Mobil yang dikendarai Arfaaz, berhenti di salah satu restoran mewah. Tempat dimana dulu dia sangat mengfavoritkanya bersama Arindi. Dan kini ia bersama sang madu, berniat ingin mengukir kenangan yang sama seperti saat dengan Arindi.Namun lagi-lagi fikiran Arfaaz kalut dibuatnya. Tentang bagaimana Arindi? Dan bagaimana kondisi keluarganya. Arfaaz tidak tenang sama sekali.Sementara senyum manis terus terukir di wajah cantik Naina. Bagaimana tidak, mungkin ini kali pertama ia menginjakan kaki di restoran semewah dan semahal ini tentunya. Belum tentu kalau dengan orang selain Arfaaz, ia bisa merasakan ini Naina bergelayut manja di lengan kekar milik Arfaaz."Terimakasih ya Mas. Sudah mau membawaku kesini. Aku bahagia. Dan merasa tidak dibedakan," ujar Naina dengan lembut.Arfaaz tersenyum. Lebih tepatnya memaksakan senyum. Tapi tidak dengan hatinya yang dilanda panik luar biasa."Nah gitu dong Faaz. Kalau istri senang, maka rezeki suami juga akan mengalir deras. Siapa tau dengan rilek
Read more