Share

Permen Gula Merah

Aku berjalan cepat ke arah pintu saat bunyi deru mobil disusul bunyi bel beberapa kali. Mas Anto pulang, wajah lelahnya terlihat jelas di mataku.

"Belum menyapu, Marni?" tanya Mas Anto melihat seisi rumah. Memang, aku baru selesai memasak, menyapu belum.

"Maaf, Mas. Belum."

Mas Anto meletakkan tas kerjanya. Lalu mengambil sapu yang tergantung di dekat dapur. Kulihat dia mengerjakan pekerjaan rumah itu tanpa banyak bicara, bahkan tak menanggalkan baju kerjanya terlebih dahulu. Dia berbeda dengan Mas Anto yang berasa di kilasan ingatan itu.

Sepuluh menit, rumah bersih, sampah makanan telah dikumpulkan Mas Anto dan dimasukkan ke tong sampah.

Mas Anto duduk di sofa sambil menyandarkan tubuhnya.

"Mas, mau minum kopi?"

"Air putih saja, aku haus."

Dia memejamkan matanya, tangannya diletakkan di dahi.

Setelah mengambil air putih ke dapur, kusodorkan pada Mas Anto. Saat tangan kami bersentuhan, kurasakan tangan Mas Anto terasa panas dari pada biasanya.

"Mas sakit?"

"Mungkin gejala demam. Ambi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status