Lelaki berkemeja kotak-kotak itu mengerutkan keningnya. Rasanya sedikit sulit untuk percaya dengan orang-orang yang kata Yasmin sebagai orangtua juga adiknya. Sama sekali tidak ada kemiripan di antara mereka barang sedikit pun.Namun, sebagai orang yang beretika, Radit tak mungkin mengusir mereka begitu saja. Lagi pula, bagaimana jika seandainya mereka benar-benar orang tua Yasmin.“Selamat siang, Pak, Bu. Perkenalkan, saya Adit, suaminya Yasmin. Dan ini Meisya anak pertama kami,” ucap Radit dengan ramah.“Wah, cantik sekali,” puji Narsih mengusap kepala Meisya. Gadis kecil itu tampak tak nyaman. Namun, meski begitu dia tetap mengulurkan tangannya untuk mencium tangan Narsih, Narto juga Yuni.“Maaf, Bu, Meisya memang agak pemalu,” ujar Radit, karena putrinya langsung ngeloyor setelah bersalaman. Ketiga orang itu pun hanya tersenyum memaklumi.“Sayang, siapkan makan siang, biar kita makan siang bersama,” bisik Radit pada istrinya. Yasmin pun mengangguk.“Bi Sri sudah siapkan, Mas. Seb
Read more