Share

"Mas, Ayo Kita ke Pulau!"

"Apa ini, Pak?" tanyaku pada Pak Joko, dia tersenyum semringah dan langsung mendekatiku di dalam bus. Soalnya tempat duduk di sampingku kosong, pria baya itu sudah duduk manis di sana.

"Sarapan untukmu, khusus kumasak untukmu. Rasanya dijamin enak."

Aku menerima dengan terpaksa. Tak enak juga rasa hati menolak pemberian Pak Joko.

"Jangan lupa dimakan, ya!" katanya tersenyum lebar. Setelah memberi jarak berhari-hari, Pak Joko mulai mendekatkan diri kembali. Bagiku, lebih bagus kami tak dekat sama sekali, setelah kutahu, Pak Joko mengidap kelainan seksual.

"Bagaimana kabar istrimu? Apa kehamilannya baik-baik saja?"

"Marni baik."

Pak Joko memang suka menunjukkan perhatian, tapi setelah kutahu yang sebenarnya, aku malah risih.

"Dia wanita yang setia."

"Benar. Jarang wanita seperti itu saat ini, kau beruntung mendapatkannya, dia beruntung mendapatkanmu."

"Ya, kami sama-sama beruntung."

Pak Joko tersenyum, senyum yang dipaksakan.

"Ngomong-ngomong, aku dan Mawar akan bercerai. Tak ada al
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status