KENDRICK MILO INTEZAR (28 Tahun) seorang CEO diperusahaan miliknya yang bernama MiloZar, hidupnya hampir mendekati sempurna. Tetapi, ia harus menerima pil pahit, dikhianati oleh kekasihnya bernama DIANA DANIRA (26 Tahun). Hubungan mereka berjalan selama 2 tahun, haeus berakhir dikarenakan Diana bermain api dibelakangnya dengan sahabatnya dihari ulangg tahun Diana. 3 Tahun kemudian, Kendrick bertemu dengan Vindry Yema Yumna (24 tahun), dan ternyata mereka harus terlibat dalam sebuah pernikahan yang tidak dilandasi oleh Cinta. Ya, perjodohan. Vindry harus menuruti keinginan kedua orangtuanya, menikah dengan Kendrick. Begitu juga dengan Kendrick, dengan berat hati harus menerima perjodohan kedua orangtuanya. Lalu, bagaimana kehidupan mereka selanjutnya?
Lihat lebih banyak“Diana, sebentar lagi kan hari ulang tahunmu, apa yang kau inginkan?”
Kendrick Milo Intezar berusia 25 tahun, ia merupakan CEO di perusahaan bernama MiloZar yang didirikan 5 tahun yang lalu, saat usianya menginjak 20 tahun. MiloZar bergerak dibidang kuliner, lebih tepatnya makanan ringan yang biasanya dijual pada minimarket, supermarket, dan agen makanan, hingga saat ini perusahaannya berkembang.
“Aku menginginkan car sport terbaru, Darling,” jawab Diana Danira, kekasih dari Kendrick.
Kendrick mengangguk, “Siap, nanti aku belikan,” ucapnya kepada Diana. Diana tersenyum senang, mengecup pipi kiri Kendrick, setelahnya terkekeh. Sedangkan Kendrick hanya menggelengkan kepala.
“Sayang banget sama kamu, Darling.”
Kendrick menoleh, dan tersenyum manis, “Aku juga, sayang banget-banget sama kamu.”
***
“Hai, Darling. Aku kira kamu tidak jadi datang, karena kamu semalem bilang sedang berada di luar kota.”
Kendrick tersenyum manis, “Aku tidak mungkin mengingkari janji, kan? Aku sudah mengatakan kepadamu, aku akan datang dengan membawa hadiah yang kau inginkan.”
Diana tersenyum sumringah, “Hadiah yang aku inginkan?” tanyanya, diangguki oleh Kendrick.
“Benar. Kau menginginkan mobil sport? Aku sudah siapkan, nanti aku berikan kepadamu setelah acara ulang tahun selesai,” ujar Kendrick, diangguki antusias dari Diana.
“Sebentar acaranya akan dimulai, aku ke toilet dulu yaa,” pamit Diana kepada kekasihnya, setelah mendapatkan persetujuan dari Kendrick, dirinya meninggalkan area taman belakang rumah.
Kendrick memperhatikan dekorasi ulang tahun yang menurutnya kampungan, bahkann norak, tetapi itu request dari Diana. Jadi, ia menuruti apa yang diinginkan oleh Diana. Semua dilakukan hanya untuk membuat Diana bahagia, dan merasa menjadi perempuan yang berharga di hari ulang tahun Diana.
“Sudah hampir lima belas menit, Diana belum kembali? Apa aku cari saja ya?” gumam Kendrick kepada dirinya sendiri, dan melenggang pergi untuk mencari Diana.
Kendrick menghentikan langkahnya saat melihat pemandangan yang membuatnya harus menghentikan langkah kaki, memperhatikan perempuan mengenakan pakaian berwarna merah menyala bersama dengann lelaki mengenakan kemeja hitam. Kedua mata elangnya menajam, memastikan penglihatannya tidak salah, kekasihnya sedang bercumbu dengan seorang pria.
Kendrick mengepalkan kedua tangannya, menahan emosinya yang akan memuncak, dan kemudian …
BUGH!
Kendrick memukul rahang Argantara Michella, cukup keras, sehingga membuat Argantara terpental beberapa meter darinya. Ya, Kendrick mendapati Argantara yang sedang bercumbu dengan Diana.
Suara decapan yang diciptakan Diana dan Argantara, berhasil masuk ke dalam telinganya, lalu ke otaknya. Kendrick sangat mendengar jelas, ia menatap dingin Diana.
“Kau bercumbu dengan sahabatku sendiri, Diana? Kau menyukainya?” tanya Kendrick dengan dingin, tetapi penuh penekanan, membuat Diana gugup dan malu.
Diana menahan malunya saat tiba-tiba tamu undangan yang sudah berkumpul di halaman belakang, kini berkumpul di ruang tamu.
“Aku bisa jelasin semua, Darling,” ucap Diana, mencoba meraih kedua tangan Kendrick yang masih mengepal.
“Aku tidak percaya, kau bermain api dibelakangku, Diana!” bentak Kendrick, membuat Diana ketakutan, tetapi masih mencoba untuk melembutkan emosi sedang menguasai Kendrick saat ini, tetapi gagal.
“Aku tadi hampir terjatuh, Kendrick. Argantara membantu aku, tetapi tarikannya cukup kencang, sehingga kami seperti sedang berciuman,” jelas Diana penuh dusta, tentu saja Kendrick tidak mempercayainya begitu saja, bahkan ia tidak habis fikir dengan ucapan wanita yang dicintainya.
Kendrick menghampiri Argantara, ia memberikan dua kali pukulan diwajah Argantara, sehingga terdapat luka lebam dan sudut bibir Argantara yang sobek. Argantara hanya bergeming, karena mengakui kesalahannya dan membenarkan tuduhan yang diberikan Kendrick kepadanya.
“Sudah berapa lama?” tanya Kendrick dingin, tidak perduli jika dirinya harus kehilangan Argantara, ia dikhianati dua orang sekaligus. Bisa bayangkan perasaannya seperti apa saat ini?
“Darling,” panggil Diana, mencoba untuk menenangkan Kendrick yang sudah dikuasai oleh emosi. Tetapi penolakan keras yang didapatkan oleh Diana, Kendrick menatap tajam Diana.
“Kau tidak ada bedanya dengan seorang pelacur, Diana!” bentak Kendrick, ia tidak perduli jika nantinya Diana akan menangis. Kendrick menatap Argantara, “Kau tidak lebih dari seorang bajingan, dari sekian banyaknya perempuan, mengapa harus Diana? Kau mempunyai dendam kepadaku?”
“Kendrick!”
“DIAM KAU, DIANA!”
Kendrick benar-benar kehilangan akal, dirinya membentak Diana dihadapan para tamu, sungguh ia tidak perduli. Rasa sakitnya lebih mendominasi, dibandingkan rasa kasihan terhadap Diana.
“KAU MEMBENTAKKU, KENDRICK?” tanya Diana dengan suara meninggi, matanya berkaca-kaca.
“Kau bertanya kepadaku? Sudahkah kau bertanya kepada dirimu sendiri, wahai perempuan murahan? Sudah benarkah kau menjaga perasaanku? Sudahkah kau menjadi perempuan yang cukup dengan satu pria? Aku rasa, tidak. Kau …” Kendrick memperhatikan Diana dari bawah hingga atas, lalu berkata, “Perempuan haus belaian.”
“KENDRICK!”
“Aku menjagamu, tetapi ternyata kau memilih untuk merusak dirimu sendiri. Aku benar-benar tidak habis fikir dengan apa yang kau lakukan saat ini. Pelacur berkedok wanita mahal, eh?”
***
Kendrick memberikan satu map coklat kepada Diana, kekasihnya itu menatap bingung, tetapi tetap diterima oleh Diana.
“Ini apaa, Darling?”
Kendrick tidak menjawabnya, melainkan melirik map coklat yang berada digenggaman tangan Diana. Tatapannya tajam, ekspresi wajahnya yang datar, rahangnya mengeras, cukup membuat Diana seperti berhadapan dengan orang lain.
Diana yang penasaran, akhirnya mengeluarkan selembar surat dari dalam map coklatnya, dan membaca dengan teliti. Sedangkan Kendrick memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, mempertahankan ekspresi wajahnya yang datar.
Diana yang selesai membaca keseluruhan isi surat yang ternyata pemecatan terhadapnya, membuatnya menatap Kendrick yang mengangguk.
“Ya, surat pemecatanmu. Aku tidak ingin melihatmu ada di kantorku, dan aku blacklist. Silahkan kemasi barang-barangmu, dan pergi dari sini.”
Diana beranjak, meraih lengan Kendrick, tetapi ditarik oleh Chandra yang sedang bersama dengan Kendrick. Aksi ketiga menjadi pusat perhatian karyawan lainnya yang sudah datang di pagi hari ini.
“Tidak, Kendrick. Kau tidak bisa memperlakukanku seperti ini!”
Kendrick hanya bergeming, tatapannya menajam, “Aku tidak perduli apapun itu yang keluar dari mulutmu. Jadi, silahkan kemasi barang-barang, dan pergi secepatanya. Atau ….”
“Kau akan menarik surat pemecatan terhadapku, kann?” tanya Diana, kedua matanya berbinar, tetiba berubah menjadi sendu saat mendengar apa yang dikatakan oleh Kendrick.
“Aku akan menyeret kau tanpa perasaan. Jangan lupakan satu hal, aku tidak punya hati, apalagi setelah dikhianati oleh perempuan macam pelacur sepertimu.”
Diana menggelengkan kepala dengan keras, menurunkan harga dirinya, dan mempermalukan dirinya sendiri dihadapan pegawai lainnya.
“KAU SALAH PAHAM, KENDRICK. TIDAK PERLU BERTINDAK SEJAUH INI!”
Tatapan beragam diberikan oleh pegawai lainnya. Kendrick menatap Chandra, dan melirik Diana tanpa minat, bahkan tidak ada lagi senyum, atau kata-kata romantis yang sering didengar oleh pegawai dikantornya saat ini.
“Aku tidak ingin wanita murahan ini ada di area kantor. Oh iya … Pastikan dia tidak membuat kegaduhan di pabrik. Aku percayakan kepadamu, Chandra.”
***
3 TAHUN KEMUDIAN
BRAK!
Kendrick segera keluar dari dalam mobilnya, memperhatikan bumper bagian depannya yang menabrak bumper bagian belakang car sport warna putih milik pengendara lainnya. Sedangkan seorang perempuan keluar dari car sport putih tersebut.
Vindry Yema Yumna, melepaskan kacamata hitamnya, lalu memperhatikan bumper mobilnya yang penyok cukup parah. Ia menatap Kendrick yang hanya menampilkan ekspresi datar, lalu beralih menatap arloji di pergelangan tangannnya.
“Urusan kita belum selesai, Tuan. Aku Vindry Yema Yumna, tidak akan melepaskanmu sampai kau bertanggung jawab.”
“Miquera, kau dengar Mommy?” Vindry menatap anak perempuannya yang bernama Miquera Milo Yumna, dan Miquera hanya terdiam dengan pandangan menunduk. “Terus, Mom. Miquera memang susah sekali diberitahu, kalau sudah kejadian saja baru menangis meraung-raung,” timpal anak laki-laki mengenakan T-shirt berwarna hitam dan celana selutut, Miqueza Milo Intezar. “Abang diam,” tegas Kendrick tanpa membentak, ia menatap Miqueza yang mengulum bibir di sisi kirinya. Vindry menghela nafas, memijat keningnya yang terasa pening. Anak perempuannya yang berusia 5 tahun telah melakukan kesalahan. “Coba jelaskan satu kali lagi kepada Mommy, supaya Mommy tidak salah mengambil sikap kepadamu,” ucap Vindry dengan lembut, membelai surai panjang milik Miquera. Miquera menatap Mommynya yang tersenyum kepadanya, ia bergumam dan memainkan jemarinya. “Aku sedang bermain di taman bersama dengan Abang, lalu Naira mendorongku sampai terjatuh. Aku tidak terima, aku mendorongnya kembali,” ucap Miquera, menatap
“Tujuh tahun dan empat tahun? Jadi, sebelas tahun hukumannya?” Vindry menatap Kendrick yang duduk di sisi kanannya, dan sang suami menganggukkan kepala tanpa menoleh. “Ya, dia pantas mendapatkannya,” ucap Kendrick, menatap sang istri yang bergumam. Mereka berada di dalam ruang persidangan, dan keputusan hakim sudah ditetapkan. Pada persidangan saat ini, Zaiden sebagai pelapor dan Diana sebagai tersangka. Zaiden memenangkan persidangan pada pagi hari ini, Diana ditetapkan bersalah atas laporan yang dibuat oleh Zaiden dengan bukti yang valid. “TIDAK! AKU TIDAK BERSALAH! “ Vindry sedikit terkejut, ini bukan pertama kalinya ia mendengar Diana berteriak di ruang persidangan setelah hakim mengetuk palu. Kendrick merangkul Vindry, membantu istrinya untuk berdiri dan membawanya keluar. Tetapi belum sempat mereka melangkah, Diana kembali berteriak. “KENDRICK, INI SEMUA RENCANAMU UNTUK MENGHANCURKANKU, KAN?” “KAU MANUSIA TIDAK PUNYA HATI!” “ARGHH! LEPASKAN AKU! AKU TIDAK SALAH! AKU DIJ
“Kau tidak tergoda dengan Diana, right?” Argantara menatap Zaiden yang menatapnya dengan sebelah alis yang terangkat. Mereka saat ini sedang berada di apartement milik Chandra, bersama dengan Kendrick. “Tidak, Kak Arga. Aku sudah lama juga tidak bertemu dengannya, mungkin sekitar satu bulan,” ujar Zaiden, diangguki oleh Argantara. Chandra menyimpan dua toples di meja, ia baru saja mengambilnya dari dapur. Memilih untuk duduk di sisi kanan Kendrick. “Jadwal sidang pertamamu itu besok, kan?” tanya Chandra, menatap Kendrick yang bergumam. “Besok siang,” jawab Kendrick, diangguki oleh Chandra. “Kau menjadi saksi, right?” tanyanya kepada Argantara. Argantara menganggukkan kepala, “Ya. Aku menjadi saksi dalam kasusmu dan Zaiden,” ujarnya dengan santai. Jangan bertanya ‘bagaimana perasaan Argantara saat ini’, karena jawabannya sangat bahagia. Argantara berhasil membuat Diana ditahan, dan wanita itu harus menghadapi dua kasus yang berbeda. “Kau benar-benar kejam,” celetuk Chandra, meng
“Kau bertemu dengan Diana?”Chandra menatap Kendrick yang sedang menyeruput kopi di hadapannya, sahabatnya itu menggelengkan kepala.“Tidak. Aku malas bertemu dengannya jika bukan dipersidangan.”Chandra sangat mengerti, jika ia sedang dipoisisi Kendrick akan melakukan tindakan yang sama, tidak ingin bertemu dengan Diana.“Kau datang ke kantor polisi?” tanya Chandra, ditanggapi dengan bergumam dari Kendrick yang duduk santai di kursi kekuasaan.“Aku hanya mengantar Zaiden, karena Argantara sedang ada urusan ke luar kota. Zaiden bertemu dengan Diana, dan aku mengobrol dengan polisi disana,” jelas Kendrick, menatap Chandra yang sedang menatapnya.“Diana tidak melakukan kekerasan kepada Zaiden?”Kendrick menggelengkan kepala, “Diana memohon kepada Zaiden untuk Zaiden mencabut laporan, supaya dia bisa bebas.”“Masih bisa memohon? Tidak memiliki malu?” gerutu Chandra, ditanggapi dengan tertawa oleh Kendrick.“Diana sejak kapan memiliki urat malu? Dia mengatakan kepada Zaiden, tidak akan m
“Kau bahagia?”Kendrick menatap Vindry yang menganggukkan kepala dengan cepat. Mereka saling beradu tatap, dan saling tersenyum manis.“Beberapa bulan cuma di rumah, terus sekarang bisa ada di sini tuh rasanya seperti keluar dari dalam goa,” oceh Vindry, terkekeh dan menatap hamparan laut di depan sana.Angin pada sore hari ini cukup kencang, menerpa surai panjang milik Vindry. Perempuan itu meluruskan kedua kaki, dan mengusap perutnya yang semakin membesar.“Kau baik-baik ya di dalam sana. Sehat terus anak, Mommy,” monolog Vindry, tersenyum manis dan menatap Kendrick yang sedang memperhatikannya.“Menurutmu, anak kita laki-laki atau perempuan?” tanya Kendrick, menatap Vindry yang menaikkan sebelah alis.“Tadi kata dokter kemungkinan laki-laki. Kau berharapnya perempuan pada saat lahir nanti?”Kendrick menggelengkan kepala, hanya memastikan bahwa apa yang ia dengar tadi tidak salah.Sebelum mereka pergi ke pantai, mereka pergi ke rumah sakit untuk check kandungan Vindry, karena sudah
“Apakah kau sudah tenang? Dendam yang selama ini kau simpann, sudah terbalaskan?”Kendrick menatap Argantara yang menghela nafas. Sahabatnya itu mengangguk, dan menatapnya .“Sedikit, aku masih menunggu hasil putusan sidang. Aku harus memastikan bahwa Diana mendapatkan hukuman yang setimpal,” ujar Argantara, diangguki oleh Kendrick.“Kau tidak ada yang terluka?” tanya Kendrick, dijawab dengan gelengan kepala.“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, semua aman terkendali,” ucap Argantara, diakhiri dengan tertawa pelan.Rencana yang sudah disusun oleh Argantara selama beberapa tahun ini, berjalan lancar hari ini. Diana sudah ditangkap oleh Polisi, dan ditahan dengan bukti-bukti yang diberikan.“Kalian yakin kalau Bu Dewi tidak ada niatan jahat seperti Diana?” tanya Vindry yang duduk di sebelah Kendrick, menatap keempat pria dewasa didekatnya.Argantara menggeleng kepala, “Bu Dewi ini orang baik, beliau sudah memperingati Diana untuk berhenti dan mencari pekerjaan yang menghasilkan,” ujarn
“Kau tidak bisa menyangkal, sudah terlihat jelas di rekaman tersebut, perempuan itu adalah kau.”Diana menggelengkan kepala, berusaha untuk meraih tangan Zaiden, tentu saja ditepis oleh laki-laki itu.“Itu bukan aku, badanku tidak sekurus itu,” ucap Diana, mencoba untuk tenang dan menatap Zaiden yang hanya menampilkan ekspresi datar.Zaiden menatap layar berwarna putih, memperlihatkan sebuah foto yang dimana dirinya dan Diana satu frame.Diana melebarkan kedua matanya, bodynya sangat mirip dengan perempuan yang ada di dalam rekaman CCTV.Wanita itu menelan air liurnya, panik dan takut menjadi satu. Ia terdiam sejenak, mengumpulkan keberanian untuk melawan Zaiden.“Body yang seperti aku itu memang banyak, bukan hanya aku,” ucap Diana setelah mendapatkan kembali keberaniannya.Zaiden menganggukkan kepala, lalu foto berganti menjadi plat mobil yang tertangkap pada rekaman CCTV dan surat dengan plat yang sama atas nama Diana Danira.“Aku tidak akan menuduhmu sebagai dalang jika aku tidak
“Kau merindukanku?”Zaiden hanya terseenyum mendengarnya, fokusnya hanya kepada Diana yang baru saja duduk di kursi sebrangnya.“Jalanan macet?” tanya Zaiden, diangguki oleh Diana.“Benar, jamnya karyawan pulang kerja,” ucap Diana, tersenyum manis kepada Zaiden yang tersenyum tipis.“Aku tahu kau lelah, jadi silahkan pesan apapun yang kau inginkan. Aku yang akan membayarnya,” ujar Zaiden dengan serius, membuat Dianna berbinar.“Kau serius?”“Apakah wajahku terlihat bercanda?” tanya Zaiden, dijawab dengan gelengan kepala dari Diana.Diana mengangkat tangannya ke udara, memanggil waitress dan melihat buku menu yang diberikan oleh waitress.Diana dan Zaiden berada di sebuah restoran mewah. Zaiden booking ruang VVIP yang ada di restaurant tersebut.Hening, sepi, tidak ada orang lain selain mereka berdua.“Kau pesan apa, Baby?” tanya Diana, menatap Zaiden yang tersenyum manis.“Sama saja dengan pesananmu.”Diana mengangguk, lalu menatap waitress yang melihat kembali catatan kecil yang dib
“Aku menyesali pernah terpesona dengan Diana.”Zaiden bergidik geli saat melihat dirinya dahulu, mengejar Diana sampai membuatnya harus terbaring di ranjang rumah sakit dengan waktu yang lama.Argantara tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh adiknya, ia menepuk bahu Zaiden sebagai bentuk rasa prihatin.“Dia itu waras atau tidak?” tanya Zaiden, menatap ketiga pria dewasa yang saat ini sedang bersamanya.“Apakah harus dijawab?” tanya Chandra, menyeruput kopi susu yang ia buat pada pagi hari ini.“Tidak, aku hanya bertanya.”Kendrick duduk bersandar dengan santai, pandangannya fokus kepada Zaiden yang duduk di sebrangnya.“Pengakuan dari orang suruhan Diana, bisa kau gunakan sebagai barang bukti,” ujar Kendrick, membuat Zaiden menatapnya.“Kau memaksanya untuk berkata jujur?” tanya Zaiden, dijawab dengan gelengan kepala.“Aku tidak pernah memaksakan orang lain,” ucap Kendrick dengan bangga.“Masih satu minggu aku menjebaknya,” gumam Zaiden, menatap ketiga pria dewasa di satu ruangan y
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen