Share

BAB 170. Dikira babu.

"Apa kamu jadi babu di sini?" tanyanya lagi penuh selidik. Dia melihatku dari atas sampai bawah. Dan kebetulan hari ini aku hanya memakai daster saja karena sibuk di dapur. Dia duduk bak ratu.

"Loh, Dina, kamu ke sini sama siapa?" tanya Mamah Atik. Oh, rupanya dia namanya Dina.

Istri Wira buru-buru berdiri dan salim dengan Mamah Atik.

"Bulek ... enggak nyangka loh, kita ketemu di sini. Oh, jadi ini rumah Bulek Atik. Bagus sekali ya, kayak rumah orang kota," kata Dina.

"Kalau ditanya itu jawab yang benar. Bukan malah balik tanya!" sahut Mamah Atik.

"Oh, aku ke sini sama suamiku. Dia lagi ke belakang numpang kamar mandi, Bulek," jawab Dina. Kemudian dia duduk lagi dengan pongah sambil melirik padaku.

"Bulek, apa rumah Bulek yang seperti istana ini sumurnya kekeringan? Dari tadi enggak ada air minum sama sekali. Itu fungsinya pembantu apa kalau diam berdiri di situ seperti manekin saja," sindir Dina padaku dan juga pada Mamah Atik.

"Ck, kamu masih saja enggak berubah, Din. Sombong dan as
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status