All Chapters of Kakakku, Orang Ketiga Dalam Rumah Tanggaku : Chapter 131 - Chapter 140

159 Chapters

Melakukan Berbagai Cara

Selesai makan, aku duduk di ruang keluarga bersebelahan dengan Mas Ray. Entah kenapa, setiap dekat dengan Mas Ray, aku selalu deg-degan seperti ini ya? Norak banget sih aku."Sayang, siapa tamu yang datang tadi malam?" tanya Mas Ray."Mas Fahmi."Mas Ray langsung melihat ke arahku. "Ngapain? Menemuimu?""Iya, menemuiku.""Untuk apa?" tanya Mas Ray dengan wajah yang tidak suka atau mungkin cemburu ya?"Minta izin sama aku, supaya anak-anak nanti hari Minggu menunggui ayahnya. Ayahnya mau menikah.""Ooo, dengan Dinda?" "Iya.""Kamu diundang juga?""Iya.""Terus, mau datang?""Enggak. Biar anak-anak saja.""Kenapa nggak datang? Apakah kamu belum ikhlas melihatnya bahagia? Apakah kamu masih mencintainya?" Aku diam. Mas Ray menatap wajahku."Untuk apa aku datang? Nanti pasti akan menimbulkan banyak pertanyaan. Apalagi keluarga Dinda tidak menyukaiku. Bukan masalah belum ikhlas atau masih mencintainya, tapi aku tidak mau merusak kebahagiaan mereka.""Benarkah?" Mar Ray sepertinya meraguk
last updateLast Updated : 2023-07-27
Read more

Sidang RT

"Siap-siap menghadapi sindiran tetangga," bisik Mas Ray.Aku langsung menoleh ke arah Mas Ray, wajahnya begitu dekat dengan wajahku. Sepertinya Mas Ray tidak menyia-nyiakan kesempatan. Bibirku yang kena sasaran.Aku segera mendorong wajahnya siapa menjauh."Mau ditemani?""Nggak usah, Mas. Sudah biasa menghadapi mereka.""Aku yakin, istriku ini memang tahan banting. Apalagi di kasur.""Mulai lagi, deh," kataku.Akhirnya aku turun dari mobil dan berjalan menuju ke rumah. Semua mata di rumah Bu Ani langsung menatap ke arahku."Baru pulang, Bu," tanya Bu Tedi."Iya, Bu. Lagi ngapain, kok rame-rame." Aku berhenti di teras rumahku dan melihat ke arah teras Bu Ani "Lagi rujakan, ayo gabung." Bu Tedi menimpali. "Jam segini kok baru pulang, padahal TK pulangnya cepet. Dianterin calon suami, kemana dulu, Bu?" sindir Bu Ani. Aku mulai emosi, tapi aku tidak mau terpancing emosi."Ah, Bu Ani mau tahu saja deh sama urusan saya. Perhatian sekali sama saya, sampai segala kegiatan saya dipantau sam
last updateLast Updated : 2023-07-29
Read more

Ulat Bulu

"Pakde, memang Bu Ani itu sangat keterlaluan. Selalu memantau kegiatan disini. Hampir setiap saat ada di teras, yang mengepel lah, menyiram bunga, mengelus-elus tanaman, persis kayak CCTV," kata Arya menjelaskan."Punya tetangga kok kayak gitu ya?" sahut Mas Hanif."Kok Mas tahu Hanum ada di rumah Pak RT.""Tadi Mas kesini, kata Arya kamu sedang di rumah Pak RT, makanya Mas menyusul kesana. Arya, coba ibumu yang sedang menangis ini di foto terus dikirim ke Om Ray. Biar Om Ray tahu kalau calon istrinya cengeng." Mas Hanif berkata sambil cengengesan."Sudah Pakde, sudah Arya kirim.""Apaan sih kamu Arya, malu-maluin Ibu saja." Aku kesal dengan Arya dan Mas Hanif yang bersekongkol mengerjaiku. "Pakde, Ibu ini kalau sama Pakde manjanya luar biasa. Ngalah-ngalahin Adiva. Padahal sudah punya dua anak. Masa kecilnya dulu kayak apa sih?" tanya Arya.Aku dan Mas Hanif hanya tertawa."Ibumu dulu sangat tomboy, selalu ikut main Pakde dan teman-teman Pakde. Ke sawah, nyari ikan, main layangan, b
last updateLast Updated : 2023-07-29
Read more

One Step Closer

"Kok lewat sini, mau kemana kita, Mas?" tanyaku pada Mas Ray."Ke rumah sakit sebentar saja. Tadi ada panggilan.""Terus aku nunggu dimana? Opik pasti nggak masuk hari ini.""Nggak usah nunggu dimana-mana, kamu ngikutin aku saja." "Ada dokter Vanya nggak?" selidikku."Nggak tahu. Memangnya aku pawangnya."Aku tertawa mendengar ucapan Mas Ray. Sampai di rumah sakit, aku mengikuti langkah kaki Mas Ray. Ternyata ia menuju ke salah satu ruangan perawatan."Mas, aku nunggu di sini saja, ya? Nggak enak kalau ikut masuk.""Kamu nggak apa-apa disini?" tanya Mas Ray."Nggak apa-apa." Mas Ray tersenyum dan masuk ke ruangan perawatan. Aku pun mencari tempat untuk duduk. Resiko punya calon suami seorang dokter ya kayak gini. Sabar.Cukup lama Mas Ray ada di dalam ruangan, akupun menyibukkan diri dengan membuka ponsel. Saking fokusnya aku ke layar ponsel, sampai tidak menyadari ada seseorang menyapaku."Bu Hanum, nungguin siapa?" tanya Rina, asistennya Opik."Eh, nungguin Mas Ray," jawabku. Kemud
last updateLast Updated : 2023-07-30
Read more

Terima Kasih

"Waduh, sudah nggak tahan nih kayaknya," celetuk Pakde Hasan.Lagi-lagi semua yang hadir tertawa."Ikan sepat ikan gabus. Lebih cepat lebih bagus." Pantun yang diucapkan Pak RT mengundang tawa."Bagaimana Pak Irwan?" tanya Pak RT."Seperti yang kita tahu. Pernikahan ini merupakan pernikahan yang kedua bagi mereka berdua. Menurut saya, niat baik itu tidak usah ditunda. Kalau bisa besok ya nggak masalah. Tapi kan, butuh waktu untuk mengurus surat menyurat. Saya juga sudah berdiskusi dengan Hanum dan Raynar, mereka hanya menginginkan acara akad nikah saja. Jadi kalau waktu dua Minggu kira-kira selesai nggak urusan surat-suratnya?" Bapak berbicara panjang lebar."Insyaallah selesai, Pak." Pak RT membantu menjawab."Baiklah, kalau begitu, akadnya kita sepakati dua Minggu lagi. Masih sabar menunggu kan, Nak Raynar?" tanya Bapak sambil tersenyum"Iya, Pak." Mas Ray menjawab sambil tersipu malu."Bagaimana Pak Harun?" tanya Bapak."Saya sangat setuju dengan usul Pak Irwan. Apalagi yang ditung
last updateLast Updated : 2023-07-30
Read more

Panggil Mama

Aku keluar dari kamar Mbak Hani dan menemui Mas Ray."Ayo, Mas. Kita pulang," ajakku pada Mas Ray. Ia pun mengangguk."Pak, Bu, Hanum mau pulang. Tolong pamitkan pada Mbak Hani. Tadi Hanum lihat ia tertidur dengan lelap di kamarnya.""Iya, hati-hati ya, Num. Nanti Ibu sampaikan pada Hani," kata Ibu. Bapak hanya mengangguk saja.Mas Ray pun berpamitan pada Bapak dan Ibu.Sepanjang perjalanan aku lewati dengan sangat bahagia, ada Mas Ray disampingku."Sayang, waktu dua Minggu itu terlalu lama. Mas sudah nggak sabar lagi," kata Mas Ray."Katanya tadi malam, sabar." Aku menggodanya."Mas nggak enaklah ngomong nggak sabar di depan banyak orang.""Kenapa tadi nggak ngomong sama Bapak minta dicepetin nikahnya.""Malu, Sayang.""Ya sudah, sabar saja, ya?""Mau bulan madu kemana?" tanya Mas Ray."Bulan madu? Enggak usah lah. Buang-buang uang saja. Sebentar lagi Arya kuliah, butuh biaya banyak.""Kamu nggak usah mikirin biaya kuliah Arya. Arya itu anak kita, jadi nanti kita pikirkan bersama.""
last updateLast Updated : 2023-07-31
Read more

Menantu Kesayangan

"Hebat sekali kamu bisa menggaet Mas Ray. Apa kamu menjebak Mas Ray biar ia menikahimu?" selidik Vika padaku."Maaf, apa yang kamu bicarakan?""Nggak usah pura-pura. Laki-laki normal pasti akan lebih memilih Frida daripada kamu. O ya aku lupa, kalau kamu kan janda, jadi kamu memanfaatkan tubuhmu untuk menggoda Mas Ray. Sudah berapa kali kamu tidur dengan Mas Ray.""Memangnya apa urusanmu? Apa yang aku lakukan bersama Mas Ray kamu tidak perlu tahu. Itu urusan kami. Atau kamu memang kepo, ingin tahu? Jangan-jangan kamu cemburu ya? Mungkin ada rasa dengan Mas Ray."Vika tampak kesal mendengar ucapanku."Dengar ya Vika. Aku tidak peduli kamu menyukaiku atau tidak. Jadi aku tidak akan berusaha membuatmu terkesan, ataupun membuatmu bersikap baik padaku. Aku tidak peduli itu. Jadi, nggak usah repot denganku. Ingat, kita adalah sesama orang luar di keluarga ini.""Tapi aku menantu kesayangan Mama," kilah Vika."Oh, begitu rupanya. Jadi kamu takut tersaingi ya? Jangan khawatir aku tidak akan m
last updateLast Updated : 2023-07-31
Read more

Bersama Mama

Satu Minggu ini kami disibukkan dengan urusan surat menyurat. Mulai dari RT sampai ke KUA. Alhamdulillah, semua sepertinya dilancarkan jalannya. Niat baik memang selalu dipermudah.Hari ini kami sedang mengikuti penasehatan pra perkawinan di KUA. Materi yang disampaikan menitikberatkan pada kesiapan mental bagi calon pengantin, mulai bagaimana dia menata dirinya, kemudian nanti siap memasuki jenjang perkawinan, mengelola keluarga dan menyiapkan generasi masa depan yang berakhlak mulia. Kami pun duduk dihadapan seorang penasehat perkawinan."Assalamu'alaikum. Perkenalkan nama saya Ahmad Baihaqi, saya ditugaskan oleh pimpinan KUA untuk memberikan pengarahan kepada Bapak dan Ibu. Berdasarkan data yang saya baca, Bapak Raynar Arga dan Ibu Hanum Salsabila akan melaksanakan pernikahan yang kedua. Berarti setidaknya Bapak dan Ibu sudah tahu seperti apa kehidupan rumah tangga."Aku dan Mas Ray mengangguk."Bapak dan Ibu berstatus duda janda, selain saling percaya dan kerja sama, perlu diperh
last updateLast Updated : 2023-08-01
Read more

Mengundang

Pulang dari toko Mbak Rida, aku membawa dua pakaian, Mama juga mendapatkan dua. Di sepanjang perjalanan, Mama selalu mengajakku berbicara. Tentang berbagai hal. Sebenarnya Mama ini baik, mungkin kemarin dia belum mengenalku, jadi sangat antipati padaku.Sampai di rumah Mama, sudah ada mobil Mas Ray. "Namanya perempuan kalau berbelanja sampai lupa waktu ya, Pa," sindir Mas Ray, seolah-olah berbicara dengan Papa."Biarkan saja, Ray. Yang penting mereka senang. Nanti kalau Hanum moodnya sedang jelek, suruh dia belanja sepuasnya. Dijamin pulang wajahnya sudah ceria," sambung Papa.Aku dan Mama ikut bergabung duduk bersama Papa dan Mas Ray."Nah Mama setuju dengan Papa." Mama menimpali."Papa kan sudah bersama Mama lebih dari empat puluh tahun, tentu saja sudah hafal watak Mama seperti apa," kekeh Papa.Mama terkekeh mendengar ucapan Papa. Aku dan Mas Ray pun ikut tertawa. "Ray, Papa bahagia, akhirnya kamu menemukan perempuan yang kamu cintai. Bahagiakan Hanum, jadilah kepala rumah tang
last updateLast Updated : 2023-08-01
Read more

Saling Memaafkan

Ibu berjalan mendekatiku, aku sangat deg-degan. Berbagai prasangka melintas di pikiranku. Yang lain kulihat juga berwajah tegang.Tiba-tiba Ibu memelukku sambil menangis. Aku masih bingung dengan situasi ini, aku pun mengeratkan pelukanku. Mataku mulai berkaca-kaca."Kamu berhak untuk hidup bahagia. Perjalanan hidupmu masih panjang. Berjuanglah demi cucu-cucu Ibu."Aku yang masih tidak percaya dengan ucapan Ibu hanya bisa mengangguk. Yang lain juga terlihat bernafas lega."Iya, Bu. Anak-anak lah yang membuat saya masih bersemangat menjalani hidup."Ibu melepaskan pelukanku, kemudian menatapku dengan mata yang basah karena air mata."Selamat untuk pernikahanmu, maaf, mungkin Ibu nggak bisa datang. Tapi bukan berarti Ibu tidak merestui kalian. Jauh didalam lubuk hati, Ibu masih tetap menyayangimu, walaupun kamu bukan istrinya Fahmi lagi. Maafkan untuk konflik yang terjadi selama ini." Suara Ibu terdengar bergetar."Saya juga minta maaf, Bu. Saya tidak pernah membenci Ibu. Kalau Ibu tida
last updateLast Updated : 2023-08-02
Read more
PREV
1
...
111213141516
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status