"Sa, aku keluar makan siang dulu, ya. Nanti kalau ada yang penting banget, baru telpon aku. Oke?" ucapku pada Salsa. "Oke. Tenang aja, aku bisa kok handle di sini selama kamu kencan." jawab Salsa dengan senyum yang sengaja meledekku. "Bisa aja kamu, Sa. Tapi, makasih lho. Kamu pengertian banget." balasku sambil bersiap menjemput Winda di butik. "Iya dong, Nan. Aku tu kenal kamu bukan baru kemarin sore. Aku tau lah gimana kamu. Selama ini, yang ada dalam pikiran kamu kan cuma belajar dan bekerja. Baru kali ini aku liat kamu bersemangat untuk keluar, padahal cuma pergi makan siang. Jadi, aku yakin ini bukan makan siang biasa," tebak Salsa tidak salah lagi. "Yap, kamu benar. Aku lagi deketin perempuan yang udah lama banget aku suka. Dia dulu pasien aku, Sa." "Jadi, ceritanya pasienku idolaku nih?" "Ya, namanya juga usaha. Soalnya dia pernah gagal berumah tangga. Dan parahnya lagi, mantan suaminya hampir aja ngebunuh dia. Itu m
Read more