Share

31. PAK ASMAT MARAH

Pak Asmat dan Bu Asih sejenak terdiam dengan pengakuan Herman. Entah kaget atapun percaya dengan apa yang disampaikan Herman.

"Saya serius Pak Bu. Ma'afkan saya yang tidak bisa menjaga hawa nafsu. Saya begitu menyayangi Arindi. Dan saya tau Arindi wanita baik baik yang tidak mungkin melakukan hal terlarang itu." kata Herman dengan lirih dan tertunduk.

Dada Pak Asmat tampak naik turun. Wajahnya mulai tampak tegang. Rahangnya mengeras. Dan ia bangkit. Tanpa aba-aba ia langsung menarik kerah baju Herman tanpa ampun.

"Dasar binatang. Mau kamu ku bunuh sekarang juga?" gertak Pak Asmat dengan emosi berapi-api. Bu Asih dibelakangnya juga tak kalah emosi dengan tangisnya yang terus berderai sembari menenangkan suaminya yang kalap.

"Kamu tau akibat perbuatanmu itu? Masa depan Arindi sudah rusak. Bagaimana ia tertatih tatih mengobati lukanya seorang diri? Bagaimana kami mencoba menguatkan walau hati kami juga ikut hancur? Ahh,"

Pak Asmat melepaskan kerah Herman dengan kasar. Sementara Herman ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status