Share

Sidang RT

"Siap-siap menghadapi sindiran tetangga," bisik Mas Ray.

Aku langsung menoleh ke arah Mas Ray, wajahnya begitu dekat dengan wajahku. Sepertinya Mas Ray tidak menyia-nyiakan kesempatan. Bibirku yang kena sasaran.

Aku segera mendorong wajahnya siapa menjauh.

"Mau ditemani?"

"Nggak usah, Mas. Sudah biasa menghadapi mereka."

"Aku yakin, istriku ini memang tahan banting. Apalagi di kasur."

"Mulai lagi, deh," kataku.

Akhirnya aku turun dari mobil dan berjalan menuju ke rumah. Semua mata di rumah Bu Ani langsung menatap ke arahku.

"Baru pulang, Bu," tanya Bu Tedi.

"Iya, Bu. Lagi ngapain, kok rame-rame." Aku berhenti di teras rumahku dan melihat ke arah teras Bu Ani

"Lagi rujakan, ayo gabung." Bu Tedi menimpali.

"Jam segini kok baru pulang, padahal TK pulangnya cepet. Dianterin calon suami, kemana dulu, Bu?" sindir Bu Ani. Aku mulai emosi, tapi aku tidak mau terpancing emosi.

"Ah, Bu Ani mau tahu saja deh sama urusan saya. Perhatian sekali sama saya, sampai segala kegiatan saya dipantau sam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status