Share

Bab 88

"Kamu sedang tidak bercanda, kan Mas?" ujarku masih tidak percaya.

"Tidak, Al. Untuk apa aku bercanda dengan kematian? Amira memang sudah tidak ada. Dan sebagai suaminya, aku ingin memohon maaf atas nama dia kepadamu. Maafkan, Amira."

Aku meneguk ludah dengan sangat susah. Sungguh, aku masih belum percaya jika Amira adalah salah satu korban dalam kecelakaan tersebut.

Pantaslah wajah kedua orang yang ada di depanku itu terlihat berbeda. Mungkin luka-luka itu bekas dari kecelakaan yang mereka alami.

"Al, apa kamu tidak bersedia memaafkan Amira?"

"Tentu, Mas. Tentu saja aku memaafkannya. Aku juga minta maaf, jika mungkin selama aku kenal dengan kalian, ada kata-kata dariku yang menyakiti hati. Ibu, maafkan Alina, mungkin dulu Alina tidak menjadi menantu yang baik untuk Ibu," ujarku memandang wanita paruh baya itu seraya menangkupkan tangan.

Ibu beringsut dari tempat duduknya, ia menghampiriku dan memeluk tubuh ini seraya menangis sesegukan.

Ini adalah pertama kalinya Ibu Indah Soray
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Ni nyoman Sukarti
disegerakan saja thor.... ............
goodnovel comment avatar
Kamariah Ahmad
kesian Mas Haikal dan ibunya
goodnovel comment avatar
laie aksawang
knpa harus nak top up koin selalu.tak sok membaca
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status