POV Marni Kukira, setelah minum obat, demam Mas Anto akan mereda. Akan tetapi, jam sebelas malam, suhu badannya makin panas. Dia bahkan mengigau beberapa kali. Mas Anto yang biasanya kuat, tampak tak berdaya dengan menggulung dirinya sendiri dan mengeluh kedinginana, padahal sudah berlapis selimut kuletakkan di tubuhnya.Aku dilanda kecemasan, baru kali ini merawat Mas Anto yang sakit. Jika di rumah kami yang dulu, bisa saja menelpon Ibu dan Ayah untuk mengadu, sedangkan di sini, kami tak kenal siapa-siapa. Kami hanya mengenal Mawar dan Pak Joko, Mas Anto pun tampak tak menyukai mereka. Tak mungkin meminta pertolongan pada mereka di tengah malam begini."Mas, Mas!" Kupanggil dia sekali lagi, matanya masih terpejam, sedangkan bibirnya mengeluarkan suara merintih.Aku bangkit, mengambil sebaskom kecil air dan mencelupkan handuk ke sana. Hanya ini yang kutahu, ilmu yang kulihat dari Ibuku setiap kali kami diserang demam. Aku tak tau dengan obat, karena kalau demam, Ibu hanya merawat kam
Read more