Share

One Step Closer

"Kok lewat sini, mau kemana kita, Mas?" tanyaku pada Mas Ray.

"Ke rumah sakit sebentar saja. Tadi ada panggilan."

"Terus aku nunggu dimana? Opik pasti nggak masuk hari ini."

"Nggak usah nunggu dimana-mana, kamu ngikutin aku saja."

"Ada dokter Vanya nggak?" selidikku.

"Nggak tahu. Memangnya aku pawangnya."

Aku tertawa mendengar ucapan Mas Ray. Sampai di rumah sakit, aku mengikuti langkah kaki Mas Ray. Ternyata ia menuju ke salah satu ruangan perawatan.

"Mas, aku nunggu di sini saja, ya? Nggak enak kalau ikut masuk."

"Kamu nggak apa-apa disini?" tanya Mas Ray.

"Nggak apa-apa." Mas Ray tersenyum dan masuk ke ruangan perawatan. Aku pun mencari tempat untuk duduk. Resiko punya calon suami seorang dokter ya kayak gini. Sabar.

Cukup lama Mas Ray ada di dalam ruangan, akupun menyibukkan diri dengan membuka ponsel. Saking fokusnya aku ke layar ponsel, sampai tidak menyadari ada seseorang menyapaku.

"Bu Hanum, nungguin siapa?" tanya Rina, asistennya Opik.

"Eh, nungguin Mas Ray," jawabku. Kemud
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status