Share

BAB 179. Utang.

Juragan ikan pun pergi bersama anak buahnya setelah sebelumnya berpamitan padaku juga.

“Orang kaya ya, itu?” tanya Mamah Atik.

“Iya, Mah. Orang terkaya di kecamatan sini. Baik orangnya,” jawabku.

“Dasar menantu dan anak tidak berguna. Kerjaannya bikin malu saja. Sekarang rumah kalian yang diambil juragan ikan sebagai jaminan hutang. Besok apa lagi yang akan kalian perbuat, hah!” Suara ibu menggelegar sampai ke rumahku.

Pintu dapur terbuka. Aku langsung menyibukkan diri menyuapi Kia. Mamah Atik pun langsung menggerakkan badannya ala senam erobik.

“Ita, tolongin Ibu, ya? Pinjami Ibu uang 25 juta rupiah saja untuk ambil sertifikat rumah Asih yang dibawa juragan ikan.” Ibu kemudian menceritakan kejadian barusan. Aku tetap menjadi pendengar setia meski sebenarnya aku sudah tahu.

“Enggak bisa, kalau mau utang harus ada jaminan juga,” jawab Mamah Atik.

“Jaminan? Heh, Nenek gila! Enggak usah ikut campur urusanku terus dong! Kalau pakai jaminan sama dengan riba kamu mau masuk neraka?” sanggah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status