Home / Pernikahan / WANITA YANG KAU HINAKAN / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of WANITA YANG KAU HINAKAN: Chapter 171 - Chapter 180

213 Chapters

BAB 171. Mereka bercerai.

"Lah, ya, enggak ada maksud apa-apa, Dik. Ini memang rumah Kakakku. Mbak Ita. Jadi yang berhak mengusir kita atau tidaknya bukan Nenek tua ini, tapi Kakakku," jawab Wira. Dia tersenyum sinis pada Mamah Atik."Ja—di benar ini rumah Mbak Ita?" tanya Dina seolah meyakinkan pendengarannya."Iya, Sayang. Jadi ini rumah Mbak Ita. Kamu enggak perlu takut begitu. Kan, Nenek tua itu tida berhak ngusir kita," jawab Wira santai. Kini dia duduk dengan mengangkat satu kakinya ke atas meja."Apa Saya tidak salah dengar? Anda adik saya? Bukankah dulu Anda tidak mau mengakui saya ini saudara bahkan kata-kata kasar terucap dari bibir Anda," sahutku. Wira pasti tidak menyangka aku akan berkata seperti itu. Kini gantian Mamah Atik yang tersenyum sinis."Giliran kaya ngaku saudara, dulu gubuknya pun mau dibakar. Dasar tidak tahu malu!," sindir Mamah Atik."Tega sekali kamu bicara seperti itu Mbak, aku ini adikmu. Kita satu ibu dan satu bapak ....""Cukup! Tanpa Anda penjelasan apa pun, saya sudah paham.
last updateLast Updated : 2022-11-26
Read more

BAB 172. Mas Danu marah.

“Ada apa, Dik?” Mas Danu sepertinya heran kenapa kami semua ke luar rumah. Dia baru saja pulang dari toko bersama bapak. Sekarang Mas Danu sudah bawa mobil. Meski belum lancar, tapi setiap hari selalu bawa sekalian untuk latihan.“Itu Dan, si Asih berantem sama suaminya. Roni bawa selingkuhannya ke rumah babak belur mereka berdua digebukin sama Asih,” jawab Mamah Atik.“Astaghfirullah ... kenapa mereka kelakuannya seperti binatang semua,” gumam Mas Danu, dia mengelus dada.“Loh, kamu ....” Pasti Mas Danu heran ada Wira di sini.“Mas, apa kabar? Kenalin ini istriku.” Mas Danu sedikit kaget karena Wira salim pada Mas Danu bahkan tangan Mas Danu diciumnya. Ini kali pertama aku lihat Wira begitu pada suamiku sejak kami resmi jadi suami istri. Dina pun ikut-ikutan seperti yang dilakukan suaminya.“Halah giliran udah kaya aja di cium-cium tangannya. Ditanyain kabarnya. Dulu ke mana aja? Memang ya, harta itu bisa merubah segalanya yang tadinya ketemu orang jahat tiba-tiba orang jahat itu bis
last updateLast Updated : 2022-11-27
Read more

BAB 173. Dina tak tahu malu.

“Aduh-duh, Mas, maaf. Maaf skeali sepertinya memang terjadi kesalah pahaman dan miskomunikasi. Ayo-ayo, sini Mas Danu Duduk dulu! Pasti capek ya? Kan, baru pulang kerja. Oh, iya, Mas kenalin ini Dina istriku dan Dina ini ternyata sepupu ibunya Mas Danu. Enggak nyangka ya, ternyata kita sudah ada ikatan keluarga dari pasangan hidupku. Aku senang sekali,” ucap Wira tanpa rasa malu sedikit pun. Dia berusaha menguasai keadaan.“Oh, gitu. Jadi, kapan kalian akan pergi dari sini bukankah sudah aku usir?” Wira kaget mendengar pertanyaan Mas Danu.“Ka—kami ingin sila—tu—rahmi, Mas. Seka—lian mau mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya bapaknya Mas Danu,” jawab Wira terbata.Mas Danu melengos kemudian masuk rumah mengabaikan Wira dan istrinya.“Sayang, Kia mana? Aku kangen nih. Lapar juga. Yuk, temani aku makan!” ajak Mas Danu. Kami masuk rumah Wira dan istrinya masih saja membuntuti kami.“Mas, kami boleh main ke sini, kan?” tanya Wira lagi.“Main? Boleh dengan syarat kamu harus sopan di s
last updateLast Updated : 2022-11-27
Read more

BAB 174. Ibu mertua sedih.

Brugh!“Aaauu!” Dina teriak kuat sekali. Hingga jadi pusat perhatian. Mas Danu mendorong Dina hingga dia terjatuh cukup kuat.“Tidak tahu malu!” umpat Mas Danu.“Ada apa, Dan?” tanya Mamah Atik.“Enggak ada apa-apa Bu, tadi ada ulet bulu,” jawabku terkekeh.Mas Danu pergi membawa Kia ke depan. Dina masih ngedeprok di lantai. Tidak ada satu pun yang berniat menolongnya.Perhatianku fokus pada ibu mertuaku. Sejak tadi beliau banyak diam dan bengong. Pasti beliau sangat sedih.Aku mau menegurnya takut kesalahan, jadi aku perhatikan saja.Ibu setiap ditanya orang hanya menggeleng dan mengangguk saja. Tatapannya kosong.“Iyem, kasihan ya. Pasti dia kepikiran anak-anaknya,” seru Bu Jum.“Namanya orang tua pasti begitu lah, Bu. Kepikiran sama anak-anaknya. Kasihan mereka nasibnya jelek. Padahal nih, Asih sama Lili itu cantik,” sahut Wak Romlah. Ah, mereka berdua memang cocok sekali.“Sudah malam enggak usah ghibah!” tegur Bu RT.“Ah, Bu RT ini enggak asyik. Memang kenyataannya benar begitu.
last updateLast Updated : 2022-11-27
Read more

BAB 175. Calon suami Mbak Asih.

“Mamah tidur duluan ya, Nak. Malam ini Mamah mau tidur di kamar Kia.”“Iya, Mah. Aku juga mau tidur, ini mau kunci pintu dulu.”“Ibu juga mau pulang, Ta. Takut di rumah ada maling. Kasihan Asih juga, dia sendirian. Jangan lupa besok ya, Ta.” Aku mengangguk lalu mengantarkan ibu sampai pintu dan mengunci semuanya mematikan lampu dan masuk ke kamar.Saat mematikan lampu aku heran lampu kamar tamu kok, hidup setelah kuhampiri ternyata ada Wira dan istrinya. Aku baru ingat kalau mereka ada di sini.“Mas, besok kita harus cari alasan lagi biar kita tetap di sini, minimal seminggu lah. Ternyata di sini enak. Lihat kamar ini saja bagus apalagi kamar Mbak Ita.” Samar kudengar obrolan mereka. Segera kutajamkan pendengaran.“Iya, kamu benar Dik.” Wira awas kamu!“Mas kan, pintar ekting besok harus yakinin Mas Danu. Lagi pula dia itu cacat rasanya kok enggak pantas banget dia kaya begini. Mas lihat tadi mobilnya Mas Danu? Bagus ya, itu harganya mahal.”“Tahu, lah. Dik. Aku juga rasanya pingin n
last updateLast Updated : 2022-11-27
Read more

BAB 176. Dukun?

“Ada apa ini ramai-ramai!?” teriak Mas Roni. Dia pulang lagi. Kukira akan pergi selamanya. Mas Roni gegas menghampiri kami. Dia sama sekali tidak merasa bersalah bahkan terkesan jumawa.Kami tidak terlalu menanggapi Mas Roni. Kami fokus pada ibu yang pingsan. Pasti ibu syok karena calon menantunya lebih tua dari beliau. Mbak Asih ini ada-ada saja kenapa seleranya turun drastis begini? Apa aki-aki ini kaya raya, jadi Mbak Asih mau dijadikan istrinya?Aku seperti terhipnotis melihat pemandangan di depanku, calon Mbak Asih merapalkan doa dan memasukkan jempol tangan kirinya ke dalam langit-langit mulut lalu menempelkan ke jidat ibu.Hitungan detik ibu mengerjap-ngerjapkan matanya. Alhamdulillah ibu sadar. Apa dia paranormal kok, cara menyembuhkan orang pingsannya unik seperti itu?Ibu Menangis tanpa suara. Air matanya membuktikan bahwa beliau sedang tidak baik-baik saja. Dia memandangi Mbak Asih terus-menerus lalu bergantian memandangi aki-aki di depan kami.“Asih, hentikan jangan biki
last updateLast Updated : 2022-11-28
Read more

BAB 177. Kami tolak.

Dia kembali meninju pipi tua calon suami Mbak Asih.“Kamu pasti sudah guna-guna istriku, kan! Dasar dukun c4bul!” ocehan Mas Roni ternyata mengundang para tetangga mungkin mereka heran ada keributan lagi di rumah ibu.“Cukup Mas!” Mbak Asih berlari menolong calon suaminya. Kami terperangah tidak percaya. Begitu juga Mas Roni dia langsung melompong melihat pemandangan di depannya.“Aku yang meminta Ayang mbeb Marjuki untuk datang melamarku!” Aku tambah melongo dengan panggilan Mbak Asih pada calon suaminya. Bahkan Mamah Atik cekikikan.“G1l4 kamu ya, Sih! Sadar kamu itu sudah dipelet dia!” Mas Roni masih tidak terima dengan kelakuan Mbak Asih.“Gila? Cih, kamu itu yang gila! Main perempuan tidak memikirkan perasaanku. Aku sudah muak sama kamu, Mas,” ucap Mbak Asih.“Kamu itu masih sah istriku mana bisa kawin dengan laki-laki lain, aku bahkan belum menalakmu!” teriak Mas Roni.“Memang benar. Aku yang menyuruhnya melamar. Aku pula yang bilang padanya sudah pisah lama denganmu dan aku pul
last updateLast Updated : 2022-11-28
Read more

BAB 178. Kedatangan juragan ikan.

“Astaghfirullah Mas! Jujur aku ke sini seperti sadar dan tidak.” Aku membenarkan ucapan Mas Danu. Entah kenapa aku pun merasakan seperti itu.Bagi orang yang tidak pernah mengalami hal-hal magic mungkin tidak akan pernah percaya, tapi bagi yang mengalaminya mereka akan percaya. Inilah pentingnya kita berdoa ke mana pun pergi agar terhindar dari hal-hal seperti ini. Jika pun sudah terjadi Allah akan menolong kita.Alhamdulillah seperti saat ini Allah menolong kami dari ganggang syaiton yang terkutuk.“Bapak silakan undur diri, kami akan melakukan salat Maghrib berjamaah ke Masjid kalau mau mari kita sama-sama berangkat!”Calon suami Mbak Asih tetap diam saja. Beliau berdiri dan pergi tanpa sepatah kata pun diikuti 4 orang lainnya.Mbak Asih mengejarnya sampai depan. Karena kami khawatir, kami pun membuntuti Mbak Asih.“Ayang Mbeb, tunggu jandaku ya? Nanti kita chatingan saja. Ingat aku akan setia di sini untukmu,” ucap Mbak Asih. Calon suaminya hanya mengangguk dan tersenyum. Lalu mere
last updateLast Updated : 2022-11-28
Read more

BAB 179. Utang.

Juragan ikan pun pergi bersama anak buahnya setelah sebelumnya berpamitan padaku juga.“Orang kaya ya, itu?” tanya Mamah Atik.“Iya, Mah. Orang terkaya di kecamatan sini. Baik orangnya,” jawabku.“Dasar menantu dan anak tidak berguna. Kerjaannya bikin malu saja. Sekarang rumah kalian yang diambil juragan ikan sebagai jaminan hutang. Besok apa lagi yang akan kalian perbuat, hah!” Suara ibu menggelegar sampai ke rumahku.Pintu dapur terbuka. Aku langsung menyibukkan diri menyuapi Kia. Mamah Atik pun langsung menggerakkan badannya ala senam erobik.“Ita, tolongin Ibu, ya? Pinjami Ibu uang 25 juta rupiah saja untuk ambil sertifikat rumah Asih yang dibawa juragan ikan.” Ibu kemudian menceritakan kejadian barusan. Aku tetap menjadi pendengar setia meski sebenarnya aku sudah tahu.“Enggak bisa, kalau mau utang harus ada jaminan juga,” jawab Mamah Atik.“Jaminan? Heh, Nenek gila! Enggak usah ikut campur urusanku terus dong! Kalau pakai jaminan sama dengan riba kamu mau masuk neraka?” sanggah
last updateLast Updated : 2022-11-28
Read more

BAB 180. Foto seksi.

[Besok kita selesaikan masalah ini, Mbak. Aku tidak mau sesuatu terjadi pada rumah tanggaku. Mbak Lili harus bertanggung jawab.] Kukirim pesan singkat menggunakan ponselku. Aku tidak terima Mbak Lili mengirimkan foto seksinya ke HP Mas Danu dengan maksud menggoda Mas Danu. Mbak Lili seperti perempuan murahan yang tidak punya harga diri. Langsung dibaca dan terlihat Mbak Lili sedang mengetik balasan. Aku takut terpancing ucapannya maka segera kumatikan data dan kutaruh ponsel jauh dariku. Hatiku panas setelah berbalas pesan dengan Mbak Lili. Ternyata kecurigaanku selama ini benar. Dulu waktu kami masih masa pacaran Mbak Lili tingkahnya pun sama selalu ingin dekat dan diperhatikan juga sering cari perhatian Mas Danu. Meski Mas Danu tidak pernah meladeni pesan Mbak Lili, tapi tetap saja aku marah. Wanita mana yang tidak cemburu dan sakit hati kalau ada wanita lain secara terang-terangan mengatakan perasaannya pada suami sendiri. Dulu saat Mbak Lili mencoba mengalihkan perhatian Mas D
last updateLast Updated : 2022-11-28
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
22
DMCA.com Protection Status