Membalas Kezoliman Mertua Toxic

Membalas Kezoliman Mertua Toxic

last updateLast Updated : 2024-07-18
By:   Pena Ica Ltf   Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
41Chapters
8.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Kisah Amel, menantu tak dianggap yang selalu dihina dan direndahkan oleh Ibu mertuanya. Hingga suatu hari ia berencana untuk membalas kezoliman itu dengan elegan hingga membuat orang yang menyakitinya menyesal.

View More

Latest chapter

Free Preview

Bab 1

"Mel? Mana sarapan pagi ini, belum kamu siapkan," ujar Arum-Ibu mertua Amel sambil berjalan ke arah meja makan yang di susul dengan Mega-Adik iparnya. Mereka duduk bersama-sama menunggu Amel yang sedang masak untuk sarapan pagi."Iya nih Ma. Mana ya kok lama banget sih. Aku ini udah lapar loh, Ma." Mega memasang wajah juteknya."Sebentar Ma. Ini lagi Amel buatin. Tadi Amel ngasuh Aisha dulu, kasihan tadi nangis," ucapnya sambil menyiapkan masakan di atas piring.Rutinitas setiap hari, Amel selalu membuatkan sarapan untuk keluarga suaminya. Kebetulan, Arum tak memiliki asisten rumah tangga, dengan alasan gaji yang dikeluarkan cukup lumayan. Jadi ia memilih untuk tidak mengambil asisten rumah tangga dari luar, karena sudah ada Amel yang membantu setiap harinya.Bukannya ucapan terimakasih yang seharusnya dilontarkan, tapi mereka malah terus-terusan menghina Amel tanpa menghargai sisi baiknya."Alah, nyiapin sarapan gitu aja kok lama banget sih Mbak. Bilang aja loh kalau Mbak itu males-m...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
41 Chapters
Bab 1
"Mel? Mana sarapan pagi ini, belum kamu siapkan," ujar Arum-Ibu mertua Amel sambil berjalan ke arah meja makan yang di susul dengan Mega-Adik iparnya. Mereka duduk bersama-sama menunggu Amel yang sedang masak untuk sarapan pagi."Iya nih Ma. Mana ya kok lama banget sih. Aku ini udah lapar loh, Ma." Mega memasang wajah juteknya."Sebentar Ma. Ini lagi Amel buatin. Tadi Amel ngasuh Aisha dulu, kasihan tadi nangis," ucapnya sambil menyiapkan masakan di atas piring.Rutinitas setiap hari, Amel selalu membuatkan sarapan untuk keluarga suaminya. Kebetulan, Arum tak memiliki asisten rumah tangga, dengan alasan gaji yang dikeluarkan cukup lumayan. Jadi ia memilih untuk tidak mengambil asisten rumah tangga dari luar, karena sudah ada Amel yang membantu setiap harinya.Bukannya ucapan terimakasih yang seharusnya dilontarkan, tapi mereka malah terus-terusan menghina Amel tanpa menghargai sisi baiknya."Alah, nyiapin sarapan gitu aja kok lama banget sih Mbak. Bilang aja loh kalau Mbak itu males-m
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more
Bab 2
Usai sarapan, Aryo dan Daniel langsung berangkat ke kantor untuk bekerja. Begitu juga dengan Hakim. Sudah menjadi kebiasaan Aryo ketika berangkat kerja, ia tak pernah berpamitan dengan Amel.Tak lama lagi, Amel pun akan berangkat. Ia segera memakai kemeja putih dengan celana kain berwarna hitam. Tak lupa untuk mengaplikasikan sedikit lipstik berwarna merah maroon untuk membasahi bibirnya, agar tak terlihat pucat."Sayangnya Ibun... Ibun berangkat dulu ya Nak." Amel mencium gemas Aisha dan memeluknya. Ibun adalah nama panggilan Aisha pada Amel."Ma, Amel berangkat dulu ya. Ini nitip Aisha," ucap Amel seraya memberikan Aisha pada Arum."Ntar dulu, itu meja makan sudah kamu beresin belum? Kalau belum beresin dulu. Mama gak mau capek-capek bersihin. Udah capek jagain anak kamu, masa di suruh capek juga beresin rumah." Ketus Arum menitah Amel.Wanita itu menghela napas. "Aduh, lupa lagi belum dibersihin. Mana udah mepet jam nya." Batinnya sambil melihat jam yang terpajang di dinding."Ya u
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more
Bab 3
"Suutt, udah! Ayo-ayo waktunya kerja ini." Sintya hanya mendengkus kesal. ***Sekarang tepat jam dua belas siang, waktunya karyawan berisitirahat. Siang ini, Arum ingin menelepon Aryo untuk membicarakan Risma, wanita yang ingin di jodohkan padanya.Risma, adalah wanita yang dulunya pernah menjalin hubungan dengan Aryo. Hubungan itu hanya bertahan delapan bulan saja, karena Risma berselingkuh lantas Aryo memutuskannya.Namun, setelah Aryo menikah. Risma datang kembali di kehidupannya, ia meminta maaf dan mengaku sangat menyesal telah menyia-nyiakan lelaki itu. Tak memungkiri, Aryo memang masih mencintai Risma walau sekarang ia sudah menikahi Amel. Karena dulu ia menikahi Amel hanya sebagai pelampiasan untuk melupakan rasanya pada Risma, tanpa sepengetahuan Amel."Halo, Aryo. Mama cuma mau ngomong nih. Kamu ada waktu kapan? Mama pengen ketemu sama Risma dan keluarganya, untuk mempercepat pernikahan kamu dan Risma.""Nanti, Ma. Kayanya lusa aku ada waktu. Nanti biar Aryo kontek dulu Ri
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more
Bab 4
"Amel mana sih, tumben pulangnya lama banget nyampe rumah." Arum menggendong Aisha sembari sesekali menengok ke arah luar untuk memastikan Amel sudah datang atau belum.Padahal hanya telat beberapa menit saja, tetapi dibilang lama. Ia sudah pegal menggendong Aisha."Aisha, disini dulu ya Nenek mau ke kamar mandi." ucapnya sambil menurunkan Aisha di kursi depan. Bukannya ke kamar mandi, Arum malah ke kamar untuk merebahkan tubuhnya. Ia meninggalkan cucunya sendirian di depan.Tak lama kemudian, terdengar suara motor matic dari dalam rumah. Dengan tangkas Aisha langsung berjalan menghampiri suara motor tersebut. Ya, Aisha adalah anak yang pintar, ia tau bahwa suara motor itu adalah ibunya.Aisha menyambutnya dengan berdiri tepat di depan pintu, dengan wajah cerianya."Maa Syaa Allah... Anak Ibun, nungguin disini? Kamu pinter banget sayang." Rasa lelah Amel karena bekerja, seketika hilang karena melihat senyum putrinya."Mama mana? Kok gak sama Aisha." Amel terheran, ia menatap di sekeli
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more
Bab 5
"Ke kafe yang lagi viral itu loh, Mas!" Tukas Mega dengan girang."Dimana? Aku gak tau soalnya." Jawab Aryo."Nih, Mas Daniel pasti tau. Sayang, kafe yang lagi viral itu loh tau kan? Yang lagi rame jadi perbincangan di medsos," ucap Mega antusias sambil menepuk pundak Daniel."Oh, iya ya, tau. Nanti lah, besok aja biar Daniel tunjukin jalannya."Mereka melanjutkan makan malam nya kembali, hening. Tak ada suara kecuali peraduan antara sendok, garpu, dan piring."Mah, Amel ikut ya? Sudah lama juga Amel gak keluar jalan-jalan. Cuma sibuk bekerja aja setiap hari." Sahut Amel."Gak, siapa yang nyuruh kamu ikut? Udah dirumah saja, beberes rumah dan jaga rumah saat kami pergi nanti," ucap Arum dengan wajah sewot."Loh, kenapa Amel gak boleh ikut, Ma? Terus gimana sama Aisha, siapa yang jagain dia kalau Amel gak ikut?" "Siapa bilang Aisha ikut? Gak ada yang bilang perasaan. Dengerin, kamu dan Aisha itu gak usah ikut. Kalian gak pantas duduk bareng sama Mama dan yang lainnya. Lagian, mobil ga
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more
Bab 6
Sebentar lagi Amel dan Aisha akan tiba di rumah sakit. Sebelum sampai, ia ingin menyimpang dulu ke ATM, mengambil sejumlah uang untuk pengobatan Aisha. Kebetulan, jarak ATM dan rumah sakit tak begitu jauh. Bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki saja. Setelah selesai mengambil uang, ia segera membawa Aisha untuk visum.Amel mulai masuk ke rumah sakit dan menunggu beberapa jam untuk menunggu hasil visum.Alhamdulilah, akhirnya semua berjalan lancar. "Aku akan menyimpan bukti ini. Jika suatu saat Mama dan yang lainnya macam-macam lagi, aku takkan segan melaporkannya ke polisi agar mereka jera.""Aisha mau apa? Masih sakit gak kepalanya?" Tanya Amel sambil mengelus-elus kepala putrinya."Dikit, yang ini Ibun sakit," ucapnya sambil menunjuk kepala bagian belakang.Untung saja, dari hasil pemeriksaan visum. Luka di kepala Aisha tidak terlalu parah. Hanya luka di bagian luar dan sedikit sobek pada kulit kepalanya."Ya sudah, Aisha kuat ya sayang. Yuk Ibun belikan makanan dan mainan ya. At
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more
Bab 7
Amel ikut tercengang, ia merasa tak percaya dengan ucapan Sintya. "Kamu yang bener, Sin? Itu benar Mas Aryo atau bukan? Coba kamu liatin yang bener dong.""Iya, Mel. Itu benar suami kamu, aku gak mungkin salah lihat."Dengan sigap Amel langsung menyuruh Sintya untuk merekam kejadian itu, agar bisa digunakan untuk bukti. "Sin, tolong rekam dan foto mereka. Jangan sampai lolos. Aku harus punya bukti, jika tidak mereka pasti akan menganggap aku memfitnah mereka." "Oke, rapih Mel. Semua sudah aku foto tadi.""Terimakasih ya Sin. Cuma kamu yang bisa membantuku saat ini. Aku istirahat dulu ya. Besok aja aku lihat fotonya."Amel mematikan telepon, ia lebih memilih untuk beristirahat, karena besok sudah mulai masuk kerja lagi.***Keesokan harinya Pagi ini, Amel bangun lebih awal untuk menunggu orang yang sudah di sewa menjadi baby sitternya."Kamu ngapain jam segini sudah bangun? Oh... Mama tau, seperti biasa kamu mau membuatkan sarapan dan membersihkan rumah kan?" ucapnya dengan senyum
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more
Bab 8
"Amel itu menantu disini, dan namanya menantu, mertua itu harus menyayangi bak anak kandungnya sendiri. Apa Mama pernah begitu ke Amel? Menganggap Amel ini anak Mama? Kalau Mama emang merasa sedemikian, kenapa disini Amel terus-menerus di hina, di perlakukan seperti pembantu, di kucilkan, bahkan sewaktu makan saja mau ngambil lauk daging Amel tak di perbolehkan. Padahal jelas yang membeli semua kebutuhan di rumah itu Amel, buat menafkahi orang di rumah ini. Gimana, Mah?"Kesabaran Amel sudah tak bisa di toleransi kembali, ia mencerca Arum dengan berbagai macam pertanyaan. Wanita paruh baya itu berdiri di ambang pintu dengan raut wajah kesalnya, begitu juga Mega, ia tak menyangka Amel bisa mengatakan semua ini.Arum memicingkan matanya, "Kamu ini, sudah mulai berani berbicara seperti itu ke Mama? Gak tau diri kamu tinggal di rumah ini.""Mah, coba tanyakan pada diri Mama sendiri. Yang gak tau diri disini itu Amel, atau siapa? Amel gak mau nyebutin, cobalah Mama berfikir sendiri. Terus,
last updateLast Updated : 2024-05-20
Read more
Bab 9
"Iya, Ayah juga laper loh, Ma. Apa Mama gak bisa buat masakin sarapan untuk kita?" Tanya Hakim."Kalian ini, lagi ribut kaya gini bisa-bisanya masih mikirin makan. Urusan isi perut itu gampang, kalian bisa beli di luar. Banyak orang jualan makanan pagi-pagi gini. Mama gak mau capek-capek ngurusin rumah. Apalagi harus keluar untuk membeli bahan-bahannya dulu, karena stok bahan sudah habis. Untuk kamu Mega, bisa beli bubur ayam di luar untuk sarapan Tifa, kasihan dia udah rewel minta makan." Arum menggerutu. Ia memang tak pernah mau membersihkan rumah, maunya terima beres karena ia orang pemalas, begitu pun dengan Mega."Oke deh, Ma..." Jawab Mega dengan lesu."Heran Mama, gak habis fikir dengan Amel. Bisa-bisanya kaya gitu sekarang, baru pertama Mama ngeliat dia berani melawan seperti ini. Seperti tak punya harga diri Mama dibuatnya," ucap Arum kesal seraya menyilangkan kedua tangannya.Jelas, semua manusia punya batas kesabaran. Sudah tiga tahun lebih Amel mengabdi, menyerahkan tenaga
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more
Bab 10
"Mel? Tumben mukanya di tekuk gitu, apa ada masalah lagi sama Mama mertua kamu?" Tanya Sintya, ia berjalan menghampiri dan duduk di sebelah Amel."Aku sedih, Sin. Kenapa Mama gak sayang sama Aisha? Dia kan cucunya. Kalau aku yang disakiti masih mending. Ini Aisha, anak kecil gak tau apa-apa." Mata wanita itu mulai berkaca-kaca."Maksud kamu apa? Emangnya Aisha kenapa Mel? Apa mereka melukainya?" Timbul beberapa pertanyaan dalam benak sahabatnya itu."Lusa kemarin, pas aku lagi masak, aku tuh naruh Aisha di ruang tengah. Dia lagi main sama sepupunya, Tifa. Pas aku udah selesai motongin sayuran tiba-tiba denger dia nangis, teriak kaya kesakitan gitu Sin... Nangisnya itu tak kunjung berhenti. Karena khawatir aku coba liat kan. Pas aku tanya Aisha gak mau jawab, ternyata pas nyoba cek di sekujur tubuhnya, ada luka di bagian kepala belakang sama lututnya." Amel menangis sesenggukan, ia sedih karena mengingat kejadian saat itu. Kenapa keluarga suaminya tak peduli padanya juga anaknya."Ya A
last updateLast Updated : 2024-05-22
Read more
DMCA.com Protection Status