Share

48. Permintaan Ma'af

Bahkan Bu Melia sempat menitikan air mata kala memeluk Keenandra. Haru. Itulah suasana yang saat itu menyelimuti perasaan siapapun yang ada di ruangan itu.

Namun Arindi tetap gengsi mengakuinya. Rasa kesal, amarah dan kecewanya terhadap Herman, mampu menutupi semua itu.

Sementara Keenandra menatap bingung ke arah Bu Melia. Ia bergantian menatap sang mama dan wanita di depanya yang mengaku sebagai neneknya tersebut.

Lalu sekilas kemudian ia mempererat pelukannya pada pinggang Arindi.

"Ma'af. Sudah jangan di teruskan. Keenan pasti bingung. Ia masih belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi," kata Arindi dengan dingin sembari tanganya menjauhkan sedikit Keenan dari Bu Melia.

"Arindi, jangan seperti itu. Kamu jangan egois. Bagaiamana pun juga memang Bu Melia adalah nenek dari Keenan. Mau dikata apalagi? Itu sudah takdir," sanggah Pak Asmat yang sudah lumayan sehat.

Arindi mendongak ke atas. Ia berusaha menahan air mata yang memaksanya ingin jatuh.

"Andai saja laki-laki itu lebih berani,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sri Minarni
thor karma untuk Herman ya , Herman cinta mati dgn arindi dan menyesal seumur hidup jangan sampai naina jadi sama hewan, naina sombong thor jgn lupa karma naina ya thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status