Hari pernikahan semakin dekat. Pak Reza yang kaku semakin intens untuk mengodaku. Seperti pagi ini di dapur, dia meminta untuk dibuatkan nasi goreng kesukaanya. Dia terus melihatku. Katanya, aku sangat cantik. Ah, gombal. Semakin hari, dia semakin pintar saja mengombal. Hannah sangat bahagia karena sebentar lagi aku benar-benar resmi menjadi umminya. Sejujurnya, ada ketakutan di dalam hatiku. Aku takut gagal. Aku takut jika pernikahanku bersama pak Reza seperti mas Bayu. Tapi, saat ketakutan itu ku utarakan kepada pak Reza, dia berusaha menjelaskan bahwa dia berbeda dengan mas Bayu. “Makanannya selalu enak.” “Saya suka,” ucapnya. Aku tersipu malu. Gombalannya selalu sederhana seperti, “Kamu kalo pagi, cantik terus yah.” Setiap dia mengatakan hal itu, aku selalu menunduk. Pipiku perlahan memerah. Dia memang akhir-akhir ini belajar mengombal dan pak Reza tidak tahu tempat. Seperti sekarang, dia mengombalku di depan ibunya, ibu Sandi. Ah, menyebalkan. Pak Reza memiliki sahabat ber
Read more