Sebenarnya Arindi selalu menyambut dengan hangat Nyonya Tami. Menganggapnya seperti ibu kandungnya sendiri. Tetapi sifat sang mertua masih sama seperti dulu. Sama seperti saat menentang pernikahan Arfaaz dan Arindi. Meskipun usia Keenandra sudah berada di angka lima tahun, namun nyatanya Nyonya Tami tetap pada prinsipnya. Tetap tidak tergugah dengan hadirnya bocah lucu itu. [No, Mam. Ini bukan tentang Arindi. Arfaaz jamin, Mama akan bahagia dengan kejutan yang akan Arfaaz beri]Pesan terkirim. Arfaaz menyandarkan punggungnya di kursi ruang kerja sembari menatap rintikan hujan di luar sana. Di mejanya sudah tersaji wedang jahe hangat buatan Arindi. Dia tipikal wanita yang begitu memperdulikan suaminya, terlepas bagaimana kondisi hatinya saat itu. Arindi tetap menunaikan kewajibanya. Di sisi lain, Arfaaz yakin sang mama akan senang bertemu Naina. Menantu idaman seperti yang mamanya harapkan. Berbakat jika ada di lingkungan sosialita, cantik, dan modis. Itulah yang diinginkan mama A
Read more