Share

BAB 182. Sudah tahu dari dulu.

“Sini duduk dekat Mamah.” Tanganku ditarik Mamah Atik, aku menurut saja. Mas Danu hendak menggenggam tanganku, tapi aku tepis lalu aku buang muka.

“Kalau cemberut gitu jelek loh, Ta,” tegur ibu.

“Kalau ada masalah dibicarakan baik-baik nanti kalau dipendem sendiri jadinya penyakit,” ujar Mamah Atik.

Mas Danu pindah tempat ke belakangku dan memelukku erat sekali sampai aku susah nafas.

Aku diam saja tidak berniat sama sekali untuk berontak ataupun membalas pelukan Mas Danu.

Lucunya Kia minta ikutan dipeluk. Dia sibuk menghampiri kami.

“Eyuk, Bu, eyuk!” pinta Kia. Iya diambil oleh ibuku dan dipeluknya.

“Maafkan aku ya, Dik. Tidak jujur padamu.” Degh! Apa Mas Danu sudah tahu ya?

Kalau Mas Danu sudah tahu berarti selama ini mereka berdua antara Mas Danu dan Mbak Lili sering kali saling berbalas pesan dan mungkin Mbak Lili sudah seringkali juga mengirimkan foto seksinya kepada Mas Danu.

“Hem, suami sayang begitu kok, masih aja dicemberutin,” ucap ibu.

“Cemburu tanda sayang, marah tandany
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status