Share

44. Pura-Pura Marah

Entah mengapa Naina begitu takut. Apalagi saat mendengar ia telah berada di hotel bersama laki-laki lain. Bayangan Arfaaz seketika langsung melintas di fikiranya.

Lagi-lagi Herman hanya tertawa kecil.

"Kamu takut?"

Rona wajah Naina yang berbeda sontak membuat wanita itu menganggukan kepalanya pelan.

"Tenang saja. Aku kemarin tidur di sofa kok. Ma'af ya aku bawa kamu kesini. Kemarin saat aku bertanya rumah kamu, justru kamu menggeleng tidak mau memberi tau. Mungkin kamu kemarin dalam pengaruh alkohol yang besar. Dan juga tak mungkin aku mengajak kamu untuk ke rumahku. Karena aku masih tinggal bersama orang tua," kata Herman.

Dan Naina mengangguk mengerti.

"Aku yang justru meminta ma'af kepadamu karena telah membuatmu repot," ujar Naina.

"Oh tidak apa-apa. Kamu temanya Clara, berarti temanku juga dong," jawab Herman yang memaksakan seulas senyum.

Naina tersenyum simpul.

"Apa kamu punya masalah berat hingga kamu minum sebanyak itu Nan?" tanya Herman.

Naina sejenak tertunduk.

"Oh ma'af b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status