Share

Saling Memaafkan

Ibu berjalan mendekatiku, aku sangat deg-degan. Berbagai prasangka melintas di pikiranku. Yang lain kulihat juga berwajah tegang.

Tiba-tiba Ibu memelukku sambil menangis. Aku masih bingung dengan situasi ini, aku pun mengeratkan pelukanku. Mataku mulai berkaca-kaca.

"Kamu berhak untuk hidup bahagia. Perjalanan hidupmu masih panjang. Berjuanglah demi cucu-cucu Ibu."

Aku yang masih tidak percaya dengan ucapan Ibu hanya bisa mengangguk. Yang lain juga terlihat bernafas lega.

"Iya, Bu. Anak-anak lah yang membuat saya masih bersemangat menjalani hidup."

Ibu melepaskan pelukanku, kemudian menatapku dengan mata yang basah karena air mata.

"Selamat untuk pernikahanmu, maaf, mungkin Ibu nggak bisa datang. Tapi bukan berarti Ibu tidak merestui kalian. Jauh didalam lubuk hati, Ibu masih tetap menyayangimu, walaupun kamu bukan istrinya Fahmi lagi. Maafkan untuk konflik yang terjadi selama ini." Suara Ibu terdengar bergetar.

"Saya juga minta maaf, Bu. Saya tidak pernah membenci Ibu. Kalau Ibu tida
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status