Share

Bab 71

Aku tersenyum dan mengangguk, lalu menatap pada Yani yang tersenyum penuh kemenangan. Dia bahkan memepet tubuh Wahyu hingga mereka berdempetan.

“Tapi … kamu jangan mau enaknya aja. Ambil sekalian ini anaknya. Urus. Susuin. Jangan sampai dia terlantar,” ucapku sambil melepaskan si Wadni dari kain gendongan lalu menyerahkannya pada dua orang itu.

“Eh, Lis. Tega kamu. Masa mau ninggalin si Wandi?” kata si wahyu melongo. Aku tertawa menyeringai.

“Kamu yang bertanggungjawab harus merawatnya. Sekarang kamu mau kawin sama si Yani, kan? Biar dia saja yang ngurus si Wani. Aku mau pergi,“ ucapku ketus dan berbalik meninggalkan dua orang itu juga riuh cibiran orang-orang yang nongkrong di warung.  Mereka itu biang gosip. Aku yakin tidak perlu sampe besok kabar ini akan menyebar sekampung Suniagara.

Emaknya si Wahyu melotot saat melihat aku ngeloyor b

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status