Share

Panggil Mama

Aku keluar dari kamar Mbak Hani dan menemui Mas Ray.

"Ayo, Mas. Kita pulang," ajakku pada Mas Ray. Ia pun mengangguk.

"Pak, Bu, Hanum mau pulang. Tolong pamitkan pada Mbak Hani. Tadi Hanum lihat ia tertidur dengan lelap di kamarnya."

"Iya, hati-hati ya, Num. Nanti Ibu sampaikan pada Hani," kata Ibu. Bapak hanya mengangguk saja.

Mas Ray pun berpamitan pada Bapak dan Ibu.

Sepanjang perjalanan aku lewati dengan sangat bahagia, ada Mas Ray disampingku.

"Sayang, waktu dua Minggu itu terlalu lama. Mas sudah nggak sabar lagi," kata Mas Ray.

"Katanya tadi malam, sabar." Aku menggodanya.

"Mas nggak enaklah ngomong nggak sabar di depan banyak orang."

"Kenapa tadi nggak ngomong sama Bapak minta dicepetin nikahnya."

"Malu, Sayang."

"Ya sudah, sabar saja, ya?"

"Mau bulan madu kemana?" tanya Mas Ray.

"Bulan madu? Enggak usah lah. Buang-buang uang saja. Sebentar lagi Arya kuliah, butuh biaya banyak."

"Kamu nggak usah mikirin biaya kuliah Arya. Arya itu anak kita, jadi nanti kita pikirkan bersama."

"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status