-01-24
  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 4 SUKU BERBEDA

    "Begini, langsung saja. Yoga, kamu tahu 'kan? Adat istiadat keluarga kita?"Sampai di sini mataku sudah ingin melebar mendengar lontaran dari Bu Ine. "Maksud Mama?"***"Maksud Mama apa ya?" tanya sang anak pada ibunya. Aku sudah mempersiapkan kemungkinan yang akan terjadi. Dan aku harus siap.Duduk pun ini sudah tak enak. Karena sebentar lagi, mungkin aku akan diminta untuk diantarkan oleh Mas Yoga. Atau, kemungkinan buruk, aku disuruh pulang sendiri."Begini, kamu tahu suku adat keluarga kita 'kan? Kita ini berasal dari Medan dan Minang. Sedangkan Maya berasal dari Betawi."Bu Ine menjelaskan. Aku sudah tahu, memang mereka keturunan Medan dan Minang. Sedangkan aku ya, aku asli Betawi yang merupakan keturunan dari keluarga sederhana."Lalu maksud Mama apa?" Mas Yoga sudah heran dengan apa yang ibunya katakan. Sedangkan aku sejak saat ini sudah harus menerima konsekuensi, kalau hubungan kami tak baik bila diteruskan. Dari kasta pun kita berbeda.Bu Ine saat ini duduk dengan elegan be

    Last Updated : 2023-01-24
  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 5 TOKO PERHIASAN

    BAB 5***Kami telah sampai di toko perhiasan. Sebelum sampai ke rumahku, Mas Yoga memang memintaku untuk memilih cincin yang aku inginkan.Namun, baru saja turun dari mobil, dari kejauhan sana sudah nampak pria dan wanita yang aku kenal. Itu Mas Anang dan pacarnya tadi. Sungguh, ini dunia sempit sekali. Apa jadinya kami harus berpapasan lagi?Mas Anang baru saja keluar dari mobil dan kini menggandeng wanita itu. Aku dan Mas Yoga masih ada di dalam mobil.Di samping kamu sekarang datang sebuah motor bebek dan parkir di samping mobil Mas Yoga.***"Mas? Kamu ngapain?" tanyaku pada Mas Yoga masih di dalam mobil."Ini, aku mau buka sepatu. Gerah banget. Aku mau pakai sandal ini saja."Mas Yoga lepas sepatu pantofel kinclong bermereknya itu dan mengganti dengan sandal gunung.Aku pun hanya meninggikan alis sambil sedikit tersenyum."Yuk!" ajaknya.Aku malah ragu, karena di sana pasti bertemu dengan Mas Anang. Tapi, untuk apa juga mengurungkan niat hanya karena orang semacam mereka?Dengan

    Last Updated : 2023-01-24
  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 6 SEPERTI TAK PUNYA MUKA

    BAB 6"Mas? Kamu kok beli cincin mahal banget?" protesku pada Mas Yoga."Mahal? Sebenarnya kalau untuk hal lain pasti itu bagiku mahal. Tapi, buat kamu, berapapun akan aku keluarkan. Alhamdulillah, aku punya cukup uang untuk beli apapun sekarang ini. Asal otak dan fisik kita sehat, uang itu akan datang lagi.""Makasih ya, Mas."Hanya itu yang bisa aku ucapkan. Kami sekarang sedang berada di jalan pulang ke rumah ibuku. Jalan lumayan agak sedikit macet karena di depan ada lampu merah."Oh ya. Aku belum tanya kamu serius. Jadi, kamu mau menikah dengan aku 'kan? Kamu ijinkan aku jadi bagian hidup kamu?"Di lampu merah saat kendaraan berhenti sejenak dia bertanya hal yang sebenarnya tak perlu ia pertanyakan."Menurut kamu, apa aku menolak setelah kamu ajak beli cincin dan cincinnya pun sudah ada di sini?" Aku menunjuk dus kecil.Dia malah tersenyum. "Ya, kamu 'kan iya-iya saja. Sebenarnya, kamu benar menerima aku sebagai calon suami kamu?" tanyanya kembali."Insyaallah, aku menerima kamu.

    Last Updated : 2023-02-16
  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 7 BERTEMU KEMBALI DENGAN SI SOMBONG

    Hari ini ada meeting dengan wedding planner. Aku akan dijemput oleh Mas Yoga dan kini sedang menunggu di ruang tamu.Kebetulan hari ini libur, jadi bertemu dengan WP dijadwalkan sekarang oleh Mas Yoga."Mah, Arya mau main ke rumah Ivan boleh?" kata anakku ijin."Boleh, Sayang. Tapi mau main apa?" tanyaku pada putra tercinta."Mau main bola, Mah di lapangan sana itu. Boleh ya, Mah? Em, Arya juga bakal kotor-kotoran dikit," kata anakku sembari memasang mimik wajah meringis takut kumarahi."Boleh, kotor sih enggak apa-apa, Sayang. Asal hati-hati, jangan ke jalan raya ya? Nanti pulang juga jangan kesorean. Mama mau keluar dulu." Aku memberinya saran sembari memberitahukan ke mana aku akan pergi."Iya, Mah. Mama mau pergi sama Om Yoga?" ucapnya.Aku tersenyum. "Iya, Nak. Sebentar lagi Om Yoga jemput Mama. Kamu ijinin 'kan?" ujarku sambil mengelus-elus lembut rambut kepalanya."Iya, Mah. Mama juga hati-hati. Arya mau berangkat sekarang ya, Mah?" katanya lagi."Kamu enggak bawa sepatu?" hera

    Last Updated : 2023-02-16
  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 8 DITANTANG BALIK

    Kenapa Mas Anang merendahkan kami serendah itu? Dasar, dia kurang ajar sekali. Sebenarnya aku malu pada Mas Yoga, tapi, bagaimana juga dia hanya menyuruhku diam saja. Ikut alur yang akan ia suguhkan.Aku saat ini dengan Mas Yoga masih menunggu tukang kerak telor selesai membuat. Tapi Mas Anang dan pacarnya terus saja mengejek kami."Ayoklah, jangan sok jual mahal. Sekali-kali kalian makan enak di resto mewah." Kata-kata Mas Anang itu tak sopan sekali. Mana ada tata krama seorang General Manager semacam dia? Oh ya ada, memang dia."Ayok, boleh, Mas. Kebetulan kami juga sedang lapar. Tadinya kami akan makan di warteg sana."Tegh!"Warteg. Haha!" Mas Anang tertawa puas.Keningku mengernyit kaget tapi ingin tersenyum mendengar jawaban Mas Yoga. Dia mau diajak makan oleh mantanku?"Mas!" Aku menyinggung sedikit tangannya dengan jariku.Saat ini Mas Yoga nampak santai setelah mengiyakan ajakan Mas Anang dan pacar sombongnya."Jangan disenggol-senggol gitu, Maya. Kamu malu hah? Tuh pacar ka

    Last Updated : 2023-02-18
  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 9 SALDO KOSONG

    "Mohon maaf, Pak, saldo di kartu ATM ini tidak cukup!"Deg!Aku dan Mas Yoga saling melirik mengulum senyum. Sesumbar itu, tapi dia tidak cek m-banking? Aku yakin, dia miliki aplikasi itu. "Hah? Tidak cukup?" Mas Anang kaget, pun dengan pacarnya. Mereka seperti terpukul bokong oleh Tuan Crab dalam serial kartun."Huahahahaha." Dalam batinku tertawa lebar. Ingin sekali aku bergoyang di depan mereka berdua, tapi aku tak bisa lakukan itu karena aku tak begitu.Saat ini aku dan Mas Yoga saling lirik sembari mengulum tawa. Sekarang wajah Mas Anang dan pacarnya memerah. Pelayan pun masih menunggu dan sudah mengembalikan lagi kartu ATM tersebut."Mas? Kok nggak cukup?" protes pacarnya dengan kesal. Ada mimik malu di hadapan aku dan Mas Yoga.Mas Anang mempertahankan wibawanya. "Ah, masak sih? Salah kali! Atau mesinnya rusak!"Aku semakin ingin tertawa lebar. "Mas, mana ada mesin rusak bisa mendeteksi enggak cukup? Kalau enggak bisa dipakai, baru itu rusak!" ledekku dengan puas.Mas Yoga ter

    Last Updated : 2023-02-19

Latest chapter

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   156 TAMAT

    PoV Maya***"Oh, jadi kamu Mas biang kerok semua ini? Aku gak nyangka kamu begini ya Mas!" Aku begitu marah. Wajahnya memerah nanar menatap pria itu."Arkh, apaan kalian, dasar tukang tuduh!" Dia itu berdecak. Dia berdalih dan tidak mengakui hal yang sebenarnya terjadi.Kami sekarang sedang berada di sebuah tempat. Dimana sekarang di sini kami sudah berhadapan dengan Mas Diwan yang ternyata memang biang kerok dari semuanya.Di sini juga tidak hanya ada aku dan suami juga anak buahku. Tapi di sini juga ada Hans yang baru saja datang. Aku sengaja ingin memperlihatkan kepadanya kalau anak buahnya selama ini telah melakukan hal yang buruk.Mas Diwan mencuri identitas dirinya untuk menerorku. Dan seakan-akan Hans lah yang ingin menggencarkan rumah tanggaku bersama Mas Yoga. Pijit sekali kelakuannya.Plak!Sebuah tamparan mendarat di pipi nya Mas Diwan oleh telapak tanganku. Mas Yog

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   155 Sampai Ke Mulut Oma (2)

    Dada omah mundur ke belakang. Bibirnya tertarik ke atas seperti tak mengindahkan apa yang aku duga. "Ya ampun, Yoga. Kamu menduga istrimu itu hanya jadi korban orang lain? Takut itu kah kamu istri kamu pergi? Pasti benar, dia itu sudah selingkuh. Kamu ini kok kaya melindungi banget istri kamu?" Dugaanku benar, Oma menyalahkan istriku."Bukan begitu, Oma. Tapi aku sama Mas Yoga juga sedang menyelidiki siapa orang yang selalu meneror aku dengan barang-barang seperti ini. Aku benar-benar enggak tahu, Oma, aku yakin ini ada unsur disengaja." Istriku mendekat membela dirinya.Aku coba meredam kemarahan Oma. "Oke, Oma tenang dulu. Jangan marah-marah dulu. Sekarang Yoga sama Maya mau ke kamar dulu. Ada hal yang ingin kita bicarakan.""Nah, itu bagus!" Oma setuju, "pasti kamu ingin memarahi dia kan? Bagus itu, ayok sana. Jangan pernah mau kalah sama istrimu. Nanti dia bakal kebiasaan," tandas Oma.Istriku masih terus rerpojok

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   154 Sampai Ke Mulut Oma

    PoV Yoga***"Semua informasinya sudah aku kirim lewat email."Pesan masuk setelah aku keluar dari ruang meeting. Temanku yang detektif ini menjanjikan waktu sebentar, tapi karena katanya dia ada meeting penting sehingga pekerjaannya dia tunda dulu. Dan baru sekarang dia mengirimkan semuanya. Katanya sudah lewat email.Aku Pun bergegas menuju ruang bekerja. Membuka laptop dan segera mencari tahu informasi terbaru yang masuk lewat email yang yang aku pakai untuk mendapatkan informasi darinya.Tanpa basa-basi aku pun segera membaca dan melihat bukti lokasi yang telah temanku itu selidiki.Degh!Aku kaget ketika dua nomor yang berbeda itu ternyata berada di lokasi yang sama. Bahkan bukan berdekatan, tapi memang di titik yang sama.Satu Nomor dengan identitas bernama Diwan. Dan satu lagi nomor atas nama Hans. Aku malah semakin bingung, jangan-jangan dugaan istriku benar, kalau Diwan lah yang memanfaatkan situasi ini untuk meneror istriku. Tapi apa maksud dan tujuannya?Ku tanya lagi kepad

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   153

    PoV Yoga***[Maaf, kita belum bisa bertemu. Aku hanya bisa mengagumimu tanpa bisa melihatmu. Kita ini berada di posisi yang masih salah. Aku punya istri dan kamu pun punya. Aku hanya berharap suatu saat kita bersatu]Wajah istriku saat ini benar-benar murung dan ketakutan. Dia pasti berpikir kalau aku akan marah. "Mas, sumpah aku nggak tahu lho Mas salah orang ini," resahnya.Aku berusaha percaya. "Oke, sudah jelas kalau orang itu benar-benar menginginkan kamu. Tapi identitasnya terus saja dia sembunyikan.""Mas, aku yakin, ini adalah kerjaan seseorang untuk menghancurkan rumah tangga kita saja. Sumpah, aku gak tahu soal ini." Kekeh istriku seperti meresahkan pikiranku saat ini.Kami berdua diam. Namun, tiba-tiba istriku mengatakan kalau dia memiliki sebuah ide. "Mas!" Dia membuyarkan lamunanku. "Ada apa?" tanyaku.Dia malah mondar-mandir. "Gini nih, Mas, aku kok jadi suuzon kalau

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   152

    PoV Yoga***"Selidikku siapa Diwan yang dimaksud oleh Hans. Saya mau kabar sebelum 24 jam!" titahku pada orang suruhan.Mereka langsung sigap mengiyakan.Aku ingin tahu nama Diwan yang disebut Hans. Mungkin saja dia adalah Diwan yang sama dengan suaminya Risma.Dari kantor dia resign katanya ingin buka usaha, tapi setelah aku telusuri ternyata Diwan tidak buka usaha di rumah. Kata ibunya istriku Diwan itu seperti masih kerja kantoran.Aku ingin segera clear kan masalah ini. Keresahan hati mengenai Hans yang ingin merebut istriku ini harus segera aku pecahkan saat ini juga. Jangan sampai ada kesalahpahaman diantara kita yang terlalu jauh.Di menit kemudian tiba-tiba ponselku berdenting. Setelah melihat nama yang tertera di nomor panggilan yang masuk, ternyata dia adalah istriku.Segera aku menjawabnya. "Ya, Sayang?" sapaku lebih dulu."Mas, aku ada kabar dari sese

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   151

    Ternyata Hans sedang ada masalah keluarga. Mungkinkah dia bermasalah dengan istrinya sehingga ingin mendapatkan istriku? Benar saja dia barusan menyanjung istriku tanpa ada rasa resah."Semoga rumah tangga kalian kembali membaik ya," ujarku mengharapakan."Ya, semoga. Terima kasih."Lumayan lama berbincang-bincang ke sana-kemari. Bahkan kami juga membahas bisnis yang sedang berjalan. Namun, karena sudah pukul sebelas, aku pun gegas kembali ke kantor. Cukup untuk hari ini menjadi detektif secara langsung tanpa Hans sadari. Karena aku yakin, dia tak akan sadar kalau kecurigaan hati ini jatuh padanya. Entah kalau dia sudah tahu semuanya, sehingga dia seakan-akan memperlihatkan tak sedang terjadi sesuatu di depanku.***Saat makan siang aku ijin pada istri untuk bertemu dengan dua rekan. Yang satunya baru tiba dari luar negeri setelah pergi selama empat bulan lamanya. Dia melanjutkan studi di sana."Halo, Will, apa kabar?" Aku m

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   150 Kecurigaan itu benar atau tidak?

    PoV Yoga***Dia seperti gelisah setelah berkali-kali melirikku. "Oh, ya, it's oke. Em, diantar siapa kemari? Em, ya, duduk, duduk!" Ia nampak salah tingkah lagi. Hal yang membuat hatiku jadi tidak nyaman bila dia begini. "Resepsionis yang mengantarkan." Aku menjawab sembari duduk di sofa."Oh iya." Ia manggut dengan bola mata tak henti bergerak.Aku semakin curiga dengan ekspresinya. "Sepertinya Pak Hans sedang gelisah sekali? Ada hal buruk 'kah?" Bola matanya tak menatapku fokus. Semuanya membuatku semakin penasaran. Kenapa aku menduga dialah yang akan merusak rumah tanggaku. Untuk apa juga dia pindah rumah ke tempat yang dekat dengan rumahku? Tapi aku tak bisa suudzon begini. Harus benar-benar dicari bukti terlebih dahulu."Em, ada hal yang teramat pentingkah hingga langkah Pak Yoga sampai kemari?" tanyanya begitu resah. Tapi ada sandiwara persembunyian di baliknya."Oh tak ada apa-apa. Kebetulan saya hari

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   149 Apakah Hans?

    Betapa kagetnya aku, ada KTP rekan bisnisku di layar. Dengan jelas kutatap foto dan juga nama lengkap. Benar sekali, tak ada yang salah."Hans Putra Baskhara," batinku kaget.Aku zoom kembali lebih detail. Aku juga melihat lagi file lain, siapa tahu salah buka, ternyata tidak. Benar-benar identitas Hans kudapat.Ada sosial media juga yang terpaut dengan nomor asing itu. Semua wajah rekan bisnisku. Ini benar-benar membuatku bertanya-tanya. Bukankah kemarin Risma memalsukan atas nama Hans? Lalu istriku menyelidiki hingga identitas Risma dan suaminya itu terbukti? Sekarang?Apa mungkin ini bukti palsu? Gegas kuhubungi kembali si orang suruhan. Dia yakin 100%, data yang ia dapat dari nomor tersebut itu benar. Tidak ada yang keliru. Aku jadi geleng-geleng kepala. Setelah dipikir-pikir, hari ini lebih baik aku datang pada Hans. Perusahaan cabangnya yang baru berdiri itu akan kuhampiri. Mungkin dia bisa memberikan penjelasan atas semu

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   148 Bukti dan Tanda

    PoV Yoga***Sekarang di rumah ada Oma. Ia katanya ingin tinggal di sini sampai istriku melahirkan nanti. Biasalah, orang tua selalu banyak sekali aturan dan juga soal pantrangan. Kupikir dulu dia juga melakukan hal yang sama pada anak dan cucunya, dan sekarang istriku. Oma akan berada di sini untuk menjaga istri dan jabang bayiku. Mungkin lebih ke ingin menemani.Itu kata Oma, yang aku pikir di sini Oma lebih ke menginginkan peraturan baru. Dia sepertinya ingin mencaritahu bagaimana istriku kesehariannya lebih detail. Kutahu, Oma selalu menginginkan semua hal itu sempurna.Di sisi lain datangnya Oma membuatku gembira. Jadinya, aku juga bisa melihat dan menjaga dia lebih dekat lagi. Bukan hanya bertemu setahun sekali atau dua kali saja.Usianya sudah sepuh sekali. Kalau tak salah, sudah lebih dari 78 tahunan. Begitu katanya. Dengan usia demikian, dia masih mampu berjalan tegap walaupun tak secepat sewaktu masih muda. Kadang aku berpikir,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status