“Mas, nggak apa-apa, kan, kalau orangtuaku ikut pindah ke sini?” Yuni kembali mengulangi permintaannya yang sempat dia utarakan kemarin-kemarin.Fery terlihat berpikir sejenak. Sebetulnya dia tak ingin ada orang lain di rumahnya. Namun, rasanya tak enak juga menolak keinginan istri barunya itu.“Kok, kayak yang mikir gitu, sih? Nggak ikhlas ya kalau orangtuaku tinggal di sini?” sentak Yuni terdengar marah. Matanya mendelik kesal.“Bu-bukan begitu. Kita, kan pengantin baru. Aku maunya kita nikmati waktu berdua dulu untuk sementara. Kita puas-puasin mesra-mesraan. Lagian kita nggak sempet pacaran, kan? Nah, sekarang waktunya kita buat pacaran tanpa gangguan. Lagian, orangtua kamu, kan, nggak terlantar juga. mereka ada di rumahnya Radit. Nggak jauh juga dari kita,” ungkap Fery.Yuni kembali mendelik. “Ternyata kamu itu tipe laki-laki yang nggak sayang sama orang tua, ya, Mas.”“Bukan, begitu, Yun ….”“Ah, udah, ah. Kamu memang nggak sebaik Mas Adit. Dia itu selalu ngabulin permintaan is
Read more