Share

37. Dimana Kalian dulu?

Pasti semua orang yang ada disitu akan mengira Arindi akan meledak emosinya saat mendengar permintaan dari Mama Herman.

Tetapi tidak. Arindi sejenak diam. Namun sekejap kemudian air matanya tidak dapat terbendung lagi.

"Mudah sekali kalian berucap demikian. Kalian tidak tau betapa hancurnya hati saya dan orang tua saya waktu itu. Bagaimana saya menjadi bahan pembicaraan orang lain. Bagaimana saya dianggap wanita murahan. Dan bagaimana anak saya di cap sebagai anak haram. Kalian tidak tau kan?" tanya Arindi dengan air mata yang terus mengalir

Raut wajah kedua orang tua Herman menatap dengan penuh tidak enak hati.

"Biarkanlah kami anggap dia cucu sebagaimana mestinya kalau memang dalam tubuhnya mengalir darah putra kami," pinta mereka lagi.

Arindi berkacak pinggang

"Tidak perlu. Lebih baik seperti ini. Lebih baik dia tidak tau siapa ayah kandungnya yang sebenarnya," jawab Arindi dengan tegas.

"Tidak bisa begitu Arindi. Bagaimanapun juga Keenan harus tau siapa ayah kandungnya. Itu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status