Share

40. Anak Haram

Arindi hanya menatap Arfaa dengan nanar saat Bu Tami mengatakan bahwa Naina pergi entah kemana karena kecewa dengan Arfaaz.

"Cari dia Mas," perintah Arindi.

"Dia sudah besar Rin. Sudah tau mana yang salah dan mana yang benar. Sepertinya tidak perlu aku ajari lagi," jawab Arfaaz dengan enteng.

"Sebelum Mama berangkat seharusnya diperlakukan dengan baik. Justru dibuat pontang panting seperti ini. Merepotkan saja," gerutu Bu Tami sembari melipat tanganya di dada Tanpa sungkan bahkan di depan sang besan.

Arfaaz mendesah pelan.

"Sebaiknya kamu antar pulang mama saja Mas. Lagipula kamu besok harus kerja kan?" perintah Arindi dengan lembut

Sejenak Arfaaz bimbang. Tetapi gestur tubuh Arindi seolah selalu meyakinkan.

Terpaksa Arfaaz mengangguk menyetujuinya.

"Keenan ikut Papa pulang saja ya Nak. Hari sudah malam. Besok Keenan harus sekolah," lanjut Arindi kepada putra semata wayangnya tersebut.

Namun dengan cepat, Keenan langsung menggeleng.

"Aku mau disini saja. Mau sama mama," jaw
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status