Aku berdiri dan tersenyum ramah pada pria yang dulu pernah menjadi bagian dari perjalanan hidup. Iya, dulu sekali. Saat aku dan dia masih sama-sama memakai seragam SMA. "Iya, aku Zidan. Masa, kamu lupa sama aku. Aku aja masih ingat wajah kamu, lho, Al.""Ingat, kok. Aku juga masih ingat kamu," ucapku seraya memainkan jari-jari tangan. "Oh, syukurlah kalau masih ingat. Aku kira kamu sudah lupa denganku. Oh, iya kamu sedang apa di sini?" tanyanya lagi ingin tahu. "Aku sedang ....""Al."Aku menoleh pada pria yang keluar dari ruangannya. Aku tersenyum ke arah Adi, melupakan pertanyaan Zidan barusan. Melihat Adi, Zidan langsung mengangguk hormat dengan senyum ramahnya. Adi pun melakukan hal yang sama. Dengan dibantu kursi rodanya, Adi menghampiriku yang berdiri menghadap Zidan. "Alina tamu Bapak? Maaf, saya kira, tadi orang yang mau pesan kain," ujar Zidan kemudian. "Bukan. Dia wanita saya. Dia sedang menemani saya berkunjung ke sini. Kamu dari mana? Kenapa tidak ikut meeting?" "M
Baca selengkapnya