Share

BAB 40 UNDANGAN PERNIKAHAN

Kuraih buku undangan yang entah siapa yang akan menikah. Dilihat dari kemasan buku undangan sepertinya orang yang lumayan berada. Tapi, orang sederhana pun di jaman sekarang malah lebih sok kaya.

"Anang? Ada apa?" Ibu bertanya perihal maksud kedatangan tamu. Namun, tiba-tiba ponsel milikku berdenting. Dengan begitu, pertanyaan Ibu pun hanya kujawab, "undangan, Bu. Eh, sebentar, ada panggilan."

"Kalau begitu saya permisi, Pak." Si kurir pamitan.

"Oh iya, iya."

Kurir telah pergi. Aku gegas menerima panggilan tapi sepertinya harus bicara di belakang. Sepertinya orang yang akan bicara serius telah menghubungi. Jangan sampai Sindy tahu.

Buku undangan kuletakkan saja di meja. Ibu dan Sindy masih asyik ngobrol. Wanita kalau sudah bicara pasti lupa waktu dan lupa lingkungan.

"Kamu mau ke mana, Mas?" Sindy heran karena aku mengangkat panggilan menjauh dari mereka.

"Ah sudahlah, biarin. Sindy, kita belanja yuk! Tante mau, kamu temani Tante belanja."

Kedengarannya Ibu dan Sindy akan pergi belanj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status