Entah mengapa hati Naina merasa tersanjung mendengar celetukan dari Herman. Kendati yang ia yakini itu hanya bahan candaan saja."Cepat pesan makan. Kita makan disini bareng-bareng," perintah Clara."Baiklah."Hampir saja Herman melangkah untuk memesan makanan, tiba-tiba handphonenya berdering. Entah dari siapa, namun dengan sigap ia segera mengangkatnya. Dan setelah mengakhiri pembicaraanya lewat sambungan telefon, ia segera menuju meja Clara dan Naina kembali."Duh ma'af ya. Sepertinya aku tidak bisa makan siang bersama kalian. Ada telefon mendadak. Tetapi Nex time wajib di agendakan lagi. Ok?" kata Herman. Ya se friendly itu. Dia terkesan ramah, hangat, juga menyenangkan."Hemm Oke deh. Maklumlah ya, orang sibuk," jawab Clara."Ya sudah aku pergi dulu ya. Bye,"Langkah Herman memang sudah menjauh tetapi harum parfumnya masih tertinggal. Yang membuat Naina tak berkedip menatap arah Herman pergi."Woiii, ngelamun aja sih," tegur Clara."Duh menyenangkan sekali sih dia. Kelihatanya as
Read more