Share

51. Pulang

Semua terperanjat tatkala mendengar suara Arfaaz yang tiba tiba masuk ke dalam kamar rawat.

"Ayah dan ibu, boleh membenci saya karena keputusan yang telah saya buat. Tetapi saya tidak mau melepaskan Arindi," jawab Arfaaz. Tegas namun tidak meninggalkan sopan santunya.

Sejenak Pak Asmat mengangguk.

"Aku mengerti. Tetapi kamu juga jangan egois. Kamu dengan seenaknya menikah lagi. Namun saat Arindi menemukan kebahagiaanya langsung kamu larang begitu saja? Memangnya anak saya bahagia begitu di madu?" tanya Pak Asmat dengan tajam.

Arfaaz tau pasti itu berat untuk Arindi. Tapi keinginanya untuk membuat bahagia sang mama juga menggebu.

"Sudah Ayah. Jangan tekan Mas Arfaaz seperti itu. Selama Keenandra bahagia dan baik baik saja. Arindi pun akan merasakan hal yang sama," jawabnya.

Bu Asih hanya menatap trenyuh putri tunggalnya itu. Ia tau yang diucapkanya hanya kebohongan semata. Keenan memang bahagia. Tetapi belum tentu Arindi juga bahagia. Jarang sekali ada wanita yang tak sakit saat meliha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Aulia rahma
Rin..Rin..apa yang diharap dari Arfaaz, lagi balas budi karena dia menikahi mu yang korban perkosaan? Dengan pengkhianatannya saja Budi baiknya sudah hangus.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status