Share

Bab 95 Aku Mau Berubah

Penulis: Lia M Sampurno
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Mas, nggak apa-apa, kan, kalau orangtuaku ikut pindah ke sini?” Yuni kembali mengulangi permintaannya yang sempat dia utarakan kemarin-kemarin.

Fery terlihat berpikir sejenak. Sebetulnya dia tak ingin ada orang lain di rumahnya. Namun, rasanya tak enak juga menolak keinginan istri barunya itu.

“Kok, kayak yang mikir gitu, sih? Nggak ikhlas ya kalau orangtuaku tinggal di sini?” sentak Yuni terdengar marah. Matanya mendelik kesal.

“Bu-bukan begitu. Kita, kan pengantin baru. Aku maunya kita nikmati waktu berdua dulu untuk sementara. Kita puas-puasin mesra-mesraan. Lagian kita nggak sempet pacaran, kan? Nah, sekarang waktunya kita buat pacaran tanpa gangguan. Lagian, orangtua kamu, kan, nggak terlantar juga. mereka ada di rumahnya Radit. Nggak jauh juga dari kita,” ungkap Fery.

Yuni kembali mendelik. “Ternyata kamu itu tipe laki-laki yang nggak sayang sama orang tua, ya, Mas.”

“Bukan, begitu, Yun ….”

“Ah, udah, ah. Kamu memang nggak sebaik Mas Adit. Dia itu selalu ngabulin permintaan is
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 96 Rencana Busuk

    Dua bulan berlalu. Kehidupan pernikahan Fery dan Yuni tidak bisa dibilang lancar, namun juga tidak bisa dibilang buruk. Fery banyak mengalah pada Yuni yang usianya jauh di bawahnya. Fery paham betul jika Yuni memang masih perlu bimbingan darinya. Berbeda dengan saat dia bersama Amanda, selalu wanita itu yang mengalah padanya.“Maass!” teriak Yuni dari kamar mandi. Fery yang hendak pergi ke rumah sakit pun berbalik menuju kamar mandi.“Iya, kenapa, Yun?” ucapnya sambil mengelus dada. Istri barunya ini benar-benar menguji kesabaran.“Tolong ambilkan pembalut, aku barusan dapet,” teriak Yuni terdengar merengek seperti seorang anak pada ayahnya. Fery menggeleng pelan. Seumur-umur dia belum pernah menyentuh yang namanya pembalut sebelum menikah dengan Yuni. Hanya ketika bersama dengan istri barunya itu dia bahkan harus mengurusi pembalut segala.“Iya, sebentar,” sahut Fery yang lalu menuju lemari yang berisikan barang-barang milik istrinya. Dia tahu di mana menyimpan benda itu, karena semi

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 97 Bayangan Amanda

    Sesampainya di rumah sakit, Fery menyuruh seorang office boy untuk membelikannya makanan di kantin. Padahal biasanya saat dengan Amanda dulu, dia selalu sarapan di rumah dan sampai di rumah sakit langsung mengecek pasien ke ruangan. Namun sekarang, hidupnya terasa semakin kacau, terlebih setelah kehadiran kedua mertuanya di rumah.“Sarapan di sini lagi, Bro!” Radit yang melihat kebiasaan baru sahabatnya itu meledek.“Diem, deh, elu. Mentang-mentang punya bini perhatian, malah ngeledek,” sahut Fery yang mulai menyuap sarapannya.“Lah, bukannya Amanda dulu ngerawat elu dengan baik? Meski kalian nggak saling tergur sapa, tapi dia selalu menuhin semua kebutuhan elu, kan?” ujar Radit mengingatkan.Fery pun tersenyum miris mendengarnya. Memang benar apa yang dikatakan Radit, tetapi bila mengikuti kata hati … aah, rasanya sekarang dia tidak menemukan rasa mendingnya. Keduanya tetap terasa menjadi beban. Jika dengan Amanda dia merasa beban karena tak pernah ada rasa cinta meskipun wanita itu

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 98 Undangan

    Selesai makan malam yang sangat sederhana, Fery mengambil vacum cleaner dan mulai membersihkan debu juga remahan makanan yang terserak di lantai. Melewati Yuni yang sedang focus dengan ponselnya juga Narsih yang mulai menonton sinetron lagi. Sementara itu Narto sedang merokok di ruang tamu.“Waduh, Nak Fery jadi yang beres-beres,” ujar Narsih mengangkat kakinya ke atas sofa. “Maaf, lho, Nak Fery, Ibu nggak bisa pake peralatan yang begituan. Takut malah rusak.”Fery hanya mengulas senyum malas. Jika memang mereka ingin membantu beres-beres, pasti akan berusaha belajar, tetapi karena sudah sifatnya pemalas jadi segala macam jadi alasan.“Kenapa sih kamu nggak nyoba cari pembantu aja, Mas? biar nggak usah repot-repot lagi.” Yuni terdengar ngegas. Fery tak mau menjawab walaupun dia memang sudah membicarakan itu dengan Radit tadi siang dan sahabatnya itu pun berjanji akan mencarikan seseorang untuk menjadi ART di rumah Fery.Lelaki itu terus fokus membersihkan lantai yang banyak sekali rem

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 99 Apakah ini Amanda?

    Dan di saat Fery akan berangkat ke Jakarta, Yuni menghadang sang suami dengan kemarahan.“Kamu nggak boleh pergi tanpa aku,” ancamnya dengan mata melotot. Kedua tangannya direntangkan menghalangi pintu.“Yun, please. Aku sedang tidak ingin berdebat. Sudah kubilang kalau saat ini aku belum bisa membawamu dan memperkenalkanmu pada semua temanku. Ok lah, untuk temanku yang di sini tahu soal kamu, tapi untuk temanku yang di Jakarta—““Berangkat denganku atau kamu tidak usah pergi sekalian!” bentak Yuni dan membantik pintu yang terbuka.Fery mengembus napas kasar. wajahnya terlihat nelangsa menghadapi sikap sang istri yang begitu kekanak-kanakan.“Yun ….”“Aku ikut, atau kamu nggak boleh keluar dari rumah ini!” Yuni kembali mengancam.Fery mengembus napas kasar. Tak tahu meski bagaimana lagi agar Yuni mau mengerti kondisinya yang masih terikat pernikahan dengan Amanda.“Aku mohon, Yun. Aku nggak mau ada keributan di sana. aku tidak mau kalau sampai orangtuaku tahu soal kita.”“Itu yang aku

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 100 Misi Brian

    “Apa bener ini kamu?” tanya Darius masih terkesima dengan wanita di hadapannya yang begitu cantik mempesona.Amanda mengangguk pelan dengan senyuman manis dan membuat mulut Darius kembali menganga.“Beneran? Kamu cantik sekali, Amanda,” puji Darius masih dengan mimik wajah terkesima.“Terima kasih, Pak.” Amanda menjawab dengan anggukan sopan.“Mmh, maaf, kalau boleh tau apa yang mau Bapak sampaikan pada saya?” tanya Amanda berusaha menyadarkan kembali Darius yang masih melongo dan menatapnya tak berkedip.“Eh, i-iya, maaf sampai lupa soal itu. Ayo, sini,” ajak Darius pada Amanda. Mereka menuju sebuah meja bundar dengan empat kursi yang mengelilinginya.Mereka duduk berhadapan. Darius meminta pelayan untuk membawakan dua jus jeruk dan camilan.“Begini,” ujar Darius memulai obrolan sambil menunggu minumannya datang.“Aku mau ngajuin kerjasama dengan sebuah rumah sakit baru di kampung Suniagara. Nah, aku minta kamu yang pegang. Kamu marketing yang sudah berpengalaman. Aku denger suami k

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 101 Pertemuan Mencengangkan

    Sebelum pulang ke Suniagara, Fery menyempatkan diri mengunjungi rumah orangtuanya. Lagi pula, dia memang sudah lama tak mengunjungi orangtuanya itu.“Fer, kamu sendirian ke sini?” tanya sang Ibu yang heran melihat putranya datang sendirian.“Mmh, eh, iya, Ma,” jawab Fery terlihat kikuk.“Memangnya Manda ke mana?” sang ayah yang baru keluar dari kamar langsung menimpali.Fery langsung tak enak hati, karena tahu jika Amanda adalah menantu kesayangan ayahnya.“Mmh, tadi sih, bilangnya mau ada perlu. Nggak tau, deh, perlu apaan,” jawab Fery mulai melancarkan misinya untuk membuat Amanda terlihat jelek di mata orang tuanya.“Ada perlu? Mestinya kamu antar dia, bukannya biarin dia begitu aja.” Sang ayah terlihat marah. “Kebiasaan kamu itu kalo biarin Amanda pergi sendirian.”“Tadi memang Amanda sendiri yang minta untuk pergi sendiri. Entahlah, akhir-akhir ini dia memang suka begitu. Pamit pergi dan tak mau aku temani,” ungkap Fery dengan kebohongan.“Masa, sih?” sang Ibu tampak tak percaya

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 102 Berkunjung Ke Rumah Mertua

    Fery masih diam mematung dengan mata yang melotot dan mulut yang menganga. Begitu terkesima, atau … justru dia sedang terpesona dengan wanita yang penampilannya sudah jauh berbeda.“Kamu kenapa, sih, Fer? Lihat istri sendiri aja sampe segitunya.” Ani mengibaskan tangannya di depan muka sang putra yang sedari tadi hanya melongo. Lelki itu sontak mengerjapkan matanya dan melengos malu.Sementara itu Amanda bersorak dengan senyum penuh kemenangan di dalam hatinya. Dia melirik sang suami dengan ujung matanya. Amanda mulai merasa jijik dengan laki-laki yang selama ini selalu menghinanya. Karena sejatinya fisik itu mudah sekali untuk diubah. Saat ini teknologi dan perkembangan ilmu kecantikan sudah maju pesat. Jika ingin cantik secara fisik, bisa memakai berbagai perawatan. Atau jika ingin cantik secara instan, bisa melakukan operasi plastik.Namun, Amanda hanya melakukan operasi lasik pada matanya agar tak lagi memakai kaca mata, dan melakukan perbaikan susunan giginya yang tak beraturan.

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 103 Inikah Rasanya Kecewa?

    Selesai makan yang sebenarnya Amanda hanya menyicipi saja, karena tadi dia sudah makan di kafe dengan Brian, orang tua Fery harus pergi ke acara ulang tahun salah satu sahabat mereka. Jadi, otomatis di rumah hanya tinggal Amanda dan Fery juga ART yang lebih banyak menyibukkan diri di belakang.Dua orang yang duduk berhadapan itu terlihat saling diam. Amanda menunduk menatap piringnya yang sudah kosong sejak tadi.Sementara itu, Fery memainkan gelas minumnya sambil sesekali melirik pada istrinya. Aneh, kata-kata kasar dan hinaan yang biasa meluncur indah dari mulutnya kini seakan menghilang entah ke mana. Lelaki itu bahkan tak sanggup untuk bertanya kenapa? Untuk apa? Atau apakah dirinya yang menjadi alasan Amanda mengubah penampilannya itu?Amanda merasa tak perlu untuk mempertahankan dirinya untuk berada di sana lagi.“Kamu mau ke mana?” tanya Fery saat melihat Amanda beranjak dari tempat duduknya. Wanita itu merasa aneh karena sang suami akhirnya peduli dia akan pergi ke mana. Hal y

Bab terbaru

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 262 Akhir

    “Tak perlu basa basi,” jawab ibunya Hanif terlihat emosi. Dia sangat kesal karena melihat Maria yang terlihat mewah. Sementara dirinya justru terlihat kumal.“Baiklah kalau tidak boleh berbasa basi. Sepertinya kalian tetap saja sial walaupun sudah mengusir Maria.” Denis tersenyum miring.Mata Hanif langsung melotot, begitu juga dengan ibunya.“Enak aja kamu bilang kami sial. Hanif ini sekarang bekerja di perusahaan bonafid. Dia ini jadi manager,” balas ibunya Hanif dengan mata melotot.Denis tersenyum miring. “Oh ya? Benarkah? Anak Ibu bilang jadi manager?” tanyanya dengan nada mencibir.“Ya, tentu saja. Bukan begitu, Hanif?” ujar wanita paruh baya itu dengan dagu yang mendongak.“I-iya, tentu saja,” jawab Hanif tergagap.“Oh begitu. Baguslah kalau memang dia sudah jadi manager. Permisi, kami mau mencari peralatan bayi,” pamit Denis yang lalu menuntun Maria untuk memasuki toko.Istrinya Hanif pun ikut mengekor sambil menarik Hanif untuk segera masuk ke dalam toko. Namun, lelaki itu me

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 262 Bertemu Hanif

    Maria tersipu malu saat bangun keesokan harinya. Dia merasa berbunga-bunga karena telah menjadi seorang istri yang utuh bagi Denis. Dia menutupi tubuhnya yang polos dengan handuk yang terserak di lantai.“Mbak, Mbak Maria.” Terdengar panggilang dari Bi Noneng.“I-iya, Bi?” Maria gegas membuka pintu itu sedikit. Ternyata wanita itu tengah menggendong Amanda yang habis menangis.“Astagfirullah, Sayang maafin Mama,” ujar Maria yang langsung membuka pintu dan mengambil Amanda dari tangan Bi Noneng.Wanita paruh baya itu tak sengaja melihat ke dalam kamar di mana ada Denis yang masih terlelap di atas kasur milik Maria.“Eh.” Maria tampak malu karena kepergok telah sekamar.Bi Noneng malah tersenyum dan mengelus pundak Maria. “Sudah sewajarnya, toh? Pak Denis itu suamimu, Mbak. Dia seperti orang gila sewaktu Mbak Maria pergi dari rumah. Dia sering melamun dan gelisah,” ucapnya.“Kalian berhak bahagia. Saya ikut senang, Mbak,” pungkasnya sebelum beranjak pergi.Maria masih terpaku setelah me

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 261 Aku Cinta Kamu

    Maria gegas menyilangkan kedua tangan pada dua area sensitifnya. Dia begitu malu dengan perlakuan Denis padanya. Maria hendak jongkok untuk mengambil lagi handuknya, tetapi tangan Denis lekas menahannya.Maria mendongak melihat pada lelaki yang menggelengkan kepalanya. Denis lalu menarik Maria agar kembali tegak berdiri.“Ba-pak, saya ….” Wajah Maria sudah merah saking malunya.“Ini bukan pertama kali kamu melakukannya, bukan? Seharusnya aku yang mesti malu, karena ini adalah hal yang pertama buatku,” ucap Denis yang semakin membuat Maria tersipu malu. Wanita itu menunduk dalam.“Saya … rasanya tidak pantas untuk Bapak. Saya ini hanya perempuan miskin pembawa sial,” ucap Maria dengan suara tercekat. Namun, Denis justru menarik dagu Maria agar kembali menatapnya.“Aku akan buktikan jika kamu adalah wanita yang penuh keberuntungan,” balas Denis dengan tatapan lekat. Dia berusaha memupuk cinta itu agar semakin subur. Maria bukan wanita yang sulit untuk dicintai. Wanita itu begitu tulus

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 260 Suapi Aku

    Maria hanya diam selama perjalanan. Dengan hati terpaksa Maria ikut pulang dengan Denis. Mau bagaimana lagi, Amanda tak bisa lepas darinya. Anak itu menangis keras saat Maria menyerahkan pada Denis.Entah apa yang akan terjadi nanti, mungkin Maria akan minta Denis untuk mencarikan baby sitter baru, lalu dirinya akan meminta cerai dan pergi.Denis sesekali melirik ke samping kirinya dan melihat Maria yang memangku Amanda yang tertidur lelap.“Kamu sudah makan?” tanya Denis yang merasa kasihan sekali melihat istrinya itu begitu kurus.Maria mengangguk pelan.“Makan apa?” telisik Denis penasaran.Maria terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab, “Aku makan bubur sisa Amanda tadi.”Denis memejamkan matanyanya sejenak dan menggeleng. Pantas saja wanita itu begitu kurus, karena hanya makan makanan sisa anaknya. Lelaki itu beristigfar dalam hatinya.Benar kata Amanda, jika Maria adalah wanita terbaik yang bisa menggantikannya.“Kita makan dulu,” ujar Denis lalu membelokan mobilnya menuju sebu

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 259 Akhir Pencarian Denis

    Fery segera membuat pengumuman orang hilang dan menyebarnya di berbagai media sosial. Dia yakin cara itu akan jauh lebih mudah dilihat orang-orang saat ini.Dia juga menjanjikan akan memberi imbalan yang besar bagi yang memberikan kabar tentang keberadaan Maria seperti dulu.Fery sangat khawatir dengan nasib Amanda juga pengasuhnya itu.Maria hanya wanita lemah yang membawa seorang bayi. Dia yakin akan susah untuk mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan.Saat ini Maria sedang menyetrika di sebuah rumah. Sementara Amanda duduk sambil memainkan boneka usang yang ditemukan Maria di tempat sampah. Boneka monyet yang dia ambil dan dicuci sampai bersih, lalu dia berikan untuk mainannya Amanda.Beruntung anak itu sangat baik dan tak banyak rewel. Asal sudah kenyang maka tak akan ada lagi rengekan.Setiap hari Maria mengutamakan perutnya Amanda sebelum dia yang makan. Asalkan Amanda sudah kenyang, maka dia akan memakan sisanya, walaupun itu hanya bubur nasi.Tubuh Maria semakin kurus

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 258

    Mobil Denis meluncur cepat menuju kontrakan Fany. Dia merasa yakin jika Maria akan pergi dan menginap di sana.Denis memukuli handel stirnya saking tak sabar. Jalanan dipadati kendaraan, sehingga macet.“Sial! Kenapa malah macet segala!” rutuk Denis sangat kesal. Berulang kali dia melirik pada jam yang melingkar di tangannya, sudah hampir jam 9 malam.“Mudah-mudahan saja Maria benar ke rumahnya Fany. Kalau tidak ….” Denis bahkan tak mampu melanjutkan kalimatnya sendiri. Dia khawatir jika terjadi apa-apa pada Maria juga Amanda.Mobilnya perlahan melaju, hingga akhirnya menemukan persimpangan, Denis memilih jalan lain yang tidak macet walaupun lebih jauh.“Huuft!” Dia mengembus napas kasar. Kemacetan telah membuatnya hampir kehilangan akal sehat.“Jakarta semakin hari semakin macet aja. Mengerikan!” umpatnya kesal. Namun, sekarang mobil itu sudah melaju kencang menuju kontrakan Fany yang jaraknya tak jauh lagi.Denis memarkir mobil sembarangan. Dia membanting pintu dan melangkah cepat

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 257 Kepergian Maria

    “Bagaimana kamu bisa ada di sini?” tanya Denis terperanjat turun dari tempat tidurnya.“Aahh, semalam, kan, aku anter kamu pulang ke sini. kenapa kamu lupa?” Irene malah menguap.“Sial!’ umpat Denis yang langsung pergi ke kamar mandi.“Kamu cepat pakai baju dan pulang!” usir Denis sambil membanting pintu kamar mandinya.Irene justru semakin berleha-leha di atas tempat tidur. Namun, rasa haus menyiksa tenggorokannya. Dia lalu bangkit dan turun. Sambil celingak-celinguk dia mencari dapur. Lalu, matanya menangkap sosok Maria yang sedang menyiapkan sarapan.“Hei, kamu pembantu di sini?” tanya Irene sambil memainkan rambutnya. Maria meliriknya dengan hati yang teramat sakit. Irene hanya mengenakan pakaian seadanya.“Iya, Mbak. Mau sesuatu?” tanya Maria dengan sopan.“Aku haus,” jawab Irene yang kemudian duduk di kursi makan.“Tunggu sebentar, saya ambilkan air,” kata Maria yang berbalik menuju dapur dan tak lama kembali dengan segelas air putih.“Silakan diminum, Mbak,” ucap Maria sambil m

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 256 Mimpi

    Meski tahu jika Denis sama sekali tak menganggapnya seorang istri, tetapi bagi Maria sikap Denis yang seperti itu tetap saja keterlaluan dan melukai harga dirinya sebagai istri. Apalagi sekarang Denis sudah berani membawa wanita lain ke rumah mereka.Maria tak bisa memejamkan matanya. Hatinya gelisah memikirkan apa yang tengah dilakukan dua insan berlainan jenis itu di kamar suaminya.Amanda sudah tidur sejak tadi setelah kenyang menyusu, tetapi Maria tak bisa ikut terlelap padahal badannya sangat lelah.Maria menatap sendu pada Amanda. Jika bukan karena rasa sayangnya pada anak itu, mungkin dia sudah memilih untuk kembali melarikan diri dan menghilang saja.Maria keluar dari kamarnya dan mengendap mendekat ke kamar Denis. Ingin rasanya mendobrak pintu kamar itu dan menyuruh wanita yang datang bersama Denis itu untuk pergi. Namun, hatinya masih tak berani melakukannya.Rasa pedih dan tak berdaya membuatnya luruh dan bersimpuh di lantai dingin itu dengan air mata yang berderai.Kemudia

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 255 Denis Berulah

    Pagi-pagi Denis seperti biasanya hendak sarapan setelah bersiap dengan setelan kerjanya. Maria sengaja menyiapkan sendiri sarapan untuk lelaki yang kini menjadi suaminya. Walaupun dia tahu jika Denis tak akan pernah menganggapnya sebagai seorang istri, tetapi bagi Maria kewajiban tetaplah kewajiban.“Ke mana Bibi? Kenapa kamu yang nyiapin sarapan?” tanya Denis sambil menarik kursi.“Mmh, ada. Bibi lagi beresin perabotan bekas masak,” jawab Maria ragu-ragu.“Lain kali biar si Bibi aja yang nyiapin sarapan. Kamu urus Amanda saja,” kata Denis.Maria mengangguk pelan tak bisa mendebat.“Ingat, pernikahan ini hanya status saja, Maria. Jangan kamu anggap serius. Tidak perlu kamu melayani aku seperti seorang istri. Mengerti?” Denis kembali mengingatkan.“Iya, pak. Saya mengerti. Tapi maaf, saya di sini hanya sebagai pelayan, karena itu saya juga berkewajiban melakukan apapun sebagai pelayan,” sahut Maria dengan suara yang parau.“Hmm, baiklah. Tapi … saya harap kamu tidak melalaikan tugas

DMCA.com Protection Status