Share

Aku Ingin Pulang Kampung

"Anak ke berapa, Mas?" tanya dia lebih dulu.

"Baru pertama, Mas. Nikahnya telat." Aku menjawab dengan senyum. "Mas, anak ke berapa?"

"Ini yang ke enam. Kakak dan abangnya ada di rumah."

"Wah, ke-enam, ya." Aku mengangguk kagum. Sedangkan Marni, sama dengan istri pria di sampingku, matanya mulai sayu setelah menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi.

Kursi antrian ini terletak di lorong yang langsung membelakangi taman, angin sepoi-sepoi yang sejuk di siang hari, memang membuat kondisi udara terasa nyaman. Kami mendapatkan antrian ke dua belas, sedangkan saat ini dokter masih menangani pasien nomor tiga. Masih lama.

"Mengantuk?" tanyaku pada Marni. Wanita itu mengangguk.

"Dan lapar," sahutnya.

"Ayo kita jalan-jalan, kuyakin rumah sakit sebesar ini memiliki kantin."

"Ayo!" Marni ikut bangkit. Duduk menunggu dengan nomor antrian yang masih jauh pasti sangat membosankan. Karena satu pasien rata-rata ditangani selama lima belas menit, artinya butuh waktu beberapa jam untuk mencapai nomo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Gypsum Pvc Atap Dek
ditunggu updatenya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status