Share

Bab 90

"Halo," ucapku menempelkan ponsel ke telinga.

"Rindu," ujar pria di sebrang sana.

"Salah sambung, Tuan. Namaku Alina, bukan Rindu. Yang namanya Rindu, sudah meninggal tiga minggu yang lalu," ujarku seraya mengulum senyum.

"Aku merindukan wanita pemilik suara ini, bukan mencari wanita bernama Rindu."

Aku terkekeh. Kemudian kaki tanpa alas ini melangkah ke arah balkon. Membuka pintu kaca hingga udara sejuk kurasakan dari luar sana.

"Al."

"Apa?" jawabku.

"Bagaimana dengan jantungmu? Yang di sini selalu berdebar, tidak sabar menunggu hari esok."

"Masa? Aku biasa saja," ucapku berbohong.

Dia tidak tahu, jika sebenarnya aku pun merasakan detak yang tidak biasa dari jantung ini. Seperti ada genderang yang ditabuh berirama di dalam sana.

"Ah, dasar bohong. Jujur saja, jika kamu pun sedang merasa deg-degan. Atau jangan-jangan ... kamu sudah tidak sabar untuk ritual esok malam?"

"Ritual esok malam? Ritual apa?" tanyaku menahan senyum seraya menyandarkan punggung pada pintu kaca.

"Ritual
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Ratnaningsih Ismail
aduh aku kon jadi ikut baper dan berbunga-bunga yaaa....hehe
goodnovel comment avatar
Ni nyoman Sukarti
ikutan bahagia, Terima kasih ya author............
goodnovel comment avatar
Kamariah Ahmad
happy happy happy
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status