Share

BAB 171. Mereka bercerai.

"Lah, ya, enggak ada maksud apa-apa, Dik. Ini memang rumah Kakakku. Mbak Ita. Jadi yang berhak mengusir kita atau tidaknya bukan Nenek tua ini, tapi Kakakku," jawab Wira. Dia tersenyum sinis pada Mamah Atik.

"Ja—di benar ini rumah Mbak Ita?" tanya Dina seolah meyakinkan pendengarannya.

"Iya, Sayang. Jadi ini rumah Mbak Ita. Kamu enggak perlu takut begitu. Kan, Nenek tua itu tida berhak ngusir kita," jawab Wira santai. Kini dia duduk dengan mengangkat satu kakinya ke atas meja.

"Apa Saya tidak salah dengar? Anda adik saya? Bukankah dulu Anda tidak mau mengakui saya ini saudara bahkan kata-kata kasar terucap dari bibir Anda," sahutku. Wira pasti tidak menyangka aku akan berkata seperti itu. Kini gantian Mamah Atik yang tersenyum sinis.

"Giliran kaya ngaku saudara, dulu gubuknya pun mau dibakar. Dasar tidak tahu malu!," sindir Mamah Atik.

"Tega sekali kamu bicara seperti itu Mbak, aku ini adikmu. Kita satu ibu dan satu bapak ...."

"Cukup! Tanpa Anda penjelasan apa pun, saya sudah paham.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status